Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Selasa 20 Agustus 2024.
Kalender Liturgi hari Selasa 20 Agustus 2024 merupakan Hari Selasa Biasa XX, Peringatan Wajib Santo Bernardus, Abbas dan Pujangga Gereja, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Selasa 20 Agustus 2024:
Bacaan Pertama: Yehezkiel 28: 1-10
1 Dan firman Tuhan datang kepadaku, berbunyi:
2 Hai anak manusia, katakanlah kepada penguasa Tirus: Beginilah firman Tuhan Allah: Karena hatimu meninggi, dan engkau telah berkata: Akulah Tuhan, dan Aku duduk di kursi Tuhan di tengah laut; sedangkan engkau adalah manusia, dan bukan Tuhan: dan telah menetapkan hatimu seolah-olah itu adalah hati Tuhan.
3 Lihatlah, engkau lebih bijaksana daripada Daniel: tidak ada rahasia yang tersembunyi darimu.
4 Dengan kebijaksanaanmu dan pengertianmu, engkau telah menguatkan dirimu dan telah memasukkan emas dan perak ke dalam perbendaharaanmu.
5 Dengan keagungan kebijaksanaanmu, dan dengan usahamu, engkau telah menambah kekuatanmu: dan hatimu terangkat dengan kekuatanmu.
6 Oleh karena itu, beginilah firman Tuhan Allah: Karena hatimu terangkat seperti hati Tuhan:
7 Oleh karena itu, lihatlah, Aku akan mendatangkan kepadamu orang-orang asing yang terkuat di antara bangsa-bangsa; dan mereka akan menghunus pedang mereka melawan keindahan kebijaksanaanmu, dan mereka akan menajiskan kecantikanmu.
8 Mereka akan membunuhmu dan menjatuhkanmu; dan engkau akan mati seperti orang-orang yang terbunuh di tengah laut.
9 Akankah engkau berkata di hadapan mereka yang membunuhmu: Akulah Tuhan; padahal engkau manusia, dan bukan Tuhan, yang berada di tangan mereka yang membunuhmu?
10 Engkau akan mati seperti orang yang tidak disunat di tangan orang asing, karena Aku telah mengatakannya, demikianlah firman Tuhan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Ulangan 32: 26-27ab, 27cd-28, 30, 35cd-36ab
R. (39c) Akulah yang menangani kematian dan menghidupkan.
26 Aku bertanya: Dimanakah mereka? Aku akan membuat ingatan tentang mereka berhenti di antara manusia.
27ab Tetapi demi murka musuh-musuhku aku menundanya, supaya musuh-musuh mereka tidak menjadi sombong.
R. Akulah yang menangani kematian dan menghidupkan.
27cd Tangan kita yang perkasa, dan bukan Tuhan, yang melakukan semua ini.
28 Mereka adalah bangsa tanpa nasihat dan tanpa kebijaksanaan.
R. Akulah yang menangani kematian dan menghidupkan.
30 Bagaimana seseorang mengejar seribu, dan dua orang mengejar sepuluh ribu? Bukankah itu karena Tuhan mereka telah menjual mereka dan Tuhan telah mengurung mereka?
R. Akulah yang menangani kematian dan menghidupkan.
35cd Hari kehancuran sudah dekat, dan waktunya segera tiba.
36ab TUHAN akan menghakimi umat-Nya dan mengasihani hamba-hamba-Nya.
R. Akulah yang menangani kematian dan menghidupkan.
Haleluya: Kedua Korintus 8: 9
R. Haleluya, Haleluya.
9 Yesus Kristus menjadi miskin meskipun Ia kaya, supaya melalui kemiskinan-Nya kamu dapat menjadi kaya.
R. Haleluya, Haleluya.
Bacaan Injil : Matius 19 : 23-30
23 Kemudian Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: Amin, Aku berkata kepadamu, sulit bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga.
24 Dan sekali lagi Aku berkata kepadamu: Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum, dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga.
25 Ketika mereka mendengar hal itu, murid-murid itu sangat heran dan berkata: Siapakah yang dapat diselamatkan?
26 Dan Yesus melihat, berkata kepada mereka: Bagi manusia hal ini tidak mungkin: tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.
27 Lalu Petrus menjawab dan berkata kepadanya: Lihatlah, kami telah meninggalkan segala sesuatunya, dan mengikuti engkau; oleh karena itu, apa yang akan kami miliki?
28 Dan Yesus berkata kepada mereka: Amin, Aku berkata kepadamu, bahwa kamu, yang telah mengikuti Aku, dalam kelahiran kembali, ketika Anak Manusia akan duduk di kursi Yang Mulia, kamu juga akan duduk di dua belas kursi untuk menilai kedua belas orang tersebut. suku Israel.
