Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 8 September 2024.
Kalender Liturgi hari Minggu 8 September 2024 merupakan Hari Minggu Biasa XXIII,Pesta kelahiran Santa Perawan Maria, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 8 September 2024:
Bacaan Pertama Yes 35:4-7a
Telinga orang tuli akan dibuka,dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai.
Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: “Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!” Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.
Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 146:7,8-9a.9bc-10
Refren: Pujilah Tuhan, hai jiwaku.
Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberikan roti kepada orang-orang yang lapar. TUHAN membebaskan orang-orang yang terkurung.
TUHAN membuka mata orang buta, TUHAN menegakkan orang yang tertunduk, TUHAN mengasihi orang-orang benar. TUHAN menjaga orang-orang asing.
Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. TUHAN itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-temurun!
Bacaan Kedua Yak 2:1-5
Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi ahli waris Kerajaan?
Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk,
dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: “Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!”, sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: “Berdirilah di sana!” atau: “Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!”, bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?
Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil Mat 4:23
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Bacaan Injil Mrk 7:31-37
Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.
Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu.
Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: “Efata!”, artinya: Terbukalah!
Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapapun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya.
Mereka takjub dan tercengang dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Minggu 8 September 2024
Dalam bacaan Injil hari ini, kita melihat Yesus yang menyembuhkan seorang pria tuli dan gagap dengan cara yang sangat pribadi. Dia memisahkan pria itu dari kerumunan, menggunakan sentuhan dan doa, dan kemudian memberi perintah, “Efata!” atau “Terbukalah!” Ini adalah momen yang sangat mengesankan, karena Yesus tidak hanya memberikan kesembuhan fisik, tetapi juga menunjukkan kasih-Nya yang mendalam dan perhatian kepada setiap individu. Ia menjadikan orang itu bisa mendengar dan berbicara, yang pada gilirannya mengubah hidupnya secara total.
Bacaan dari Yesaya juga berbicara tentang hari-hari di mana Tuhan akan datang untuk menyelamatkan umat-Nya. Dia akan membuka telinga orang-orang tuli dan memberikan suara kepada yang bisu. Janji ini menggambarkan pemulihan yang mendalam dan transformasi total. Yesaya mengajak kita untuk melihat ke depan dengan harapan dan percaya bahwa Tuhan akan membawa perubahan yang luar biasa dalam hidup kita.
Sementara itu, dalam bacaan dari Yakobus, kita diingatkan untuk tidak membedakan orang berdasarkan status sosial mereka. Yakobus menegur kita jika kita membedakan antara orang kaya dan miskin dalam komunitas kita. Sebaliknya, ia mengajarkan kita untuk melihat setiap orang dengan mata hati, memperlakukan mereka dengan adil dan penuh kasih. Allah memilih mereka yang miskin menurut standar dunia untuk menjadi kaya dalam iman dan menerima kerajaan-Nya. Ini adalah panggilan bagi kita untuk menghilangkan sikap diskriminatif dan lebih fokus pada nilai spiritual dan kasih.
Ketiga bacaan ini menyampaikan pesan yang sangat relevan dalam kehidupan kita saat ini. Mereka mengajarkan kita tentang pentingnya membuka diri terhadap perubahan dan penyembuhan, melihat orang lain tanpa pembedaan, dan terus berharap pada janji Tuhan meskipun dalam situasi yang sulit. Dalam praktiknya, kita diundang untuk menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain, memperlakukan setiap orang dengan rasa hormat dan kasih, dan selalu menjaga harapan dan iman dalam setiap aspek kehidupan kita.
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari bacaan hari ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari kita. Dengan membuka hati kita untuk kasih dan penyembuhan, serta berkomitmen untuk hidup dalam keadilan dan kasih, kita menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan lebih siap untuk menghadapi tantangan hidup dengan penuh iman dan harapan. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang penuh kasih, bukalah hati kami seperti Engkau membuka telinga dan mulut orang tuli. Ajarlah kami untuk melihat semua orang dengan mata kasih tanpa membeda-bedakan. Berikan kami kekuatan untuk hidup dalam keadilan dan harapan, mengikuti teladan-Mu dalam setiap langkah kami. Amin.