Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 22 September 2024.
Kalender Liturgi hari Minggu 22 September 2024 merupakan Hari Minggu Biasa XXV, Santo Thomas dari Vilkanova, Uskup dan Pengaku Iman, Santo Mauritius dkk, Martir, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 22 September 2024:
Bacaan Pertama Kebijaksanaan 2:12.17-20
Hendaklah kita menjatuhkan hukuman keji terhadapnya.
Orang-orang fasik berkata satu sama lain, “Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan serta menentang pekerjaan kita. Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita.
Coba kita lihat apakah perkataannya benar dan ujilah apa yang terjadi waktu ia berpulang. Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah, niscaya Ia akan menolong dia serta melepaskannya dari tangan para lawannya.
Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mazmur : 54:3-4.5.6.8
Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku
Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku karena keperkasaan-Mu! Ya Allah, dengarkan doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku!
Sebab orang-orang yang angkuh bangkit menyerang aku, orang-orang yang sombong ingin mencabut nyawaku; mereka tidak memperdulikan Allah.
Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela hati aku akan mempersembahkan korban kepada-Mu, Aku akan bersyukur sebab nama-Mu baik, ya Tuhan.
Bacaan Kedua Yakobus 3:16-4:3
Buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.
Saudara-saudara, di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.
Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai. Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil 2 Tesalonika 2 :14
Allah telah memanggil kita lewat Injil, sehingga kita boleh menikmati kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Bacaan Injil Markus 9:30-37
Anak manusia akan diserahkan … Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi pelayan dari semuanya.
Setelah Yesus dimuliakan di atas gunung, Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab la sedang mengajar murid-murid-Nya.
Ia berkata kepada mereka: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akar membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya.
Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, la bertanya kepada murid-murid-Nya: “Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?” Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.
Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.”
Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: “Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Minggu 22 September 2024
Dalam refleksi kita kali ini, kita menjelajahi kekayaan makna yang terkandung dalam Bacaan Injil, Bacaan Pertama, dan Bacaan Kedua. Di dalam Markus 9:30-37, Yesus mengajak kita untuk menyadari arti sebenarnya dari menjadi besar, yaitu dengan melayani. Dalam perjalanan-Nya, Yesus menyiapkan hati murid-murid-Nya untuk memahami pengorbanan-Nya yang akan datang. Meskipun mereka tidak mengerti, sikap diam mereka menunjukkan keraguan dan ketidakpahaman yang sering kita alami ketika berhadapan dengan tantangan iman.
Di sisi lain, Bacaan Pertama dari Kebijaksanaan 2:12, 17-20 memperlihatkan bagaimana orang-orang jahat berusaha menghadang orang yang baik. Ini mengingatkan kita bahwa kebaikan sering kali ditentang oleh kekuatan yang tidak ingin kita berubah atau berbuat baik. Mereka yang berusaha menjatuhkan orang baik tidak menyadari bahwa tindakan mereka hanya menunjukkan betapa mereka terancam oleh kebenaran.
Kemudian, di Bacaan Kedua dari Yakobus 3:16-4:3, kita diajak untuk merenungkan dampak dari iri hati dan mementingkan diri sendiri. Konflik dan pertengkaran muncul dari keinginan yang tidak terpuaskan, yang hanya akan membawa kita pada jalan yang salah. Di sini, kita diajarkan bahwa hikmat sejati berasal dari Allah, dan buah dari hikmat tersebut adalah kedamaian.
Makna terpenting dari ketiga bacaan ini adalah panggilan untuk menjadi pelayan bagi orang lain, mengesampingkan ambisi pribadi, dan menyambut kebaikan dalam hidup kita. Ketika kita melayani, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga menciptakan kedamaian dalam komunitas kita. Di tengah tantangan zaman ini, pesan ini sangat relevan. Kita diajak untuk mengutamakan pelayanan dan mengatasi rasa iri hati yang mungkin muncul di antara kita.
Dengan meneladani sikap Yesus, kita diajak untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga memikirkan bagaimana kita bisa menjadi berkat bagi orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menerapkan ajaran ini dengan bersikap rendah hati, saling mendukung, dan mengedepankan kepentingan bersama. Melalui tindakan kecil dalam keseharian kita, kita dapat membangun dunia yang lebih damai dan penuh kasih, sesuai dengan panggilan iman kita.
Dengan merenungkan dan menghayati pesan ini, semoga kita semakin mampu mewujudkan cinta kasih Kristus di dalam kehidupan kita masing-masing, menjadi pelayan yang siap sedia bagi sesama. Amin.
Doa Penutup
Ya Tuhan, ajar kami untuk memahami arti melayani. Bukalah hati kami agar dapat melihat kebutuhan sesama dan berani menjadi berkat. Dalam setiap langkah hidup kami, tuntunlah kami untuk hidup dalam kasih dan kedamaian, seperti Yesus yang menjadi teladan sejati. Amin.