Jumat, Oktober 18, 2024

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Minggu 13 Oktober 2024 Lengkap Renungan Harian, Bacaan Pertama, Mazmur Tanggapan, Bait Pengantar Injil, Doa Penutup

Must Read
5/5 - (1 vote)

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 13 Oktober 2024.

Kalender Liturgi hari Minggu 13 Oktober 2024 merupakan Hari Minggu Biasa XXVIII, Santo Eduardus, Raja Inggris dan Pengaku Iman, Santa Eustokia OSB, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 13 Oktober 2024:

Bacaan Pertama Keb 7:7-11

Dibandingkan dengan roh kebijaksanaan, kekayaan kuanggap bukan apa-apa.

Maka itu aku berdoa dan akupun diberi pengertian, aku bermohon lalu roh kebijaksanaan datang kepadaku. Dialah yang lebih kuutamakan dari pada tongkat kerajaan dan takhta, dan dibandingkan dengannya kekayaan kuanggap bukan apa-apa.

Permata yang tak terhingga nilainya tidak kusamakan dengan dia, sebab segala emas di bumi hanya pasir saja di hadapannya dan perak dianggap lumpur belaka di sampingnya. Ia kukasihi lebih dari kesehatan dan keelokan rupa,

dan aku lebih suka memiliki dia dari pada cahaya, sebab kilau dari padanya tidak kunjung hentinya. Namun demikian besertanya datang pula kepadaku segala harta milik, dan kekayaan tak tepermanai ada di tangannya.

Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 90:12-13,14-15,16-17

Refren: Kenyangkanlah kami dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak sorai.

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, – berapa lama lagi? – dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Buatlah sukacita kami seimbang dengan dukacita dimasa lalu, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka.

Biarlah hamba-hamba-Mu menyaksikan perbuatan-Mu, biarlah anak cucu mereka menyaksikan semarak-Mu, biarlah. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah!.

Bacaan Kedua Ibr 4:12-13

Firman Allah sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bacaan Injil Mrk 10:17-30

Orang kaya sukar masuk Kerajaan Allah

Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”
Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!”
Lalu kata orang itu kepada-Nya: “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”
Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.”

Berkatalah Petrus kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!” Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan,

ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Minggu 13 Oktober 2024

Renungan ini membawa kita pada refleksi mendalam tentang makna sejati dari kekayaan dan kebahagiaan. Dalam bacaan Injil Markus 10:17-30, kita melihat seorang lelaki yang mendekati Yesus dengan penuh harapan, namun pergi dengan hati berat karena sulit melepaskan ikatannya pada harta duniawi. Ini menjadi gambaran jelas bahwa sering kali, kekayaan dan ambisi duniawi menjadi penghalang terbesar bagi kita untuk benar-benar mengikuti panggilan Allah. Yesus menekankan bahwa hidup dalam Kerajaan Allah tidak diukur dari seberapa banyak yang kita miliki, melainkan dari seberapa dalam kita berani melepaskan.

Di sisi lain, Kitab Kebijaksanaan (Keb 7:7-11) mengingatkan kita bahwa kebijaksanaan jauh lebih berharga daripada kekayaan materi. Kebijaksanaan ini adalah pemberian dari Allah, yang mampu membawa kita pada kebahagiaan sejati. Sang penulis bahkan mengatakan bahwa semua harta dunia tidak ada artinya jika dibandingkan dengan hikmat ilahi. Artinya, semakin kita mendekatkan diri pada kebijaksanaan yang berasal dari Allah, semakin kita menemukan bahwa kekayaan sejati tidak berada pada apa yang kasat mata, tetapi dalam keindahan hati yang jujur dan tulus.

Bacaan dari Surat kepada Ibrani (Ibr 4:12-13) menegaskan bahwa Firman Allah adalah pedang bermata dua yang dapat menembus hati dan jiwa kita. Tidak ada yang tersembunyi dari pandangan-Nya. Kejujuran di hadapan Allah adalah esensi dari kehidupan iman kita. Ketika kita dengan tulus datang kepada-Nya, Allah akan mengarahkan hidup kita pada hal-hal yang lebih bernilai, hal-hal yang kekal.

Dalam ketiga bacaan ini, kita diundang untuk merenungkan: Apakah harta duniawi menguasai hati kita? Apakah kita berani meninggalkan hal-hal sementara untuk meraih kebahagiaan yang abadi? Yesus meminta kita untuk melihat bahwa cinta-Nya dan relasi dengan-Nya adalah harta yang tidak pernah pudar. Ketika kita berbagi kepada sesama, mencintai tanpa pamrih, dan mendekat kepada Allah, itulah saat kita sedang membangun kekayaan sejati.

Hidup sering kali membawa kita pada kegelisahan rohani, seperti yang juga dialami banyak orang. Kita bertanya-tanya apakah hidup kita berarti dan apakah kita akan mencapai hidup kekal. Namun, jawaban atas kegelisahan ini bukan terletak pada harta atau prestasi duniawi. Kebahagiaan dan kepuasan sejati hanya datang ketika kita berani melepaskan keterikatan pada hal-hal duniawi dan mengarahkan hidup kita kepada Yesus. Kepenuhan hidup rohani adalah anugerah, sesuatu yang kita alami dalam kasih Kristus, terutama dalam kehidupan sehari-hari bersama keluarga dan komunitas kita.

Cinta Kristus tercermin dalam kehidupan bersama keluarga, saat kita saling mendukung, tertawa bersama di saat senang, dan menguatkan di saat susah. Kepenuhan hidup rohani juga dirasakan dalam kehidupan doa, dalam pelayanan, dan dalam tindakan cinta kasih kita kepada sesama. Ketika kita berjalan bersama Allah, kita akan selalu dipeluk erat oleh cinta-Nya, dan hidup kita tidak akan pernah terasa hampa.

Mari kita berdoa agar diberikan keberanian untuk mengikuti panggilan Yesus, melepaskan ikatan pada harta dunia, dan membangun relasi yang dalam dengan Allah. Dengan cara itu, kita akan menemukan kehidupan yang penuh dan abadi di dalam Kerajaan-Nya. Amin.

Doa Penutup

Tuhan yang penuh kasih, tuntun aku dalam setiap langkah hidupku. Berikan aku hati yang tulus dan bijaksana, agar selalu mengutamakan kehendak-Mu. Bantu aku melepaskan apa yang fana, dan hidup setia dalam kasih dan iman kepada-Mu. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Stella Christie: Jejak Pengaruh dan Warisan yang Tak Lekang Waktu

Stella Christie, namanya mungkin tak setenar bintang film Hollywood, tapi pengaruhnya di dunia? Oh, jangan salah! Bayangkan seorang ilmuwan...

More Articles Like This

Favorite Post