Mari kita simak Teks Misa Katolik Perayaan Ekaristi Minggu Tanggal Minggu 1 September 2024.
Teks Misa Katolik Perayaan Ekaristi 1 September 2024 merupakan Hari Minggu Biasa XXII, Hari Minggu Kitab Suci Nasional, Santo Pedro Armengol (1238-1304), Santa Verena (350), Ruth (abad 11 SM), dengan Warna Liturgi Hijau.
Mari kita mempersembahkan diri kita dengan iman yang teguh kepada Tuhan mengikuti Perayaan Ekaristi hari ini.
Marilah kita bersama-sama menyanyikan LAGU PEMBUKA (Pastor, Prodiakon, Lektor, Misdinar masuk).
NYANYIAN PEMBUKA
TANDA SALIB DAN SALAM
PENGANTAR
Saudara-saudari terkasih, dalam perayaan Ekaristi hari ini, kita diundang untuk merenungkan pentingnya hati yang murni dalam setiap tindakan kita. Tuhan memanggil kita bukan hanya untuk mematuhi aturan lahiriah, tetapi untuk hidup dengan kasih yang tulus dan ketaatan sejati pada perintah-Nya. Aturan-aturan agama bukan untuk dipuja, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan konkret. Aturan dan tindakan konkret adalah dua hal yang harus berjalan bersama. Yang satu mendasari yang lain.
(hening).
SERUAN TOBAT
P. Saudara-saudari, marilah mengakui dosa-dosa kita, supaya kita layak merayakan misteri suci ini.
P. Tuhan Yesus Kristus, sabda kekal yang menjelma Engkau telah memilih Bunda Maria menjadi bunda-Mu yang tak bernoda, bebaskanlah kami dari noda dosa.
K. Tuhan, kasihanilah kami
U. Tuhan, kasihanilah kami
P. Tuhan Yesus Kristus, Penebus dunia melalui malaikat Gabriel, Engkau meminta kesediaan Bunda Maria untuk menerima Engkau di dalam rahimnya. Buatlah hati kami tanggap menerima Engkau.
K. Kristus, kasihanilah kami
U. Kristus, kasihanilah kami
P. Tuhan Yesus Kristus, Allah Putra, melalui Bunda Maria, Engkau menjadi manusia. Curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami.
K. Tuhan, kasihanilah kami
U. Tuhan, kasihanilah kami.
P. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U. Amin.
U. Dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.
K. Kami memuji Dikau
U. Kami meluhurkan Dikau
K. Kami menyembah Dikau
U. Kami memuliakan Dikau
K. Kami bersyukur kepada-Mu, karena kemuliaan-Mu yang besar.
U. Ya Tuhan Allah, Raja surgawi, Allah Bapa yang mahakuasa
K. Ya Tuhan Yesus Kristus, Putra yang tunggal,
U. Ya Tuhan Allah, Anak domba Allah, Putra Bapa.
K. Engkau yang menghapus dosa dunia
U. Kasihanilah kami
K. Engkau yang menghapus dosa dunia
U. Kabulkanlah doa kami
K. Engkau yang duduk di sisi Bapa,
U. Kasihanilah kami.
K. Kar’na hanya Engkaulah Kudus.
U. Hanya Engkaulah Tuhan
K. Hanya Engkaulah mahatinggi, ya Yesus Kristus
U. Bersama dengan Roh Kudus dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
COLLECTA
P. Marilah kita berdoa:
Allah yang mahakuasa, Engkaulah sumber dan segala yang baik. Bangkitkanlah dalam diri kami kasih akan Dikau dan tambahkanlah iman kami. Semoga Engkau memupuk benihbenih yang baik dalam diri kami dan memeliharanya sampai menghasilkan buah. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
LITURGI SABDA
Bacaan Pertama Ul 4:1-2.6-8
Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu; dengan demikian kamu berpegang pada perintah Tuhan.
Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, “Hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup, dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu.
Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu, dan janganlah kamu menguranginya; dengan demikian kamu berpegang pada perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.
Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaan dan akal budimu di mata bangsa-bangsa. Begitu mendengar segala ketetapan ini mereka akan berkata, Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi! Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita berseru kepada-Nya?
Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 15:2-3a.3cd-4ab.5
Ref: Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu?
Orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebar fitnah dengan lidahnya.
Orang yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya yang memandang hina orang-orang tercela tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa, yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi.
Orang yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.
Bacaan Kedua Yak 1:17-18.21b-22.27
Hendaklah kamu menjadi pelaku firman.
Saudara-saudaraku yang terkasih, setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang. Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan pertukaran.
Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya pada tingkat yang tertentu kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
Terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Hendaklah kamu menjadi pelaku firman, dan bukan hanya pendengar! Sebab jika tidak demikian, kamu menipu diri sendiri.
Ibadah sejati dan tak bercela di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil Yak 1:18
Atas kehendak-Nya sendiri Bapa telah menjadikan kita berkat firman kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
Bacaan Injil Mrk 7:1-8.14-15.21-23
Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.
Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
Sebab orang-orang Farisi – seperti orang-orang Yahudi lainnya -tidak makan tanpa membasuh tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya.
Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga. Karena itu, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?”
Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.”
Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, “Dengarlah Aku dan camkanlah ini! Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskan dia! Tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskan dia!
Sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Minggu 1 September 2024
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menegur orang Farisi dan ahli Taurat karena mereka terlalu fokus pada aturan luar dan adat istiadat manusia. Mereka mempermasalahkan murid-murid Yesus yang makan tanpa membasuh tangan menurut tradisi. Namun, Yesus mengingatkan kita bahwa bukan tradisi atau ritual yang menentukan kesucian kita, melainkan keadaan hati kita. Apa yang keluar dari dalam hati—pikiran jahat, iri hati, atau kebencian—itulah yang sebenarnya menajiskan kita. Dengan kata lain, hati kita adalah pusat dari semua tindakan dan sikap kita.
Dalam bacaan pertama, Musa mengingatkan umat Israel untuk setia pada perintah Tuhan tanpa mengubahnya. Ketaatan pada hukum Tuhan bukan hanya tentang mengikuti aturan, tetapi tentang membangun hubungan yang dekat dengan Tuhan dan menunjukkan kebijaksanaan dalam hidup kita. Ketika kita mengikuti perintah Tuhan dengan tulus, kita menjadi contoh bagi orang lain tentang bagaimana hidup dalam kebenaran dan keadilan.
Sementara itu, bacaan kedua dari Yakobus mengajarkan kita bahwa segala pemberian baik datang dari Tuhan, dan kita harus menerima firman-Nya dengan kerendahan hati. Tetapi lebih dari itu, Yakobus menekankan pentingnya tidak hanya mendengar firman Tuhan, tetapi juga mengamalkannya dalam tindakan sehari-hari. Ibadah yang sebenarnya bukan hanya tentang ritual, tetapi tentang membantu mereka yang membutuhkan dan menjaga diri kita agar tetap bersih dari pengaruh buruk dunia.
Dalam kehidupan sehari-hari kita, sering kali kita terjebak dalam rutinitas dan kebiasaan yang tampaknya baik, namun kurang berarti jika tidak disertai dengan kualitas hati yang murni. Mungkin kita terfokus pada penampilan luar atau mengikuti aturan sosial, tetapi Yesus mengingatkan kita untuk memeriksa niat dan motivasi kita. Hati yang penuh dengan kasih dan kebaikan akan menghasilkan tindakan yang baik dan benar.
Ketaatan pada hukum Tuhan harus menjadi pedoman hidup kita, bukan hanya sekadar kewajiban. Ketika kita hidup sesuai dengan perintah Tuhan dengan tulus, kita akan merasakan kedekatan Tuhan dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain. Ibadah sejati tidak hanya terwujud dalam doa dan ritus, tetapi dalam tindakan nyata kita—membantu mereka yang lemah, mengasihi sesama, dan menjaga diri dari godaan dunia.
Marilah kita berusaha untuk hidup dengan hati yang bersih dan penuh kasih, setia pada perintah Tuhan, dan melaksanakan firman-Nya dalam tindakan sehari-hari. Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi pendengar firman, tetapi pelaku yang mencerminkan kebaikan dan kasih Tuhan dalam setiap aspek hidup kita. Amin.
DOA UMAT
P. Kristus mengajak kita untuk lebih setia kepada perintah Allah demi keselamatan kita. Marilah kita panjatkan doa kita kepada Allah Bapa dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Nya terkasih:
L. Bagi Bapa Suci, para Uskup dan para imam: Semoga Bapa mendampingi Bapa Suci, para Uskup, dan para Imam agar dalam membimbing umat lebih didorong oleh cinta kasih daripada oleh hukum secara harafiah. Marilah kita mohon…
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.L. Bagi kita semua di sini: Semoga Allah Bapa membimbing kita agar hidup kita sesuai dengan Sabda yang kita dengar dari pada-Nya. Marilah kita mohon.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
U. Amin.
P: Ya Allah yang Mahamurah, terimalah kurban yang Engkau letakkan ke dalam tangan kami untuk dipersembahkan kembali kepada-Mu. Semoga misteri suci ini menguduskan kami dalam hidup sekarang ini, dan mengantar kami kepada sukacita abadi karena anugerah-Mu semata-mata. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
P. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
P. Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan
U. Sudah kami arahkan
P. Marilah bersyukur kepada Tuhan, Allah kita
U. Sudah layak dan sepantasnya.kepada Tuhan, Allah kita
P. Sungguh….
- KUDUS
- DOA SYUKUR AGUNG
BAPA KAMI
U. Amin.
P. Semoga damai Tuhan selalu bersamamu
U. Dan bersama rohmu.
P. Lihatlah Anak Domba Allah, lihatlah Dia yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah Saudara-Saudari yang diundang ke perjamuan Anak Domba.
DOA SESUDAH KOMUNI
P. Marilah kita berdoa: Ya Allah, kami telah engkau segarkan dengan roti perjamuan surgawi. Kami mohon agar santapan cinta kasih ini meneguhkan hati kami dan mendorong kami untuk melayani Dikau dalam diri saudara-saudari kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U. Dan bersama rohmu
P. Semoga Allah yang Mahakuasa memberkati Saudara sekalian, Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus
U. Amin.
PENGUTUSAN
U. Syukur kepada Allah.