Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Selasa 1 Oktober 2024.
Kalender Liturgi hari Selasa 1 Oktober 2024 merupakan Hari Selasa Biasa XXVI, Pesta Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan, Santo Remigius, Uskup dan Pengaku Iman, Santo Romanus dari Italia, Pertapa, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Selasa 1 Oktober 2024:
Bacaan Pertama Yesaya 66:10-14c
Aku mengalirkan kepadanya keselamatan dari sungai.
Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-sorailah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya!
Hendaknya kamu minum susu yang menyegarkan dan menjadi kenyang, hendaknya kamu menghirup dan menikmati susu yang bernas. Sebab beginilah firman Tuhan: Sungguh, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir.
Kamu akan menyusu, akan digendong, dan akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah kamu akan Kuhibur; kamu akan dihibur di Yerusalem. Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh lebat.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 131:1.2.3
Ref. Jagalah aku dalam damai-Mu, ya Tuhan.
Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
Sungguh, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.
Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan-Mu Kaunyatakan kepada orang kecil.
Bacaan Injil Matius 18:1-5
Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Sungguh, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga.
Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Selasa 1 Oktober 2024
Renungan Katolik: Kesederhanaan dan Keterbukaan Hati
Dalam bacaan Injil Matius 18:1-5, kita melihat dialog antara Yesus dan murid-murid-Nya yang mempertanyakan siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dengan penuh kasih, Yesus menunjukkan seorang anak kecil sebagai teladan, mengajak kita untuk merenungkan nilai kesederhanaan dan kerendahan hati. Anak kecil, yang tidak terikat oleh ambisi dan ego, mencerminkan sikap hati yang tulus dan terbuka.
Menyambut anak kecil sebagai simbol kerendahan hati mengajak kita untuk menjadi lebih sederhana, bersih, dan murni dalam hati. Kekuatan untuk hidup dengan cara ini tidak datang begitu saja, tetapi dibentuk melalui pengalaman sehari-hari—baik di dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar kita.
Pesan ini mengingatkan kita bahwa untuk memasuki Kerajaan Surga, kita harus bertransformasi; kita perlu melepaskan keangkuhan dan berpaling kepada kesederhanaan, kepercayaan, dan ketulusan yang dimiliki anak-anak. Yesus menegaskan bahwa merendahkan diri dan menerima orang-orang kecil sama dengan menyambut Dia sendiri.
Bacaan Pertama dari Yesaya 66:10-14c juga menyoroti betapa Allah menyediakan penghiburan dan kasih, seperti seorang ibu kepada anaknya. “Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah kamu akan Kuhibur.” Dalam setiap kesulitan dan keterbatasan yang kita hadapi, Allah tidak pernah meninggalkan kita. Ia senantiasa mengalirkan kasih dan keselamatan, memberikan kekuatan baru ketika kita merasa terpuruk.
Ketika kita mengalami sakit atau keterbatasan, jangan biarkan perasaan tersebut menjauhkan kita dari cinta Tuhan. Sebaliknya, lihatlah momen-momen sulit sebagai kesempatan untuk lebih mendekat kepada-Nya dan melayani sesama dengan hati yang penuh kasih. Dalam kesederhanaan dan ketulusan, kita menemukan bahwa pengalaman akan Allah bukan hanya dalam peristiwa besar, tetapi juga dalam hal-hal kecil sehari-hari yang kita jalani.
Dari kedua bacaan ini, kita dapat menarik makna penting tentang perlunya pertobatan dan pengembalian kepada sikap hati yang penuh kepercayaan dan ketulusan. Kita diajak untuk merenungkan bagaimana sikap kita dalam menjalani hidup sehari-hari. Apakah kita masih terjebak dalam ambisi dan kesombongan, ataukah kita mampu merendahkan hati dan melihat keindahan kasih Tuhan di sekitar kita?
Menjadi seperti anak kecil berarti belajar untuk saling menerima, mengasihi tanpa syarat, dan bersedia diajar oleh Tuhan. Ketika kita membiarkan diri kita dihibur oleh kasih Tuhan, kita juga dipanggil untuk menjadi alat penghiburan bagi orang lain, membantu mereka merasakan kasih yang sama.
Di tengah kehidupan yang semakin kompleks ini, mari kita ingat akan keindahan dan kebahagiaan yang ditemukan dalam hubungan kita dengan Tuhan dan sesama, seperti seorang anak yang penuh rasa ingin tahu dan kepercayaan. Amin.
Doa Penutup
Ya Tuhan, ajarilah aku untuk rendah hati dan mengingat kasih-Mu dalam setiap langkahku. Bantu aku menjauhkan diri dari ambisi yang menghalangi cinta dan kesederhanaan. Dalam kesulitan, semoga aku tetap mendekat kepada-Mu dan melayani sesama dengan tulus. Amin.