Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 4 Agustus 2024.
Kalender Liturgi hari Minggu 4 Agustus 2024 merupakan Hari Minggu Biasa XVIII, Santo Yohanes Maria Vianney, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 4 Agustus 2024:
Bacaan Pertama Kel 16:2-4.12-15
Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu.
Di padang gurun Sin yang terletak di antara Elim dan Gunung Sinai, bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun. Mereka berkata, “Ah, andaikata tadinya kami mati di tanah Mesir oleh tangan Tuhan, tatkala kami duduk menghadapi kuali penuh daging dan makan roti sepuas hati!
Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.” Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Sesungguhnya, Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu.
Maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari. Dengan cara itu aku hendak menguji apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak.
Aku telah mendengar orang Israel bersungut-sungut. Katakanlah kepada mereka, ‘Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan makan roti sampai kenyang. Maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, Allahmu.”
Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan mereka. Pagi harinya terhamparlah embun sekeliling perkemahan. Setelah embun menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus mirip sisik, halus seperti embun yang membeku di atas tanah.
Melihat itu umat Israel saling bertanya-tanya, ‘Apakah ini?’ Sebab mereka tidak tahu apa itu. Lau berkatalah Musa, “Inilah roti yang diberikan Tuhan menjadi makananmu.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah
Mazmur Tanggapan Mzm 78:3.4bc.23-24.25.54
Ref: Tuhan memberi mereka roti dari langit.
Aku mau menuturkan hikmat yang telah kami dengar dan kami ketahui, dan yang diceritakan kepada kami oleh para leluhur. Kami mau meneruskannya kepada angkatan yang kemudian: Puji-pujian kepada Tuhan dan kekuatan-Nya.
Maka Ia memberi perintah kepada awan-awan dari atas, dan membuka pintu-pintu langit; Ia menurunkan manna untuk dimakan, dan memberi mereka gandum dari langit.
Roti para malaikat menjadi santapan insan, bekal berlimpah disediakan oleh Allah. Dibawa-Nya mereka ke tanah-Nya yang kudus, ke gunung-gunung yang Ia rebut dengan tangan kanan-Nya.
Bacaan Kedua Ef 4:17.20-24
Kenakanlah manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah.
Saudara-saudara, di dalam Tuhan aku menegaskan hal ini kepadamu: Jangan lagi hidup dengan pikiran yang sia-sia, seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu jangan hidup secara demikian! Kamu telah belajar mengenal Kristus.
Karena kamu telah mendengar tentang Dia, dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus. Maka, sehubungan dengan kehidupanmu yang dahulu, kamu harus menanggalkan manusia lama yang menemui kebinasaan oleh karena nafsu yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu.
Hendaknya kamu mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah; hendaklah kamu hidup di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah
Bait Pengantar Injil Mat 4:4b
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
Bacaan Injil Yoh 6:24-35
Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Di seberang Danau Galilea, ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu lalu berangkat ke Kapernaum, untuk mencari Yesus.
Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?”Yesus menjawab mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.
Bekerjalah, bukan untuk makanan yang dapat binasa, melainkan untuk makanan, yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.”
Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Maka kata mereka kepada-Nya, “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga.”
Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberikan kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia.”
Maka kata mereka kepada-Nya, “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa!” Kata Yesus kepada mereka, “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Minggu 4 Agustus 2024
Renungan Katolik: Panggilan untuk Mengenal dan Menghidupi Yesus sebagai Roti Hidup
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Dalam bacaan Injil hari ini, kita diajak untuk merenungkan Yesus sebagai Roti Hidup. Orang banyak yang mengikuti Yesus setelah mukjizat penggandaan roti datang kepada-Nya dengan harapan mendapatkan makanan lagi. Namun, Yesus mengingatkan mereka bahwa yang mereka butuhkan bukanlah makanan fisik yang sementara, melainkan makanan rohani yang kekal. Yesus bersabda, “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” (Yoh 6:35).
Bacaan pertama dari Kitab Keluaran menceritakan bagaimana Allah memberikan manna dari surga untuk menghidupi bangsa Israel di padang gurun. Manna ini adalah simbol dari pemeliharaan Allah yang setia dan kasih-Nya yang tak berkesudahan. Namun, Yesus menyatakan bahwa manna hanyalah bayangan dari roti sejati yang diberikan oleh Bapa, yaitu diri-Nya sendiri.
Sedangkan dalam bacaan kedua dari Surat Efesus, kita diingatkan untuk meninggalkan cara hidup kita yang lama dan mengenakan manusia baru yang diciptakan menurut kehendak Allah dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. Hidup dalam Kristus berarti hidup dalam terang dan kebenaran, tidak lagi terikat oleh nafsu duniawi yang menyesatkan.
Tujuan utama dari ketiga bacaan ini adalah untuk mengarahkan kita kepada pemahaman yang lebih dalam tentang Yesus sebagai sumber kehidupan sejati. Injil Yohanes mengajak kita untuk melihat Yesus bukan hanya sebagai pemberi mukjizat, tetapi sebagai pemberi kehidupan kekal. Sementara bacaan dari Kitab Keluaran menunjukkan kasih dan pemeliharaan Allah yang terus-menerus, dan bacaan dari Efesus menekankan transformasi hidup yang harus kita alami sebagai pengikut Kristus.
Saudara-saudari, dalam kehidupan kita sehari-hari, kita seringkali terfokus pada hal-hal yang bersifat sementara: pekerjaan, materi, dan kesenangan duniawi. Namun, Yesus mengingatkan kita untuk mencari yang kekal, yaitu hubungan yang mendalam dengan-Nya. Dalam mencari Yesus, kita dipanggil untuk percaya dan mengandalkan-Nya dalam segala aspek kehidupan kita.
Panggilan untuk mengenakan manusia baru mengajak kita untuk meninggalkan kebiasaan buruk, pikiran sia-sia, dan nafsu duniawi. Sebaliknya, kita harus hidup dalam kebenaran dan kekudusan, mengikuti ajaran Yesus yang mengajarkan kasih, pengampunan, dan pelayanan kepada sesama.
Menghidupi Yesus sebagai Roti Hidup berarti kita harus berusaha setiap hari untuk semakin dekat dengan-Nya melalui doa, sakramen, dan perbuatan kasih. Kita juga diajak untuk menjadi roti hidup bagi orang lain, membagikan kasih dan berkat yang telah kita terima kepada sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan.
Marilah kita berdoa agar Roh Kudus senantiasa membimbing kita untuk semakin memahami makna dari roti hidup yang sejati, dan memampukan kita untuk menghidupi iman kita dengan penuh cinta dan ketulusan. Amin.
Semoga renungan ini menyentuh hati kita dan menginspirasi kita untuk selalu mencari Yesus, Sang Roti Hidup, dalam setiap langkah kehidupan kita. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, Roti Hidup, bimbing kami untuk selalu mencari-Mu. Berikanlah kami kekuatan untuk hidup dalam kebenaran dan kasih, meninggalkan nafsu duniawi. Semoga iman kami tumbuh dan kami menjadi berkat bagi sesama. Amin.