Kamis, Oktober 24, 2024

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Minggu 27 Oktober 2024 Lengkap Renungan Harian Misa Minggu Biasa XXX

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 27 Oktober 2024.

Kalender Liturgi hari Minggu 27 Oktober 2024 merupakan Hari Minggu Biasa XXX, Santo Frumentius, Uskup dan Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 27 Oktober 2024:

Bacaan Pertama Yer 31:7-9

Dengan hiburan aku akan membawa orang buta dan lumpuh.

Sebab beginilah firman TUHAN: Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa! Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: TUHAN telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel!

Sesungguhnya, Aku akan membawa mereka dari tanah utara dan akan mengumpulkan mereka dari ujung bumi; di antara mereka ada orang buta dan lumpuh, ada perempuan yang mengandung bersama-sama dengan perhimpunan yang melahirkan; dalam kumpulan besar mereka akan kembali ke mari!

Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6

Refren: Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.

Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.

Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: “TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.

Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Bacaan Kedua Ibr 5:1-6

Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut tata imamat Melkisedek.

Sebab setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.

Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan, yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.

Dan tidak seorangpun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun. Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: “Anak-Ku Engkau!

Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini”, sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: “Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil 2Tim 1:10

Juruselamat kita Yesus Kristus telah mematahkan kuasa maut dan menerangi hidup kita berkat Injil.

Bacaan Injil Mrk 10:46-52

Rabuni, semoga aku dapat melihat.

Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.

Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” 10:48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!”

Lalu Yesus berhenti dan berkata: “Panggillah dia!” Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: “Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.” Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.

Tanya Yesus kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: “Rabuni, supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Minggu 27 Oktober 2024

Dalam Injil Markus (Mrk 10:46-52), kita melihat sosok Bartimeus, seorang pengemis buta yang tidak hanya menghadapi keterbatasan fisik, tetapi juga stigma sosial. Banyak dari kita yang merasa terpinggirkan, baik karena keadaan ekonomi, kesehatan, maupun stigma sosial yang menimpa kita. Dalam keadaan kita yang sering merasa tidak berdaya itu, kita mungkin juga mengalami ‘kebutaan’ yang membuat kita tidak melihat jalan keluar dari masalah yang kita hadapi.

Bartimeus adalah contoh keteguhan hati. Di tengah kerumunan yang menegurnya, ia tetap berseru kepada Yesus. Dalam dunia saat ini, di mana banyak suara mengintimidasi kita untuk diam atau merasa tidak layak, kita perlu meniru keberanian Bartimeus. Ketika kita menghadapi masalah—apakah itu tekanan dari pekerjaan, kesulitan dalam keluarga, atau tantangan kesehatan—seruan kita kepada Tuhan tidak boleh terhalang oleh rasa malu atau ketakutan.

Bartimeus percaya bahwa Yesus dapat memberinya apa yang dia butuhkan. Ia dengan tulus mengungkapkan permohonannya: “Rabuni, supaya aku dapat melihat.” Pertanyaan ini juga mengajak kita untuk merenungkan keinginan terdalam kita. Apa yang kita harapkan dari Tuhan? Dalam banyak kasus, kita mungkin tidak meminta dengan jelas, atau mungkin kita sudah menyerah pada keadaan kita. Padahal, Tuhan menginginkan kita untuk datang kepada-Nya dengan penuh kejujuran, membuka hati dan pikiran kita.

Bacaan Pertama dari Yeremia (Yer 31:7-9) mengingatkan kita bahwa Tuhan menjanjikan pemulihan kepada umat-Nya. Janji ini bukan hanya untuk masa lalu, tetapi juga relevan untuk saat ini. Di tengah kesedihan, kehilangan, dan ketidakpastian, Tuhan berjanji untuk membawa kembali orang-orang yang tersesat. Ini adalah pengingat bahwa kita tidak sendirian dalam perjuangan kita. Dia adalah Bapa yang penuh kasih yang menjanjikan untuk membimbing kita melalui jalan yang sulit. Dalam hidup kita, saat-saat keputusasaan bisa terasa berat. Namun, dengan percaya bahwa Tuhan akan memulihkan keadaan kita, kita bisa menemukan kekuatan untuk melangkah maju.

Bacaan Kedua dari Ibrani (Ibr 5:1-6) mengungkapkan bahwa Yesus adalah Imam Besar yang memahami dan merasakan apa yang kita alami. Ia tidak hanya tahu tentang kesakitan dan penderitaan kita, tetapi juga merasakan kelemahan kita. Dalam kehidupan ini, terkadang muncul perasaan tidak layak atau terlalu kecil untuk memohon pertolongan. Namun, Yesus mengajak kita untuk datang kepada-Nya, membawa semua keraguan, kesedihan, dan harapan kita. Dia telah mengalami kesulitan dan tantangan, sehingga Ia dapat menyertai kita dalam setiap langkah.

Ketiga bacaan ini mengajak kita untuk tidak kehilangan harapan. Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan cobaan, kita perlu memiliki iman yang teguh, seperti Bartimeus, yang berani berseru kepada Yesus. Mari kita ingat bahwa Tuhan mendengar setiap seruan kita, tidak peduli seberapa kecil atau besar masalah yang kita hadapi. Dia juga mengingatkan kita untuk tidak hanya berdoa bagi diri kita sendiri, tetapi juga menjadi penghiburan bagi orang lain, terutama mereka yang merasa terasing atau terpinggirkan.

Mari kita menjadi suara bagi mereka yang tidak memiliki suara, memberikan harapan bagi mereka yang putus asa, dan menjadi sumber kekuatan bagi mereka yang lemah. Seperti Tuhan yang mengumpulkan umat-Nya, kita juga dipanggil untuk membangun komunitas yang saling mendukung dan menguatkan.

Dalam perjalanan hidup ini, kita diingatkan bahwa kita tidak sendirian. Dengan iman, kita dapat melihat harapan di tengah kegelapan, memulihkan kekuatan di saat lemah, dan menemukan jalan yang jelas di depan kita. Mari kita serukan kepada Tuhan dengan keberanian, percaya bahwa Dia mendengar dan akan menjawab seruan kita. Amin.

Doa Penutup

Tuhan yang penuh kasih, seperti Bartimeus, aku datang kepada-Mu dengan segala kelemahanku. Bukalah mataku untuk melihat jalan-Mu di tengah kesulitan hidup. Berikanlah keberanian dan iman, agar aku tetap percaya dan berserah penuh kepada-Mu. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Benfica vs Feyenoord: Duel Sengit Dua Raksasa Eropa

Benfica vs Feyenoord - Siapkah Anda untuk menyaksikan pertarungan sengit antara dua raksasa Eropa, Benfica dan Feyenoord? Duel...

More Articles Like This

Favorite Post