Sabtu, Oktober 5, 2024

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Senin 30 September 2024 Lengkap Renungan Harian, Bacaan Pertama, Mazmur Tanggapan, Bait Pengantar Injil, Doa Penutup

Must Read
5/5 - (1 vote)

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 30 September 2024.

Kalender Liturgi hari Senin 30 September 2024 merupakan Hari Senin Biasa XXVI, Perayaan Wajib Santo Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja, dengan Warna Liturgi Putih.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 30 September 2024:

Bacaan Pertama Ayub 1:6-22

Kesalehan Ayub dicoba

Pada suatu hari anak-anak Allah datang menghadap Tuhan, dan di antara mereka datanglah juga iblis. Maka bertanyalah Tuhan kepada iblis, “Dari manakah engkau?” Jawab iblis, “Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.”

Lalu bertanyalah Tuhan kepada iblis, “Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tidak seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”

Lalu jawab iblis kepada Tuhan: “Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya?

Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.”

Maka firman Tuhan kepada Iblis: “Nah, segala yang dipunyai ada dalam kuasamu. Hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.” Kemudian pergilah iblis dari hadapan Tuhan.

Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum angur di rumah saudara mereka yang sulung, datanglah seorang persuruh kepada Ayub dan berkata: “Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang.

Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.” Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: “Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.”

Sementara ornag itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: “Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun.

Rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.”

Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembahnya, katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya.

Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 17:1,2-3,6-7

Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.

Dengarkanlah, Tuhan, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.

Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar. Bila Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku, maka Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan; mulutku tidak terlanjur.

Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.

Bait Pengantar Injil Markus 10:45

Ref. Alleluya, alleluya

Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.

Bacaan Injil Lukas 9:46-50

Yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar.

Sekali peristiwa timbullah pertengkaran di antara para murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya.

Lalu Ia berkata kepada mereka, “Barangsiapa menerima anak ini demi nama-Ku, dia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku. Sebab yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar.”

Pada kesempatan lain Yohanes berkata, “Guru, kami melihat seseorang mengusir setan demi nama-Mu, dan kami telah mencegahnya, karena ia bukan pengikut kita.” Tetapi Yesus menjawab, “Jangan kalian cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kalian, dia memihak kalian.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Senin 30 September 2024

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus memberikan pelajaran tentang kerendahan hati dan bagaimana kita memahami kebesaran di mata Allah. Ketika para murid bertanya tentang siapa yang terbesar di antara mereka, Yesus mengambil seorang anak kecil sebagai contoh. Anak kecil, dalam konteks budaya waktu itu, adalah simbol ketidakberdayaan, kerendahan hati, dan ketergantungan. Melalui tindakan ini, Yesus menunjukkan bahwa kebesaran sejati bukan diukur dari kekuatan, popularitas, atau status, tetapi dari kesederhanaan hati dan kemampuan untuk melayani dengan rendah hati.

Kita diajak untuk tidak terjebak dalam ambisi untuk menjadi yang terbesar atau terkuat di mata dunia. Yang terkecil, mereka yang dianggap remeh, justru adalah yang terbesar di mata Allah. Dalam zaman sekarang, di mana kesuksesan sering diukur dari materi, jabatan, dan pengaruh, Yesus mengingatkan kita bahwa kebesaran sejati ada dalam kasih yang tulus, kerendahan hati, dan pelayanan kepada sesama.

Dalam bacaan pertama, kita melihat kisah Ayub yang diuji dengan penderitaan besar. Iblis mencoba membuktikan bahwa Ayub hanya setia karena diberkati dengan kekayaan dan keluarga yang baik. Namun, Ayub menunjukkan iman yang luar biasa, dengan tetap setia kepada Tuhan meskipun kehilangan segala yang dimilikinya. “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!” Ini adalah kata-kata yang penuh hikmat dan keikhlasan. Ayub mengajarkan kita untuk tetap percaya dan berserah kepada Allah, bahkan ketika kehidupan terasa sulit dan penuh cobaan.

Kedua bacaan ini mengajarkan pesan yang sangat relevan bagi kita umat Katolik di zaman sekarang:

  1. Kerendahan hati dan pelayanan: Kita diajak untuk menyingkirkan ambisi dan ego pribadi. Kebesaran sejati ada pada bagaimana kita memperlakukan sesama dengan cinta dan kasih sayang, terutama mereka yang lemah, kecil, dan membutuhkan. Dalam dunia yang sering menilai dari status dan prestasi, kita harus ingat bahwa di mata Allah, yang terkecil adalah yang terbesar.
  2. Kesetiaan dalam penderitaan: Seperti Ayub, kita harus siap menerima bahwa kehidupan tidak selalu berjalan sesuai rencana. Ada saat-saat di mana kita kehilangan, merasa hancur, dan berada di titik terendah. Namun, iman dan kepercayaan kepada Tuhan harus tetap menjadi landasan hidup kita. Allah selalu memiliki rencana, dan seringkali melalui kesulitanlah iman kita diuji dan diperkuat.

Pesan ini sangat sederhana namun mendalam. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa mengamalkannya dengan menjadi pribadi yang rendah hati, menerima perbedaan, dan tidak merasa lebih baik dari orang lain. Kita juga belajar untuk berserah kepada Tuhan di tengah kesulitan, dengan keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi ada dalam kuasa-Nya.

Mari kita refleksikan: Di manakah kita menaruh kebesaran kita? Apakah pada pengakuan dunia, atau pada pelayanan yang tulus dan rendah hati? Dan ketika cobaan datang, apakah kita mampu tetap teguh seperti Ayub, percaya bahwa Tuhan selalu hadir di tengah penderitaan kita?

Terpujilah nama Tuhan, baik dalam kebahagiaan maupun dalam penderitaan. Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, di tengah kesibukan dan tantangan hidup, ajarilah aku untuk melihat keindahan dalam kesederhanaan. Berikanlah aku kebijaksanaan untuk mengutamakan kasih dan kerendahan hati dalam setiap tindakan. Dalam suka maupun duka, ingatkan aku untuk selalu bersyukur dan mempercayakan hidupku kepada-Mu. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Samsung S24 FE: Ponsel Pintar yang Menawarkan Fitur Premium dengan Harga Terjangkau

Samsung S24 FE, si kecil yang penuh kejutan! Siap-siap terkesima dengan smartphone terbaru dari Samsung ini. Jangan...

More Articles Like This

Favorite Post