Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Sabtu 31 Agustus 2024.
Kalender Liturgi hari Sabtu 31 Agustus 2024 merupakan Hari Sabtu Biasa XXI, Santo Raymundus Nonnatus, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Sabtu 31 Agustus 2024:
Bacaan Pertama 1 Korintus 1:26-31
Yang lemah dan tak berdaya dipilih Allah.
Saudara-saudara, coba ingatlah bagaimana keadaanmu ketika dipanggil. Menurut ukuran manusia tidak banyak di antara kalian yang bijak, tidak banyak yang berpengaruh, tidak banyak yang terpandang.
Namun apa yang bodoh di mata dunia dipilih oleh Allah, untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia dipilih Allah, untuk memalukan yang kuat,
dan apa yang tidak terpandang dan hina bagi dunia, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.
Tetapi Allah telah membuat kalian berada dalam Kristus Yesus, dan oleh Dia Kristus telah menjadi hikmat bagi kita. Dialah yang membenarkan, menguduskan dan menebus kita. Maka, sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci, “Barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah dalam Tuhan.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 33:12-13,18-19,20-21
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi pusaka-Nya.
Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia.
Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kalian saling menaruh cinta kasih, sebagaimana Aku telah menaruh cinta kasih kepadamu. Alleluya.
Bacaan Injil Matius 25:14-30
Karena engkau setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu.
Pada suatu hari Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
Yang seorang diberinya lima talenta, yang seorang lagi dua, dan seorang yang lain lagi satu, masing-masing menurut kemampuannya. Lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu.
Ia menjalankan uang itu dan memperoleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta pun berbuat demikian, dan mendapat laba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lubang di tanah, lalu menyembunyikan uang tuannya.
Lama kemudian pulanglah tuan hamba-hamba itu, lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta datang dan membawa laba lima talenta. Ia berkata, ‘Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku.
Lihat, aku telah memperoleh laba lima talenta’. Maka kata tuannya kepadanya, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hamba yang baik dan setia; engaku telah setia dalam perkara kecil.
Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta, katanya, ‘Tuan, dua talenta Tuan percayakan kepadaku.
Lihat, aku telah mendapat laba dua talenta’. Maka kata tuan itu kepadanya, “Baik sekali perbuatanmu hamba yang baik dan setia! Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.
Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Kini datang juga hamba yang menerima satu talenta dan berkata, ‘Tuan, aku tahu bahwa Tuan adalah manusia kejam, yang menuai di tempat Tuan tidak menabur, dan memungut di tempat Tuan tidak menanam.
Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah. Ini, terimalah milik Tuan!’ Maka tuannya menjawab, ‘Hai engkau, hamba yang jahat dan malas! Engkau tahu bahwa aku menuai di tempat aku tidak menabur, dan memungut di tempat aku tidak menanam.
Seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerima uang itu serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya, dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
Karena setiap orang yang mempunyai, akan diberi sampai ia berkelimpahan, tetapi siapa yang tidak punya, apa pun yang ada padanya akan diambil. Dan buanglah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sana akan ada ratap dan kertak gigi’.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Sabtu 31 Agustus 2024
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita merasa bahwa apa yang kita miliki atau lakukan itu kecil dan tidak berarti. Bacaan Injil tentang perumpamaan talenta mengajak kita untuk melihat hal ini dari sudut pandang yang berbeda. Tuhan memberi kita masing-masing “talenta” yang berbeda—bisa berupa bakat, kemampuan, waktu, atau kesempatan. Tugas kita adalah menggunakannya dengan sebaik mungkin.
Mungkin kita berpikir, “Saya hanya bisa melakukan sedikit,” atau “Saya tidak punya bakat yang besar seperti orang lain.” Namun, perumpamaan ini mengajarkan bahwa yang penting bukanlah seberapa besar atau kecil talenta itu, tetapi bagaimana kita menggunakannya. Hamba yang mendapat lima dan dua talenta dipuji bukan karena jumlah talenta yang mereka terima, tetapi karena mereka berani mengembangkannya. Sebaliknya, hamba yang menyembunyikan talentanya justru dihukum karena takut dan tidak berbuat apa-apa.
Renungan ini bisa diterapkan dalam kehidupan kita dengan cara sederhana. Jika kita memiliki waktu luang, mungkin kita bisa menggunakannya untuk membantu orang lain, baik itu dengan mendengarkan mereka, memberikan bantuan kecil, atau sekadar menjadi teman yang baik. Jika kita memiliki bakat tertentu, seperti memasak, menulis, atau berorganisasi, kita bisa menggunakannya untuk kebaikan bersama—misalnya, dengan berbagi pengetahuan atau membantu dalam kegiatan sosial.
Intinya, Tuhan tidak meminta kita untuk menjadi sempurna atau menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Dia hanya meminta kita untuk setia dan berani menggunakan apa yang kita miliki, sekecil apa pun itu. Dalam dunia yang sering kali menilai keberhasilan dari hal-hal besar, perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa kesetiaan dalam hal-hal kecil justru yang sangat dihargai oleh Tuhan.
Jadi, mari kita mencoba untuk tidak mengabaikan hal-hal kecil dalam hidup kita. Setiap tindakan kebaikan, seberapa pun kecilnya, memiliki nilai di mata Tuhan. Dengan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, kita bisa menjadi berkat bagi orang lain dan turut serta dalam kebahagiaan yang Tuhan janjikan. Amin.
Doa Penutup
Ya Tuhan, bantulah aku untuk setia dalam hal-hal kecil, menggunakan setiap talenta yang Engkau berikan dengan bijaksana tanpa menyia-nyiakannya. Meskipun tampaknya kecil, ajarilah aku untuk melihat nilainya dan menjadi berkat bagi sesama, memuliakan nama-Mu dalam segala hal. Amin.