Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 7 Oktober 2024.
Kalender Liturgi hari Senin 7 Oktober 2024 merupakan Hari Senin Biasa XXVII, Peringatan Wajib Santa Perawan Maria, Ratu Rosario, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 7 Oktober 2024:
Bacaan Pertama Gal 1:6-12
“Jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kalian terima, terkutuklah dia.”
Saudara-saudara, aku heran, bahwa kalian begitu cepat berbalik dari Allah, yang telah memanggil kalian oleh kasih karunia Kristus, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil; hanya ada orang-orang yang mengacaukan kalian dan yang bermaksud memutarbalikkan Injil Kristus.
Tetapi seandainya kami sendiri atau pun seorang malaikat dari surga mewartakan kepada kalian suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi, “Jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kalian terima, terkutuklah dia.”
Jadi bagaimana sekarang? Adakah aku mencari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah aku mencoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencari perkenanan manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. Karena aku menerimanya bukan dari manusia, dan bukan pula manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh pernyataan Yesus Kristus.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 111:1-2.7-10c
Refren : Tuhan selalu ingat akan perjanjian-Nya.
Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh; perintah-Nya lestari untuk selama-lamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.
Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya, Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya; kudus dan dahsyatlah nama-Nya! Dia akan disanjung sepanjang masa.
Bait Pengantar Injil Yohanes 13:34
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.
Bacaan Injil Luk 10:25-37
“Siapakah sesamaku?”
Pada suatu ketika, seorang ahli kitab berdiri hendak mencobai Yesus, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?”
Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Kata Yesus kepadanya, “Benar jawabmu itu. Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata lagi, “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati.
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. Ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasih.
Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali.’ Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?”
Jawab orang itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasih kepadanya.” Yesus berkata kepadanya, “Pergilah, dan lakukanlah demikian!”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 7 Oktober 2024
Renungan Katolik yang mendalam dan penuh hikmat ini mengajak kita untuk merenungkan makna dari Bacaan Injil (Luk 10:25-37) dan Bacaan Pertama (Gal 1:6-12) dengan cara yang sederhana namun kuat, relevan dengan kehidupan kita saat ini.
Dalam Bacaan Injil, kita diperkenalkan pada dialog antara Yesus dan seorang ahli kitab yang ingin tahu apa yang harus dilakukan untuk memperoleh hidup kekal. Ketika ditanya tentang hukum Taurat, jawabannya mencakup dua perintah yang paling penting: mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama.
Kisah tentang seorang Samaria yang baik hati mengajarkan kita bahwa kasih dan kepedulian kepada sesama tidak mengenal batasan. Seorang imam dan seorang Lewi, yang seharusnya menjadi contoh kebaikan, justru melewati orang yang terluka tanpa memberi bantuan. Sebaliknya, seorang Samaria yang dianggap terasing dan tidak berhubungan justru menunjukkan belas kasih yang tulus. Dengan menanyakan, “Siapakah sesamaku?” Yesus mengajak kita untuk melihat lebih dalam: sesama kita adalah setiap orang yang membutuhkan pertolongan, tanpa memandang latar belakang, status sosial, atau kebangsaan.
Sementara itu, Bacaan Pertama dari Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia mengingatkan kita tentang pentingnya tetap setia pada Injil yang benar. Paulus menekankan bahwa ada banyak ajaran yang bisa menyesatkan, dan kita harus berhati-hati agar tidak terpengaruh oleh ajaran yang berbeda dari Injil yang diajarkan oleh Kristus. Kita dipanggil untuk mencari perkenanan Tuhan, bukan perkenanan manusia. Ini berarti kita harus memiliki integritas dan keteguhan hati dalam iman kita, meskipun mungkin ada tekanan untuk mengikuti jalan yang lebih mudah atau populer.
Dalam kehidupan sehari-hari, kedua bacaan ini mengajak kita untuk menghidupi iman kita dengan penuh tanggung jawab dan komitmen. Kita diajak untuk mengasihi dengan tindakan, bukan hanya kata-kata. Tindakan kasih kepada sesama kita harus menjadi bagian dari identitas kita sebagai orang Katolik, sejalan dengan panggilan untuk menyebarkan Injil yang benar. Dalam dunia yang sering kali terbagi dan penuh konflik, kita diingatkan untuk menjadi pembawa damai dan kasih, menunjukkan belas kasih kepada mereka yang menderita.
Dengan sederhana dan nyata, mari kita bertanya pada diri kita sendiri: siapa yang membutuhkan bantuan kita hari ini? Bagaimana kita bisa menjadi Samaria yang baik dalam hidup kita? Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita bisa mewujudkan iman kita dalam tindakan nyata, membawa kasih Tuhan kepada orang lain di sekitar kita. Kita diundang untuk tidak hanya menjadi pendengar firman, tetapi pelaku yang aktif, membagikan kasih dan kebenaran Injil kepada dunia yang membutuhkan.
Makna terpenting dari kedua bacaan ini adalah panggilan untuk mengasihi Tuhan dan sesama dengan sepenuh hati, serta tetap setia pada Injil yang benar. Dalam setiap langkah kita, ingatlah bahwa tindakan kasih adalah perwujudan dari iman yang hidup. Mari kita berkomitmen untuk hidup dalam kasih, memperlihatkan bahwa kita adalah pengikut Kristus yang sejati, dan berani berdiri untuk kebenaran, tanpa terpengaruh oleh ajaran yang menyesatkan. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang penuh kasih, ajar aku untuk mengasihi Engkau dan sesama dengan tulus. Bukalah hatiku agar peka terhadap kebutuhan orang lain. Dalam setiap tindakan kecil, semoga aku dapat mencerminkan kasih-Mu. Amin.