Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 11 Agustus 2024.
Kalender Liturgi hari Minggu 11 Agustus 2024 merupakan Hari Minggu Biasa XIX, Santa Klara dari Asisi, Perawan, Santa Susana, Martir, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 11 Agustus 2024:
Bacaan Pertama 1Raj 19:4-8
Oleh kekuatan makanan itu, Elia berjalan sampai ke gunung Allah.
Sekali peristiwa Elia masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya, “Cukuplah sudah! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik daripada nenek moyangku.”
Sesudah itu Elia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya, “Bangunlah, makanlah!” Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Elia makan dan minum, kemudian berbaring lagi.
Tetapi malaikat Tuhan datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata, “Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu.”Maka bangunlah Elia, lalu makan dan minum; dan oleh kekuatan makanan itu Elia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9
Ref: Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan.
Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu, puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan, Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya.
Bacaan Kedua Ef 4:30-5:2
Hiduplah di dalam kasih, seperti Kristus Yesus.
Saudara-saudara, janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah, hendaklah dibuang dari antara kamu; demikian pula segala kejahatan.
Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah telah mengampuni kamu dalam Kristus.
Sebab itu jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan, dan hiduplah dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan kurban yang harum mewangi bagi Allah.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil Yoh 6:51
Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.
Bacaan Injil Yoh 6:41-51
Akulah roti hidup yang telah turun dari Surga.
Sekali peristiwa bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Yesus, karena Ia telah mengatakan, “Akulah roti yang telah turun dari surga.” Kata mereka, “Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal?
Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari surga?” Jawab Yesus kepada mereka, “Jangan kamu bersungut-sungut! Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi:
Mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti bahwa ada orang yang telah melihat Bapa! Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya, barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.
Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga! Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Minggu 11 Agustus 2024
Dalam Bacaan Injil hari ini dari Yohanes 6:41-51, kita diajak untuk merenungkan kedalaman makna dari pernyataan Yesus sebagai “roti hidup” yang turun dari surga. Yesus, dalam pengajaran-Nya, memperkenalkan diri sebagai sumber kehidupan yang kekal, yang datang dari Allah dan yang memberikan hidup kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Ini bukan hanya sebuah pernyataan tentang makanan fisik, tetapi sebuah undangan untuk memasuki hubungan yang lebih dalam dengan-Nya—sebuah hubungan yang memberi kita kehidupan abadi.
Sebaliknya, dalam Bacaan Pertama dari 1 Raja-Raja 19:4-8, kita mendapati Elia, nabi besar, berada dalam keadaan putus asa dan kelelahan. Namun, Tuhan tidak membiarkannya dalam kondisi tersebut. Melalui malaikat-Nya, Tuhan memberikan makanan dan minuman yang cukup untuk menyegarkan tubuh dan jiwa Elia, serta memberinya kekuatan untuk melanjutkan perjalanan rohani menuju gunung Horeb. Ini menunjukkan betapa Tuhan memperhatikan kebutuhan fisik dan spiritual umat-Nya, dan bagaimana Dia menyediakan apa yang diperlukan untuk meneruskan perjalanan hidup ini.
Bacaan Kedua dari Efesus 4:30-5:2 mengajarkan kita untuk hidup dalam kasih, mengikuti teladan Kristus yang mengasihi kita dan memberikan diri-Nya sebagai kurban yang harum mewangi bagi Allah. Rasul Paulus menekankan pentingnya menghindari kepahitan, kemarahan, dan segala bentuk kejahatan, dan sebaliknya, mengajak kita untuk saling mengampuni dan hidup dalam kasih. Ini adalah panggilan untuk mencerminkan kasih Kristus dalam setiap tindakan dan hubungan kita.
Tujuan dari ketiga bacaan ini adalah untuk mengajak kita semua memahami dan menghidupi makna dari hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Bacaan Injil Yohanes menekankan pentingnya Yesus sebagai roti hidup yang memberi kehidupan kekal, Bacaan Pertama mengajarkan tentang penyediaan Tuhan yang memulihkan dan memperkuat kita dalam perjalanan hidup, sementara Bacaan Kedua mengajak kita untuk menghidupi kasih dalam kehidupan sehari-hari.
Makna terpenting dari ketiga bacaan ini adalah pengingat akan kebutuhan kita untuk bergantung pada Tuhan sebagai sumber kehidupan dan kekuatan. Dengan mempercayai Yesus sebagai roti hidup, kita membuka diri untuk menerima kehidupan kekal.
Tuhan tidak hanya memperhatikan kebutuhan fisik kita, tetapi juga memberikan kekuatan untuk menjalani perjalanan hidup ini dengan penuh iman. Dan dalam setiap hubungan dan tindakan kita, kita dipanggil untuk mencerminkan kasih Kristus yang tulus.
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, marilah kita merenungkan betapa dalam kasih Allah yang dinyatakan melalui Yesus Kristus, Roti Hidup. Dia yang turun dari surga untuk memberi kita kehidupan kekal dan memuaskan kebutuhan terdalam kita. Seperti Elia yang disegarkan oleh makanan dari Tuhan, kita juga dipanggil untuk menemukan kekuatan dalam kasih dan penyediaan Tuhan.
Hidup kita harus mencerminkan kasih Kristus dalam setiap tindakan dan hubungan kita. Mari kita buang segala kepahitan, kemarahan, dan fitnah, dan menggantinya dengan kasih yang tulus dan saling mengampuni. Dengan cara ini, kita tidak hanya menjadi penerima kasih Tuhan, tetapi juga penyebar kasih-Nya kepada sesama.
Dalam dunia yang sering kali penuh dengan cobaan pergulatan hidup, ingatlah bahwa Tuhan selalu menyediakan roti hidup dan kekuatan yang kita butuhkan. Marilah kita hidup dengan penuh iman dan kasih, mengikuti teladan Kristus, dan mewujudkan kasih-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, Engkau adalah roti hidup yang memberi kekuatan dan kehidupan kekal. Dalam kelemahan dan kepahitan hidup kami, berilah kami kekuatan dan kasih-Mu. Ajarlah kami untuk mencerminkan kasih-Mu dalam setiap tindakan, dan mengampuni seperti Engkau mengampuni kami. Amin.