Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Sabtu 7 Desember 2024.
Kalender Liturgi hari buat Sabtu 7 Desember 2024 merupakan Hari Sabtu Pekan I Adven, Perayaan Wajib Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Sabtu 7 Desember 2024:
Bacaan I – Yes. 30:19-21,23-26
Sungguh, hai bangsa di Sion yang diam di Yerusalem, engkau tidak akan terus menangis. Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau, apabila engkau berseru-seru; pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab.
Dan walaupun Tuhan memberi kamu roti dan air serba sedikit, namun Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri lagi, tetapi matamu akan terus melihat Dia,
dan telingamu akan mendengar perkataan ini dari belakangmu: “Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya,” entah kamu menganan atau mengiri.
Lalu TUHAN akan memberi hujan bagi benih yang baru kamu taburkan di ladangmu, dan dari hasil tanah itu kamu akan makan roti yang lezat dan berlimpah-limpah. Pada waktu itu ternakmu akan makan rumput di padang rumput yang luas; sapi-sapi dan keledai-keledai yang mengerjakan tanah akan memakan makanan campuran yang sedap, yang sudah ditampi dan diayak.
Dari setiap gunung yang tinggi dan dari setiap bukit yang menjulang akan memancar sungai-sungai pada hari pembunuhan yang besar, apabila menara-menara runtuh.Maka terang bulan purnama akan seperti terang matahari terik dan terang matahari terik akan tujuh kali ganda, yaitu seperti terangnya tujuh hari, pada waktu TUHAN membalut luka umat-Nya dan menyembuhkan bekas pukulan.
Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur Kepada Allah
Mzm. 147:1-2,3-4,5-6
- Haleluya! Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji itu.
- TUHAN membangun Yerusalem, Ia mengumpulkan orang-orang Israel yang tercerai-berai;
- Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka;
- Ia menentukan jumlah bintang-bintang dan menyebut nama-nama semuanya.
- Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga.
- TUHAN menegakkan kembali orang-orang yang tertindas, tetapi merendahkan orang-orang fasik sampai ke bumi.
Bacaan Injil – Mat. 9:35-10:1,6-8
Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.
Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” ?lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?:”Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itupun bangun lalu pulang.
Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.
Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.
Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.
Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”
Yesus mendengarnya dan berkata: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.
Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”
Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.
Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.”
Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: “Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.”
Lalu Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.
Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya.
Karena katanya dalam hatinya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”
Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.
Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut,
berkatalah Ia: “Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur.” Tetapi mereka menertawakan Dia.
Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu.
Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu.
Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.”
Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.”
Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.”
Maka meleklah mata mereka. Dan Yesuspun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: “Jagalah supaya jangan seorangpun mengetahui hal ini.”
Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.
Sedang kedua orang buta itu keluar, dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan.
Dan setelah setan itu diusir, dapatlah orang bisu itu berkata-kata. Maka heranlah orang banyak, katanya: “Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel.”
Tetapi orang Farisi berkata: “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.”
Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.
Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya,
Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus,
Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria,
melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.
Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.
Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus
Renungan Harian Katolik Sabtu 7 Desember 2024
Hidup di dunia ini sering kali membuat kita merasa terjebak antara tuntutan pekerjaan, keluarga, dan segala jenis tekanan yang datang. Kita seringkali dilanda kebingungan tentang bagaimana bisa menjalani kehidupan dengan baik, seimbang, dan tetap penuh makna. Namun, Injil hari ini mengajarkan kita tentang pentingnya hikmat dalam setiap langkah yang kita ambil, terutama dalam melihat dan merespons dunia yang penuh dengan tantangan ini.
Yesus, dalam perjalanan-Nya mengajar dan menyembuhkan, menunjukkan belas kasihan kepada orang banyak yang lelah dan terlantar. Beliau memahami bahwa hidup ini penuh dengan beban dan perjuangan, dan sering kali kita merasa seperti “domba yang tidak bergembala.” Dalam dunia yang serba cepat dan penuh dengan berbagai keinginan, kita sering kali kehilangan arah dan merasa terasing.
