Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 6 Desember 2024. Kalender Liturgi hari buat Jumat 6 Desember 2024 merupakan Hari Jumat Pertama di Bulan Desember 2024 dan Pekan Adven ke-I, Warna Liturgi Ungu.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 6 Desember 2024:
Bacaan I – Yes. 29:17-24
Bukankah hanya sedikit waktu lagi, Libanon akan berubah menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan?
Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar perkataan-perkataan sebuah kitab, dan lepas dari kekelaman dan kegelapan mata orang-orang buta akan melihat.
Orang-orang yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam TUHAN, dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorak di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel!
Sebab orang yang gagah sombong akan berakhir dan orang pencemooh akan habis, dan semua orang yang berniat jahat akan dilenyapkan,
yaitu mereka yang begitu saja menyatakan seseorang berdosa di dalam suatu perkara, dan yang memasang jerat terhadap orang yang menegor mereka di pintu gerbang, dan yang mendesak orang benar dengan alasan yang tidak-tidak.
Sebab itu beginilah firman TUHAN, Allah kaum keturunan Yakub, Dia yang telah membebaskan Abraham: “Mulai sekarang Yakub tidak lagi mendapat malu, dan mukanya tidak lagi pucat.
Sebab pada waktu mereka, keturunan Yakub itu, melihat apa yang dibuat tangan-Ku di tengah-tengahnya, mereka akan menguduskan nama-Ku; mereka akan menguduskan Yang Kudus, Allah Yakub, dan mereka akan gentar kepada Allah Israel;
orang-orang yang sesat pikiran akan mendapat pengertian, dan orang-orang yang bersungut-sungut akan menerima pengajaran.”
Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur Kepada Allah
Mzm. 27:1,4,13-14
- Dari Daud. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?
- Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.
- Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup!
- Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!
Bacaan Injil – Mat. 9:27-31
Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.”
Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.”
Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.”
Maka meleklah mata mereka. Dan Yesuspun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: “Jagalah supaya jangan seorangpun mengetahui hal ini.”
Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus
Renungan Harian Katolik Jumat 6 Desember 2024
Dalam kehidupan kita yang sering kali penuh dengan tantangan, kita bisa merasa seperti orang buta dalam Injil hari ini (Mat. 9:27-31). Dua orang buta yang mengikuti Yesus sambil berseru, “Kasihanilah kami, hai Anak Daud,” adalah gambaran dari hati kita yang terkadang merasa terperangkap dalam kebingungan, kehilangan arah, atau menghadapi masalah yang tampaknya tidak ada jalan keluarnya. Mereka memanggil Yesus dengan iman, meskipun mereka tidak bisa melihat Dia dengan mata mereka secara fisik. Mereka hanya bisa mendengar, dan dari situ muncul keyakinan bahwa Dia bisa menyembuhkan mereka. Itulah yang terjadi dalam hidup kita juga—seringkali kita merasa “terbuta” oleh masalah, tapi melalui iman kita, kita percaya bahwa Tuhan mampu memberi jalan keluar.
Yesus tidak hanya mendengarkan seruan mereka, tetapi Dia bertanya, “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Pertanyaan ini tidak hanya berlaku bagi dua orang buta itu, tetapi juga untuk kita. Ketika kita mengalami masalah dalam hidup, sering kali kita merasa ragu apakah Tuhan benar-benar bisa mengubah keadaan kita. Namun, Yesus mengajak kita untuk memiliki iman yang teguh dan percaya bahwa Dia sanggup melakukan apa yang kita anggap mustahil.
“Jadilah kepadamu menurut imanmu.” Ini adalah kalimat yang sangat dalam, yang mengingatkan kita bahwa sering kali kesembuhan atau perubahan dalam hidup kita tidak hanya bergantung pada kuasa Tuhan, tetapi juga pada seberapa besar iman yang kita miliki. Dalam hidup sehari-hari, kita sering kali ragu atau kehilangan harapan karena merasa kesulitan tidak ada ujungnya. Namun, dalam setiap langkah hidup, kita harus percaya bahwa dengan iman kepada Tuhan, perubahan dan penyembuhan bisa terjadi, bahkan dalam keadaan yang paling sulit sekalipun.
Bacaan pertama dari Kitab Yesaya (Yes. 29:17-24) juga memberikan gambaran yang sangat menyentuh tentang bagaimana Tuhan mampu membawa perubahan besar. Seperti yang dijelaskan dalam bacaan ini, “Orang-orang tuli akan mendengar” dan “mata orang-orang buta akan melihat.” Ada janji penyembuhan dan pembaruan. Mungkin dalam hidup kita, kita merasa tuli terhadap panggilan Tuhan atau “buta” terhadap jalan yang ingin Dia tunjukkan. Namun, Tuhan berjanji bahwa Dia akan membawa kita keluar dari kegelapan dan memberi kita pengertian. Apa yang kita anggap sulit atau tidak mungkin, Tuhan mampu mengubahnya menjadi kesempatan untuk bertumbuh dan mengalami kedamaian.
Makna penting dari kedua bacaan ini adalah bahwa Tuhan mendengarkan setiap doa dan setiap jeritan kita. Tidak peduli seberapa besar masalah yang kita hadapi, Tuhan tidak pernah jauh dari kita. Dia selalu siap untuk menyembuhkan kita, baik secara fisik, mental, maupun rohani. Namun, seperti dua orang buta itu, kita juga harus datang kepada-Nya dengan iman yang tulus dan percaya bahwa Dia bisa melakukan apa yang kita anggap mustahil.
Dalam kehidupan pribadi kita, mungkin kita sedang menghadapi situasi yang membuat kita merasa terjebak, tak tahu apa yang harus dilakukan, atau merasa kehilangan harapan. Bacaan ini mengajak kita untuk tidak menyerah. Seperti orang buta yang mengikuti Yesus dengan penuh pengharapan, kita juga diundang untuk mengikuti-Nya dengan iman yang tidak pernah padam. Jika kita percaya, Tuhan akan membawa kita keluar dari kegelapan kita dan memberi kita penglihatan baru—baik secara fisik maupun batin. Tuhan ingin kita merasakan bahwa di setiap kesulitan, Dia ada bersama kita, siap memberikan kekuatan dan penyembuhan.
Pesan yang dapat kita ambil adalah bahwa meskipun hidup penuh dengan tantangan dan cobaan, Tuhan selalu ada untuk kita. Dengan iman yang teguh, kita akan melihat jalan keluar yang Dia siapkan, dan seperti dalam Bacaan Yesaya, kita akan merasakan sukacita yang datang dari Tuhan yang mengubah segala sesuatu. Jadi, apapun yang sedang kita alami, jangan ragu untuk berseru kepada-Nya dengan iman yang tulus, karena Tuhan mendengarkan doa kita dan tidak akan membiarkan kita berjalan sendirian dalam kegelapan.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, dalam kegelapan hidupku, aku berseru kepada-Mu dengan iman. Bukalah mataku, terangilah jalan yang tampak gelap. Aku percaya Engkau sanggup membawa perubahan dan memberi kedamaian. Dengan iman, aku serahkan semua kesulitanku dalam tangan-Mu. Amin.