Sabtu, Oktober 19, 2024

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Rabu 9 Oktober 2024 Lengkap Renungan Harian, Bacaan Pertama, Mazmur Tanggapan, Bait Pengantar Injil, Doa Penutup

Must Read
5/5 - (1 vote)

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 9 Oktober 2024.

Kalender Liturgi hari Rabu 9 Oktober 2024 merupakan Hari Rabu Biasa XXVII, Peringatan fakultatif Santo Yohanes Leonardi, Pengaku Iman, Abraham, Bapa Bangsa, Santo Louis Bertrand, Pengaku Iman, Santo Denis, Rustikus dan Eleutrius, Martir, dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 9 Oktober 2024:

Bacaan Pertama Gal 2:1-2,7-14

“Mereka melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku.”

Saudara-saudara, empat belas tahun setelah dipilih Tuhan, aku pergi ke Yerusalem bersama dengan Barnabas, dan Titus pun kubawa serta. Aku pergi ke sana berdasarkan suatu pernyataan. Di sana aku membentangkan Injil yang kuberitahukan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, jangan sampai dengan percuma aku telah berusaha. Pada kesempatan itu aku berbicara tersendiri dengan orang-orang yang terpandang.

Mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil bagi orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus bagi orang-orang bersunat; maka mereka menjadi yakin.  Sebab sebagaimana Tuhan telah memberi Petrus kekuatan untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, demikian pula Ia memberi aku kekuatan untuk menjadi rasul bagi orang-orang yang tak bersunat.

Mereka pun menjadi yakin mengenai kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku. Maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan daku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan. Semua setuju bahwa kami pergi kepada orang-orang yang tak bersunat, sedangkan mereka kepada orang-orang yang bersunat.

Mereka hanya minta agar kami tetap mengingat orang-orang miskin; dan hal itu sungguh-sungguh kuusahakan. Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku terus terang menentang dia, karena ia salah. Sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat. Tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat.

Juga orang-orang Yahudi lain ikut berlaku munafik seperti dia, sehingga Barnabas sendiri terseret oleh kemunafikan mereka. Aku melihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil. Maka aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua, “Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 117:1,2

Refren : Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!

Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!

Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil Rom 8:15

Refren : Alleluya, alleluia

Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak; dalam roh itu kita akan berseru, ‘Abba, ya Bapa.’

Bacaan Injil Luk 11:1-4

“Tuhan, ajarilah kami berdoa.”

Pada waktu itu Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarlah kami berdoa sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-muridnya.”

Maka Yesus berkata kepada mereka, “Bila kalian berdoa, katakanlah: ‘Bapa, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan yang yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Rabu 9 Oktober 2024

Dalam renungan hari ini, kita diajak untuk merenungkan dua bacaan yang saling melengkapi, yaitu Bacaan Injil dari Lukas dan Bacaan Pertama dari Galatia. Keduanya memberikan gambaran tentang pentingnya hubungan kita dengan Tuhan melalui doa dan bagaimana kita hidup dalam komunitas iman yang beraneka ragam.

Bacaan Injil mengisahkan momen ketika para murid meminta Yesus untuk mengajari mereka berdoa. Dalam jawaban-Nya, Yesus memberikan kita Doa Bapa Kami, yang tidak hanya mengungkapkan permohonan kepada Tuhan, tetapi juga menekankan hubungan kita sebagai anak-anak Tuhan.

Melalui doa ini, Yesus mengingatkan kita untuk selalu mengutamakan nama Tuhan, merindukan kehadiran Kerajaan-Nya, dan berbagi kasih dengan sesama. Kita diajak untuk mengampuni, seperti kita juga diampuni, dan untuk meminta bimbingan agar tidak jatuh ke dalam pencobaan. Ini adalah panggilan untuk hidup dalam kerendahan hati dan keikhlasan, dua nilai yang sangat penting dalam kehidupan beriman kita.

Sementara itu, Bacaan Pertama dari Surat Galatia menunjukkan bagaimana Paulus, dalam pelayanannya, mengingatkan kita tentang kasih karunia yang diberikan Tuhan. Ia pergi ke Yerusalem untuk memperkuat pemberitaan Injil, menegaskan bahwa Injil adalah untuk semua orang, tanpa memandang latar belakang. Kisah ini menekankan pentingnya kesatuan di dalam keragaman.

Kita diingatkan bahwa dalam komunitas iman, kita harus saling menghargai perbedaan dan tidak jatuh ke dalam kemunafikan, seperti yang dialami oleh Petrus. Paulus menunjukkan bahwa kita harus hidup sesuai dengan kebenaran Injil, yang mencakup penerimaan dan cinta terhadap semua orang, termasuk mereka yang dianggap berbeda.

Dari kedua bacaan ini, kita diingatkan bahwa doa bukan hanya sekadar permohonan, tetapi juga sebuah sikap hati yang terbuka dan penuh kasih. Doa yang kita panjatkan harus mencerminkan relasi kita yang intim dengan Tuhan dan kesediaan kita untuk berbagi kasih kepada sesama. Di zaman sekarang, di tengah banyaknya perpecahan dan perbedaan pendapat, kita dipanggil untuk menjadi jembatan penghubung, mengingat bahwa kasih Kristus mengatasi semua perbedaan.

Dalam praktiknya, kita bisa mulai dengan cara sederhana, seperti berdoa setiap hari dengan tulus, mendoakan sesama kita, terutama yang membutuhkan. Mari kita berkomitmen untuk menjadi pribadi yang saling menguatkan, tidak hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan nyata. Mengampuni sesama yang bersalah kepada kita dan berusaha untuk tidak menilai secara sepihak adalah langkah konkret yang dapat kita ambil.

Dengan demikian, kita tidak hanya menjadi pendengar doa yang baik, tetapi juga pelaksana kasih Tuhan di dunia ini. Semoga renungan ini mengingatkan kita untuk selalu berdoa dengan hati dan hidup sesuai dengan kebenaran Injil, membangun komunitas yang penuh kasih, menerima perbedaan, dan hidup dalam kesatuan sebagai anak-anak Tuhan. Amin.

Doa Penutup

Ya Tuhan, ajarilah aku berdoa dengan tulus, membuka hatiku untuk mengasihi sesama. Berikan aku kekuatan untuk mengampuni, memahami perbedaan, dan hidup dalam kasih-Mu. Bimbinglah aku dalam setiap langkah, agar aku menjadi jembatan damai dalam dunia ini. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Menelusuri Jejak Wali Songo: Tata Cara Ziarah yang Bermakna

Tata cara ziarah wali - Pernah membayangkan berpetualang ke masa lalu, menelusuri jejak para wali yang menyebarkan Islam...

More Articles Like This

Favorite Post