Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 11 November 2024.
Kalender Liturgi hari buat Senin 11 November 2024 merupakan Hari Senin Biasa XXXII, Perayaan Wajib Santo Martinus dari Tours, Uskup dan Pengaku Iman, Santo Mennas, Martir, Santo Teodoros Konstantinopel, Martir, Santo Theodoros Studite, Abbas dan Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 11 November 2024:
Bacaan Pertama Titus 1:1-9
Angkatlah penatua-penatua seperti yang telah kupesankan kepadamu.
Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah kita,
dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta,
dan yang pada waktu yang dikehendaki-Nya telah menyatakan firman-Nya dalam pemberitaan Injil yang telah dipercayakan kepadaku sesuai dengan perintah Allah, Juruselamat kita.
Kepada Titus, anakku yang sah menurut iman kita bersama: kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Juruselamat kita, menyertai engkau.
seperti yang telah kupesankan kepadamu, yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri,
yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib.
Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan,
suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat,
supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.
Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkan di atas sungai-sungai.
Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan dan tidak bersumpah palsu.
Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.
Bait Pengantar Injil Flp 2:15-16
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Hendaknya di dunia ini kalian bersinar seperti bintang-bintang sambil berpegang pada sabda kehidupan.
Bacaan Injil Lukas 17:1-6
Jika saudaramu berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali kembali kepadamu dan berkata, ‘Aku menyesal’, engkau harus mengampuni dia.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.
Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini.
Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia.
Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.”
Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: “Tambahkanlah iman kami!”
Jawab Tuhan: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 11 November 2024
Bacaan Injil Lukas 17:1-6 dan Bacaan Pertama dari Surat Paulus kepada Titus 1:1-9 mengajak kita untuk merenung tentang panggilan kita sebagai pengikut Kristus dalam menjalani hidup yang penuh kasih, pengampunan, dan tanggung jawab dalam komunitas iman.
Dalam Injil, Yesus mengajarkan kita tentang pentingnya mengampuni sesama, bahkan jika mereka berbuat dosa terhadap kita berulang kali. Yesus menegaskan bahwa pengampunan bukanlah pilihan, tetapi kewajiban yang harus kita jalani sebagai orang yang mengikuti-Nya. Mungkin kita merasa berat untuk mengampuni, apalagi jika kesalahan yang dilakukan berulang-ulang, namun melalui ajaran Yesus, kita diajak untuk mewujudkan sikap yang penuh kasih dan pengertian. Ketika seseorang menyesali perbuatannya dan meminta maaf, kita dipanggil untuk memberi pengampunan tanpa batas, seperti Allah yang mengampuni kita.
Penting untuk dipahami bahwa pengampunan bukan hanya untuk orang yang kita maafkan, tetapi juga untuk kita sendiri. Dengan mengampuni, kita melepaskan diri dari rasa sakit dan dendam, serta membuka ruang bagi kasih dan damai dalam hidup kita. Ini bukanlah hal yang mudah dilakukan, dan seringkali kita merasa tidak mampu atau tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya. Namun Yesus mengingatkan kita bahwa iman, meskipun kecil seperti biji sesawi, mampu melakukan hal-hal besar, seperti memindahkan pohon ara ke dalam laut. Iman yang kokoh kepada Allah memungkinkan kita untuk melaksanakan hal-hal yang tampaknya mustahil bagi kita, termasuk mengampuni.
Bacaan dari Surat Paulus kepada Titus menekankan pentingnya integritas dan keteladanan dalam hidup seorang pemimpin gereja, tetapi juga bagi kita semua yang adalah umat Allah. Paulus menggambarkan ciri-ciri seorang pemimpin yang ideal: penuh kasih, bijaksana, adil, dapat menguasai diri, dan berpegang pada ajaran yang benar. Seorang pemimpin gereja bukanlah hanya seorang yang memiliki otoritas, tetapi seorang yang memberi teladan dalam hidup yang saleh dan bertanggung jawab. Bagaimanapun, kita semua, sebagai bagian dari Gereja, dipanggil untuk meneladani sikap dan perilaku ini, terutama dalam kehidupan sehari-hari kita.
Apa yang bisa kita petik dari kedua bacaan ini adalah panggilan untuk hidup dalam kasih, pengampunan, dan tanggung jawab. Kasih yang tanpa syarat kepada sesama, terutama kepada mereka yang menyakiti kita, adalah cermin dari kasih Allah yang mengampuni kita tanpa batas. Tanggung jawab untuk hidup dalam kebenaran dan kesalehan, serta menuntun sesama dalam iman, adalah tugas kita bersama sebagai umat yang dipanggil untuk hidup dalam komunitas gereja.
Penting untuk kita renungkan bahwa hidup kita bukanlah hanya soal mengikuti aturan atau tradisi, tetapi tentang bagaimana kita menghidupi ajaran Yesus dalam tindakan nyata. Sebagai umat Katolik di zaman sekarang, kita dipanggil untuk menjadi pengampun yang sejati, memberi teladan dalam hidup kita, dan menjalin hubungan yang penuh kasih dan damai dengan sesama. Kita tidak sendirian dalam perjuangan ini; dengan iman kepada Allah, kita diberikan kekuatan untuk hidup sesuai dengan panggilan-Nya, seperti biji sesawi yang mampu tumbuh menjadi pohon yang besar.
Dengan kata lain, kehidupan kita sehari-hari, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun di tengah masyarakat, adalah tempat untuk menerapkan ajaran pengampunan, kesalehan, dan tanggung jawab yang diajarkan Yesus. Dalam dunia yang penuh tantangan dan ketegangan ini, sikap pengampunan dan hidup dalam kebenaran adalah penerang yang akan membawa damai dan membawa kita lebih dekat kepada Allah. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, berikanlah kami kekuatan untuk mengampuni sesama, bahkan saat kami merasa sulit. Tanamkanlah iman dalam hati kami, agar kami mampu hidup dalam kasih dan tanggung jawab. Bimbing kami untuk menjadi teladan yang penuh kasih dalam setiap langkah hidup kami. Amin.