Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 6 Oktober 2024.
Kalender Liturgi hari Minggu 6 Oktober 2024 merupakan Hari Minggu Biasa XXVII, Santo Bruno, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 6 Oktober 2024:
Bacaan Pertama Kej 2:18-24
Keduanya akan menjadi satu daging.
TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara.
Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
Mazmur Tanggapan Mzm 128:1-2,3,4-5,6
Refren: Kiranya Tuhan memberkati kita seumur hidup kita.
Berbahagialah setiap orang yang takwa pada TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya, Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.
Engkau boleh melihat keturunan anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel!
Bacaan Kedua Ibr 2:9-11
Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan semua berasal dari Yang Satu.
Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.
Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah — yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan –, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.
Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara,
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bacaan Injil Mrk 10:2-16
Apa yang telah dipersatukan Allah janganlah diceraikan manusia.
Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: “Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?” Tetapi jawab-Nya kepada mereka: “Apa perintah Musa kepada kamu?” 10:4 Jawab mereka: “Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai.”
Lalu kata Yesus kepada mereka: “Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. 10:6 Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu.
Lalu kata-Nya kepada mereka: “Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.”
Yesus memberkati anak-anak
Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Minggu 6 Oktober 2024
Dalam renungan ini, kita akan menggali makna dari Bacaan Injil Markus 10:2-16, Bacaan Pertama Kejadian 2:18-24, dan Bacaan Kedua Ibrani 2:9-11. Ketiga bacaan ini memiliki benang merah yang kuat tentang cinta, kesatuan, dan makna hidup bersama di hadapan Allah.
Di dalam Bacaan Pertama, kita melihat bahwa Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang tidak baik jika sendirian. Oleh karena itu, Ia menciptakan penolong yang sepadan, yaitu perempuan, sehingga keduanya menjadi satu daging. Ini mengingatkan kita akan pentingnya relasi antar manusia, khususnya dalam konteks pernikahan, yang bukan hanya sebuah ikatan hukum, tetapi juga sebuah kesatuan yang sakral di hadapan Allah. Pernikahan adalah panggilan untuk saling melengkapi dan mendukung satu sama lain, serta menciptakan lingkungan yang sehat bagi kehidupan dan pengasuhan anak-anak.
Bacaan Injil menegaskan kembali makna pernikahan dengan pernyataan Yesus, “Apa yang telah dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia.” Ketegasan ini mengajak kita untuk merenungkan komitmen yang diambil dalam pernikahan. Dalam dunia yang sering mengabaikan komitmen, kita diajak untuk tetap setia dan berjuang dalam hubungan kita. Yesus juga mengingatkan kita untuk menerima Kerajaan Allah seperti anak kecil, yang menunjukkan sikap tulus, percaya, dan terbuka. Hal ini mengajak kita untuk memiliki sikap sederhana dan percaya dalam menerima kasih Allah, termasuk dalam relasi kita dengan pasangan.
Bacaan Kedua dari Ibrani menggambarkan Yesus sebagai pengudus yang tidak malu menyebut kita sebagai saudara. Ini menunjukkan bahwa hubungan kita tidak hanya sebatas hubungan horizontal antara manusia, tetapi juga vertikal antara manusia dan Allah. Yesus, melalui penderitaan-Nya, menguduskan kita dan membawa kita kepada keselamatan. Kita diajak untuk menyadari bahwa dalam setiap hubungan kita, baik itu dengan pasangan, keluarga, atau sesama, terdapat panggilan untuk saling menguduskan dan mendukung dalam iman.
Ketiga bacaan ini mengajak kita untuk memahami bahwa:
- Kesatuan dalam Cinta: Pernikahan adalah panggilan untuk bersatu, saling melengkapi, dan saling mendukung dalam kasih.
- Komitmen dalam Relasi: Komitmen dalam hubungan harus dijaga, meski menghadapi berbagai tantangan, dengan mengingat bahwa Allah mempersatukan kita.
- Sikap Terbuka terhadap Allah: Kita diajak untuk memiliki sikap terbuka, seperti anak kecil, dalam menerima kasih Allah dan menerapkannya dalam hubungan kita sehari-hari.
Dalam konteks kehidupan sehari-hari, kita dapat menerapkan pesan dari ketiga bacaan ini dengan cara yang sederhana namun nyata. Setiap umat Katolik di zaman sekarang diundang untuk:
- Menjaga Kesatuan dalam Pernikahan: Kita perlu saling menghargai dan memahami pasangan kita, menjaga komunikasi yang baik, dan berkomitmen untuk melalui segala ujian bersama.
- Menerima dan Mengasuh Anak: Dengan mendidik anak-anak dalam iman, kita tidak hanya membentuk generasi penerus, tetapi juga memperkuat ikatan keluarga dalam kasih Kristus.
- Menguduskan Relasi: Dalam setiap interaksi, baik dengan pasangan, keluarga, maupun sesama, kita harus berusaha untuk menjadi saluran kasih Allah. Mengampuni, mendukung, dan saling menguatkan adalah cara kita menguduskan relasi yang telah Allah percayakan kepada kita.
Di zaman sekarang ini, ketika banyak hubungan tampak rapuh, mari kita menjadi contoh nyata dari cinta dan persatuan yang telah Allah tetapkan. Dengan menghargai hubungan kita dan selalu berusaha memperbaiki diri, kita dapat menjadi cahaya bagi orang-orang di sekitar kita. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang baik, terima kasih atas hari ini. Bantu kami untuk saling mencintai dan menghargai satu sama lain. Ajar kami untuk mengampuni, bersyukur, dan berbagi dengan tulus. Semoga setiap langkah kami mencerminkan kasih-Mu. Amin.