Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 12 Agustus 2024.
Kalender Liturgi hari Senin 12 Agustus 2024 merupakan Hari Senin Biasa XIX, Santa Radegundis dari Turingia, Pengaku Imam, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 12 Agustus 2024:
Bacaan Pertama Yeh. 1:2-5.24-2:1a
Pada tanggal lima bulan, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang, datanglah firman Tuhan kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan Tuhan meliputi dia.
Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besr dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat.
Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia, Kalau mereka berjalan, aku mendengar suara sayapnya seperti suara air terjun yang menderu, seperti suara Yang Mahakuasa, seperti keributan laskar yang besar; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai.
Firman-Nya kepadaku: “Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm.148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd
Ref. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu.
Pujilah Tuhan di surga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!
Pujilah Tuhan, hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; Pujilah Tuhan, hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!
Biarlah semuanya memuji-muji Tuhan, sebab hanya nama-Nya yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang Israel, umat yang dekat pada-Nya.
Bait Pengantar Injil Alleluya
Ref. Alleluya, alleluya.
Allah memanggil kita, agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
Bacaan Injil Mat. 17:22-27
Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya ada di Galilea. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia; mereka akan membunuh Dia, tapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.”
Maka hati para murid itu pun sedih sekali. Ketika Yesus dan para murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah seorang pemungut pajak bait Allah kepada Petrus dan berkata, “Apakah gurumu tidak membayar pajak dua dirham?”
Jawab Petrus, “Memang membayar.” Ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan, “Bagaimana pendapatmu, Simon? Dari siapa raja-raja di dunia ini memungut bea dan pajak?
Dari rakyatnya atau dari orang asing?” Jawab Petrus, “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya, “Jadi bebaslah rakyatnya! Tetapi agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau.
Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 12 Agustus 2024
Renungan Katolik: Memahami Kehendak Tuhan di Tengah Tantangan
Saudara-saudari terkasih,
Dalam bacaan Injil hari ini dari Matius 17:22-27, kita diajak merenungkan suatu momen penting di mana Yesus berbicara kepada murid-murid-Nya tentang penderitaan yang akan Ia alami. Yesus dengan tegas menyatakan bahwa Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dibunuh, namun akan dibangkitkan pada hari ketiga. Berita ini menimbulkan kesedihan yang mendalam di hati para murid, namun Yesus segera menunjukkan bahwa penderitaan-Nya bukanlah akhir, melainkan awal dari kemenangan atas dosa dan kematian.
Perikop ini juga menghadirkan sebuah kisah unik mengenai pajak dua dirham yang ditagih kepada Yesus dan Petrus. Meskipun Yesus sebagai Anak Allah sebenarnya tidak wajib membayar pajak, Ia memilih untuk melakukannya demi menghindari skandal dan menjaga hubungan baik dengan orang-orang sekitar. Melalui peristiwa ini, Yesus mengajarkan kita tentang pentingnya hikmat dan kerendahan hati dalam menghadapi tuntutan dunia, tanpa melupakan identitas kita sebagai anak-anak Allah.
Bacaan pertama dari kitab Yehezkiel 1:2-5, 24-2:1a menggambarkan panggilan Nabi Yehezkiel yang disertai dengan visi yang luar biasa tentang kemuliaan Tuhan. Yehezkiel dipanggil di tengah-tengah situasi yang penuh dengan penderitaan dan pengasingan. Namun, Tuhan hadir di tengah situasi tersebut, menunjukkan kekuasaan-Nya yang mengatasi segala sesuatu. Tuhan menyuruh Yehezkiel untuk berdiri dan mendengarkan firman-Nya, menandakan panggilan untuk tetap teguh dalam iman meski di tengah kesulitan.
Kedua bacaan ini mengajarkan kita tentang kesetiaan pada kehendak Tuhan dan pentingnya menjalani hidup dengan sikap rendah hati dan hikmat. Dalam kehidupan kita, sering kali kita dihadapkan pada situasi yang sulit, di mana kita merasa terbebani oleh berbagai kewajiban dan tantangan. Namun, kita diingatkan bahwa Tuhan selalu hadir bersama kita, memberikan kekuatan dan bimbingan agar kita dapat melewati setiap rintangan.
Bagi kita yang hidup di zaman sekarang, bacaan ini mengingatkan kita untuk selalu percaya dan taat pada rencana Tuhan, meskipun itu mungkin membawa kita pada jalan penderitaan atau tantangan. Sebagaimana Yesus yang memilih untuk membayar pajak demi menghindari batu sandungan bagi orang lain, kita juga diajak untuk selalu bersikap bijaksana dan menghormati aturan yang ada, tanpa melupakan identitas kita sebagai orang beriman.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dipanggil untuk meneladani kerendahan hati dan ketaatan Yesus, serta keteguhan iman Yehezkiel. Mari kita berusaha untuk menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab, memelihara hubungan baik dengan sesama, dan selalu membuka hati untuk mendengarkan firman Tuhan. Ketika kita setia pada panggilan-Nya, Tuhan akan memberkati kita dengan kekuatan dan hikmat yang kita butuhkan untuk menghadapi setiap tantangan. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang Maha Pengasih, berikanlah aku hikmat dan kerendahan hati dalam menjalani hidup ini. Bimbinglah langkahku agar selalu setia pada kehendak-Mu, meski di tengah tantangan. Kuatkan imanku, dan tuntun aku dalam setiap keputusan yang kuambil. Amin.