29 Dan setiap orang yang meninggalkan rumah, atau saudara laki-laki, atau saudara perempuan, atau ayah, atau ibu, atau isteri, atau anak-anak, atau tanah demi nama-Ku, akan menerima seratus kali lipat, dan akan memperoleh hidup yang kekal.
30 Dan banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Selasa 20 Agustus 2024
Renungan Katolik: Menjadi Rendah Hati di Tengah Kemewahan dan Kesombongan
Bacaan Injil: Matius 19:23-30
Di zaman modern ini, di mana media sosial seringkali menyanjung kekayaan dan kesuksesan materi, bacaan Injil ini mengingatkan kita tentang risiko dan tantangan yang dihadapi oleh orang-orang yang hidup dalam kemewahan. Yesus mengajarkan bahwa masuk ke dalam Kerajaan Surga adalah hal yang sulit bagi orang kaya. Pernyataan ini tidak hanya berbicara tentang kekayaan materi, tetapi juga tentang sikap hati. Orang kaya dalam konteks ini adalah mereka yang merasa cukup dengan apa yang mereka miliki dan tidak merasa perlu bergantung pada Allah.
Ketika Yesus mengatakan bahwa lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga, Dia menyoroti betapa sulitnya bagi orang yang terjebak dalam dunia materialistis untuk membuka hati mereka terhadap nilai-nilai spiritual. Di zaman sekarang, ini berarti kita perlu merenungkan apakah kekayaan kita—baik itu finansial, sosial, atau emosional—menghalangi kita untuk membangun hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan dan sesama?
Bacaan Pertama: Yehezkiel 28:1-10
Bacaan dari Yehezkiel mengingatkan kita akan bahaya kesombongan dan keangkuhan. Penguasa Tirus dalam bacaan ini menganggap dirinya setara dengan Tuhan karena kekayaan dan kebijaksanaan yang dimilikinya. Dalam konteks saat ini, ini adalah pengingat bahwa kesuksesan, status sosial, atau prestasi profesional kita tidak membuat kita lebih dari yang lain atau lebih penting di mata Tuhan.
Saat kita melihat orang-orang yang bangga dengan pencapaian mereka, kita sering kali melihat bagaimana kesombongan bisa mengaburkan pandangan mereka akan kebenaran. Kesombongan yang berlebihan dapat membuat seseorang merasa superior dan menutup diri dari realitas bahwa segala sesuatu, termasuk kesuksesan mereka, adalah berkat dari Tuhan. Kesombongan semacam ini dapat menyebabkan kehampaan yang mendalam ketika akhirnya mereka menyadari bahwa semua yang mereka anggap sebagai kekuatan mereka sebenarnya adalah anugerah yang diberikan Tuhan.
Pesan dari kedua bacaan hari ini sangat relevan dengan kehidupan kita saat ini. Pertama, kita diingatkan untuk tidak terjebak dalam pola pikir materialistis yang memprioritaskan kekayaan dan status sosial di atas hubungan spiritual. Kekayaan dan kesuksesan tidak seharusnya menjadi alasan untuk mengabaikan panggilan Tuhan dalam hidup kita. Kedua, kita diajak untuk menghindari sikap sombong dan memupuk rasa syukur serta kerendahan hati. Kesombongan dapat membuat kita lupa bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah hasil dari kemurahan hati Tuhan, bukan semata-mata hasil usaha kita sendiri.
Marilah kita merenungkan bagaimana sikap kita terhadap kekayaan dan kesuksesan mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Menyadari bahwa semua berkat yang kita terima adalah anugerah Tuhan. Gunakan kekayaan kita untuk membantu sesama dan mendukung tujuan-tujuan yang selaras dengan ajaran Kristus.
Menghindari Kesombongan: Mengakui bahwa tidak peduli seberapa besar pencapaian kita, kita tetap membutuhkan rahmat dan bimbingan Tuhan. Berlatihlah untuk bersikap rendah hati dan bersyukur.
Jangan biarkan kekayaan dan kesuksesan materi mengalihkan perhatian kita dari hubungan spiritual kita. Luangkan waktu untuk doa, refleksi, dan berbagi kasih dengan orang lain. Semoga Tuhan membimbing kita untuk hidup dengan hati yang rendah hati dan penuh syukur. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang Maha Pengasih, ajar aku untuk tetap rendah hati di tengah kemewahan dan kesuksesan. Jauhkan aku dari kesombongan dan bantu aku selalu mengandalkan-Mu. Semoga setiap berkat yang kumiliki membawa kebaikan bagi sesama dan mendekatkan aku pada-Mu. Amin.