Namun, Yesus juga memberi kita petunjuk yang sangat jelas: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.” Ini adalah panggilan untuk kita agar tidak hanya melihat tantangan hidup, tetapi juga untuk mencari cara untuk menjadi bagian dari solusi. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin merasa tidak cukup mampu atau terlalu sibuk dengan urusan pribadi, namun setiap dari kita memiliki kesempatan untuk membawa perubahan, sekecil apapun itu.
Hikmat yang diajarkan Yesus tidak hanya dalam bentuk kata-kata atau teori, tetapi dalam tindakan nyata. Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk menyembuhkan orang sakit, mengusir roh jahat, dan memberikan belas kasihan kepada orang-orang yang membutuhkan. Di dunia yang materialistik ini, kita sering kali terjebak dalam keinginan untuk memiliki lebih banyak—baik dalam hal kekayaan, status, atau kesuksesan. Namun, Yesus mengingatkan kita bahwa sejatinya yang dibutuhkan oleh dunia adalah kasih dan kepedulian. Untuk menjadi pekerja di ladang Tuhan, kita dipanggil untuk memberi tanpa mengharapkan imbalan, untuk menyembuhkan dengan hati yang tulus, dan untuk memberi harapan kepada mereka yang terjatuh dalam keputusasaan.
Dalam kehidupan sehari-hari, ini berarti menjalani hidup dengan tujuan yang lebih besar daripada sekadar memenuhi kebutuhan pribadi. Ini juga berarti memiliki sikap yang penuh belas kasihan, tidak hanya kepada mereka yang dekat dengan kita, tetapi juga kepada mereka yang mungkin kita anggap kurang beruntung atau berbeda. Dalam setiap tindakan kita—baik itu dalam pekerjaan, hubungan keluarga, atau interaksi sosial—kita diajak untuk mencerminkan kasih dan hikmat Tuhan. Hidup dengan hikmat adalah hidup yang bisa melihat di luar diri kita sendiri dan berusaha memberikan yang terbaik untuk sesama.
Bacaan dari Yesaya mengingatkan kita akan janji Tuhan yang selalu mendengarkan dan menjawab seruan kita. Jika kita mendengarkan suara-Nya, Dia akan menunjukkan jalan yang benar, yang membawa kita menuju kehidupan yang berkelimpahan. Dalam dunia yang seringkali membingungkan ini, hikmat Tuhan akan memberi kita arah yang jelas. Dengan memohon pada Tuhan untuk memberi kita kebijaksanaan, kita bisa menjalani hidup dengan lebih tenang, penuh pengertian, dan mampu membuat keputusan yang bijaksana.
Hikmat dalam kehidupan duniawi ini tidak hanya datang dari pengetahuan atau pengalaman pribadi, tetapi juga dari kesediaan untuk mendengarkan dan mengikuti petunjuk Tuhan. Dengan melibatkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita—baik dalam pekerjaan, hubungan, maupun keputusan-keputusan yang kita buat—kita akan menemukan bahwa hidup ini menjadi lebih bermakna dan damai.
Mari kita renungkan hari ini: Bagaimana kita bisa hidup dengan lebih bijaksana? Apakah kita cukup peka terhadap kebutuhan orang lain? Di mana kita bisa menunjukkan kasih dan perhatian lebih? Semoga kita semua diberikan hikmat untuk berjalan dengan bijak dalam kehidupan ini, menjadi terang bagi dunia, dan menjadi pekerja-pekerja yang setia di ladang Tuhan.
Doa Penutup
Tuhan yang penuh kasih, tuntunlah langkahku agar selalu selaras dengan kehendak-Mu. Berikanlah aku kekuatan untuk mengasihi seperti Engkau mengasihi, dan kebijaksanaan untuk hidup dalam kebenaran-Mu. Amin.