Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 4 Oktober 2024.
Kalender Liturgi hari Jumat 4 Oktober 2024 merupakan Hari Jumat Biasa XXVI, Perayaan Wajib Santo Fransiskus Asisi, Pengaku Iman, Santo Kuintinus, Martir, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 4 Oktober 2024:
Bacaan Pertama: Ayub 38:1.12-21;39:36-38
Tuhan berbicara kepada Ayub dari dalam badai, “Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh dini hari datang atau pernahkah fajar kautunjukkan tempatnya untuk memegang bumi pada ujung-ujungnya, sehingga orang-orang fasik dikebaskan daripadanya, yakni tatkala fajar mengubah bumi menjadi seperti seperti tanah liat yang dimeteraikan, dan mewarnainya seperti orang mewarnai kain?
Tatkala orang-orang fasik dirampas terangnya, dan dipatahkan lengannya yang teracung? Pernahkah engkau turun sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan menyusuri dasar samudera raya?
Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat? Tahukah engkau luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu. Di manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan, sehingga engkau dapat mengantarnya pulang, dan mengetahui jalan ke rumahnya?
Tentulah engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau sudah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak!” Lalu Ayub menjawab kepada Tuhan, “Sesungguhnya, aku ini terlalu hina. Jawab apakah yang kuberikan kepada-Mu?
Mulutku kututup dengan tangan. Satu kali aku berbicara, tidak akan kuulangi; dua kali aku berkata, tidak akan kulanjutkan.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 139:1-3.7-10.13-14ab
Ref. Ya Tuhan, tuntunlah aku di jalan yang kekal.
Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku; ajaiblah apa yang Kaubuat.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati.
Bacaan Injil Lukas 10:13-16
Sekali peristiwa Yesus bersabda, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Sebab seandainya di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.
Maka pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu. Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit?
Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati. Barangsiapa mendengarkan kalian, ia mendengarkan Daku; dan barangsiapa menolak kalian, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Jumat 4 Oktober 2024
Dalam bacaan Injil dari Lukas dan bacaan pertama dari Kitab Ayub, kita dipanggil untuk merenungkan betapa besar kasih Tuhan dan tanggung jawab kita sebagai umat-Nya. Yesus mengingatkan kita tentang pentingnya pertobatan dan mendengarkan firman-Nya. Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum, yang melihat banyak mukjizat, namun tetap tidak bertobat, menjadi peringatan bagi kita bahwa sekadar mengetahui kebenaran tidaklah cukup; kita juga harus hidup dalam kebenaran itu.
Bacaan pertama dari Ayub menggambarkan bagaimana Tuhan berfirman kepada Ayub dari dalam badai, menanyakan berbagai hal yang menunjukkan kebesaran dan kekuasaan-Nya. Ketika Tuhan bertanya, “Pernahkah engkau menyuruh dini hari datang?” kita diingatkan akan keterbatasan manusia. Dalam konteks ini, kita dapat merenungkan sikap kita ketika berhadapan dengan tantangan dan penderitaan. Seperti Ayub, kita mungkin merasa kecil dan tak berdaya, tetapi kita dipanggil untuk berserah kepada kebijaksanaan Tuhan yang lebih besar dari segala yang dapat kita pahami.
Tujuan dan makna terpenting dari kedua bacaan ini adalah untuk menegaskan pentingnya pertobatan dan pengakuan akan kebesaran Tuhan. Kita dipanggil untuk tidak hanya mendengar firman, tetapi juga untuk mengamalkannya dalam hidup sehari-hari. Bacaan ini menantang kita untuk merenungkan sikap hati kita: apakah kita terbuka untuk mendengarkan dan mengikuti ajaran Tuhan, ataukah kita mengabaikannya seperti orang-orang di Khorazim dan Betsaida?
Pesan yang baik dan benar dari kedua bacaan ini adalah bahwa kita sebagai umat Katolik di zaman sekarang perlu menyadari bahwa Tuhan selalu berbicara kepada kita, bahkan dalam badai hidup kita. Kita tidak boleh hanya melihat mukjizat dan berdiam dalam ketidakpedulian. Seperti Ayub yang mengakui keterbatasan dirinya, kita juga harus menyadari bahwa kita tidak bisa mengandalkan pemahaman dan kekuatan kita sendiri. Kita diajak untuk menjadikan iman sebagai kekuatan dalam menghadapi segala tantangan, bersikap rendah hati, dan selalu siap untuk bertobat.
Mari kita berusaha untuk mendengarkan dan merespons panggilan Tuhan dalam hidup kita. Dengan cara ini, kita tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga pelaku firman Tuhan, yang mewujudkan kasih dan kebaikan-Nya dalam tindakan nyata di tengah masyarakat. Dalam setiap langkah hidup kita, marilah kita ingat bahwa setiap hari adalah kesempatan baru untuk bertobat dan hidup dalam kebenaran. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang penuh kasih, bimbinglah aku untuk selalu mendengarkan suara-Mu di tengah hiruk-pikuk kehidupan. Ajari aku untuk bertobat dan menjalani hari-hariku dengan iman. Dalam setiap tantangan, tuntun langkahku agar aku dapat menjadi cahaya kasih-Mu. Amin.