Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 13 November 2024.
Kalender Liturgi hari buat Rabu 13 November 2024 merupakan Hari Rabu Biasa XXXII, Santo Stanislaus Kostka, Pengaku Iman, Santo Didakus, Pengaku Iman, Santa Fransiska Xaveria Cabrini, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 13 November 2024:
Bacaan Pertama Tit 3:1-7
Dahulu kita sesat, tetapi berkat rakhmat-Nya, kita diselamatkan.
Saudara terkasih, Ingatkanlah semua orang agar tunduk pada pemerintah dan para penguasa. Hendaklah mereka taat dan siap sedia melakukan setiap pekerjaan yang baik. Janganlah mereka memfitnah atau bertengkar.
Hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang. Sebab dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci.
Mazmur Tanggapan Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6
Ref: Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan.
Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan jiwaku.
Ia menuntun aku di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.
Bacaan Injil Luk 17:11-19
Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing itu?
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus menyusur perkotaan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia.
Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak, “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Yesus lalu memandang mereka dan berkata, “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam.” Dan sementara dalam perjalanan mereka menjadi tahir.
Seorang di antara mereka, ketika melihat bahwa dirinya telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria.
Lalu Yesus berkata, “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang tadi? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?” Lalu Ia berkata kepada orang itu, “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Rabu 13 November 2024
Renungan: Syukur yang Membawa Keselamatan
Hari ini, kita diajak untuk merenungkan dua bacaan yang sangat berhubungan, yang mengajak kita untuk mengenal dan meresapi betapa besar kasih Allah yang menyelamatkan hidup kita, serta pentingnya syukur yang tulus dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bacaan Injil dari Lukas 17:11-19, Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta. Namun, hanya satu yang kembali untuk memuliakan Allah dan mengucap syukur kepada-Nya. Ini bukan hanya soal fisik yang disembuhkan, tetapi juga soal hati yang terbuka untuk berterima kasih dan mengenal karya Allah dalam hidupnya. Yesus bertanya, “Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing itu?” Pertanyaan ini mengingatkan kita akan pentingnya rasa syukur yang berasal dari kedalaman hati kita, bukan hanya sekadar ucapan atau kewajiban belaka.
Orang Samaria yang kembali ini, meskipun dianggap orang asing, menunjukkan contoh iman yang sejati. Dia mengenal dan mengakui kemurahan Allah yang menyembuhkan dan memberi hidup baru. Yesus kemudian mengatakan kepada orang itu, “Imanmu telah menyelamatkan dikau.” Ini mengajarkan kita bahwa iman yang disertai dengan syukur yang tulus membawa kita lebih dekat kepada keselamatan yang ditawarkan Tuhan.
Sementara itu, dalam bacaan pertama dari Surat Titus 3:1-7, kita diingatkan bahwa dahulu kita hidup dalam kebodohan dan dosa, namun karena kasih karunia Allah, kita diselamatkan. Perubahan yang kita alami bukanlah hasil usaha kita, tetapi semata-mata karena kemurahan hati Allah yang memberikan rahmat-Nya kepada kita melalui Yesus Kristus. Ketika kita menyadari betapa besar kasih Allah yang menyelamatkan kita, seharusnya kita pun belajar untuk bersikap ramah, rendah hati, dan penuh kasih kepada sesama, seperti yang ditekankan dalam bacaan ini.
Renungan hari ini mengajak kita untuk merenungkan dua hal penting: pertama, apakah kita sudah cukup bersyukur atas segala berkat yang telah Allah curahkan dalam hidup kita? Dan kedua, bagaimana kita bisa menunjukkan kasih kita kepada Allah melalui tindakan nyata yang baik dan penuh kasih kepada sesama, seperti yang diajarkan oleh Santo Paulus kepada Titus?
Kita hidup di dunia yang penuh dengan tantangan dan kesulitan, namun melalui iman kepada Kristus dan syukur atas karya-Nya dalam hidup kita, kita diajak untuk menjadi terang dan pembawa damai di tengah dunia ini. Seperti orang Samaria dalam Injil hari ini, mari kita selalu kembali kepada Tuhan dengan penuh syukur, memuliakan-Nya dalam segala hal, dan membagikan kasih-Nya kepada orang lain.
Tuhan Yesus, terima kasih atas kasih dan keselamatan-Mu yang tiada tara. Ajar kami untuk selalu bersyukur dan hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Semoga iman kami selalu menjadi sumber kekuatan dan keselamatan, kini dan selamanya. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, terima kasih atas kasih dan penyelamatan-Mu yang tak terhingga. Ajar kami untuk selalu bersyukur dalam segala hal dan hidup dengan iman yang tulus. Semoga kami dapat memuliakan-Mu dengan tindakan kasih dan membawa damai bagi sesama. Amin.