Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 21 Juni 2024.
Kalender Liturgi hari ini Jumat 21 Juni 2024 merupakan Hari Jumat Biasa XI, Perayaan Wajib Santo Aloysius Gonzaga, Biarawan dan Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 21 Juni 2024:
Bacaan Pertama 2Raj. 11:1-4,9-18,20
Ketika Atalya, ibu Ahazia, melihat bahwa anaknya sudah mati, maka bangkitlah ia membinasakan semua keturunan raja.
Tetapi Yoseba, anak perempuan raja Yoram, saudara perempuan Ahazia, mengambil Yoas bin Ahazia, menculik dia dari tengah-tengah anak-anak raja yang hendak dibunuh itu, memasukkan dia dengan inang penyusunya ke dalam gudang tempat tidur, dan menyembunyikan dia terhadap Atalya, sehingga dia tidak dibunuh.
Maka tinggallah dia enam tahun lamanya bersama-sama perempuan itu dengan bersembunyi di rumah Tuhan, sementara Atalya memerintah negeri.
Dalam tahun yang ketujuh Yoyada mengundang para kepala pasukan seratus dari orang Kari dan dari pasukan bentara penunggu.
Disuruhnyalah mereka datang kepadanya di rumah Tuhan, lalu diikatnya perjanjian dengan mereka dengan menyuruh mereka bersumpah di rumah Tuhan. Kemudian diperlihatkannyalah anak raja itu kepada mereka.
Para kepala pasukan seratus itu melakukan tepat seperti yang diperintahkan imam Yoyada. Masing-masing mengambil orang-orangnya yang selesai bertugas pada hari Sabat bersama-sama dengan orang-orang yang masuk bertugas pada hari itu, lalu datanglah mereka kepada imam Yoyada.
Imam memberikan kepada para kepala pasukan seratus itu tombak-tombak dan perisai-perisai kepunyaan raja Daud yang ada di rumah Tuhan. Kemudian para bentara itu, masing-masing dengan senjatanya di tangannya,
mengambil tempatnya di lambung kanan sampai ke lambung kiri rumah itu, dengan mengelilingi mezbah dan rumah itu untuk melindungi raja.
Sesudah itu Yoyada membawa anak raja itu ke luar, mengenakan jejamang kepadanya dan memberikan hukum Allah kepadanya. Mereka menobatkan dia menjadi raja serta mengurapinya,
dan sambil bertepuk tangan berserulah mereka: “Hiduplah raja!” Ketika Atalya mendengar suara bentara-bentara penunggu dan rakyat, pergilah ia mendapatkan rakyat itu ke dalam rumah Tuhan.
Lalu dilihatnyalah raja berdiri dekat tiang menurut kebiasaan, sedang para pemimpin dengan para pemegang nafiri ada dekat raja. Dan seluruh rakyat negeri bersukaria sambil meniup nafiri.
Maka Atalya mengoyakkan pakaiannya sambil berseru: “Khianat, khianat!” Tetapi imam Yoyada memerintahkan para kepala pasukan seratus, yakni orang-orang yang mengepalai tentara,
katanya kepada mereka: “Bawalah dia keluar dari barisan! Siapa yang memihak kepadanya bunuhlah dengan pedang!” Sebab tadinya imam itu telah berkata: “Janganlah ia dibunuh di rumah Tuhan!”
Lalu mereka menangkap perempuan itu. Pada waktu ia masuk ke istana raja dengan melalui pintu bagi kuda, dibunuhlah dia di situ. Kemudian Yoyada mengikat perjanjian antara Tuhan dengan raja dan rakyat, bahwa mereka menjadi umat Tuhan; juga antara raja dengan rakyat.
Sesudah itu masuklah seluruh rakyat negeri ke rumah Baal, lalu merobohkannya; mereka memecahkan sama sekali mezbah-mezbahnya dan patung-patung dan membunuh Matan, imam Baal, di depan mezbah-mezbah itu.
Kemudian imam Yoyada mengangkat penjaga-penjaga untuk rumah Tuhan. Bersukarialah seluruh rakyat negeri dan amanlah kota itu, setelah Atalya mati dibunuh dengan pedang di istana raja.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 132:11,12,13-14,17-18
Ref. Tuhan telah memilih Sion menjadi tempat kedudukan-Nya.
Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud , Ia tidak akan memungkirinya: “Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu.
Jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku, dan pada peraturan yang Kuajarkan kepada mereka, maka selamanya anak-anak mereka akan duduk di atas takhtamu.”
Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, “Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya”.
Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keaiban, tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!”
Bait Pengantar Injil PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab milik merekalah Kerajaan Allah.
Bacaan Injil Mat 6:19-23
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Jumat 21 Juni 2024
Dari Injil Matius, kita diajak untuk memeriksa di mana kita meletakkan hati kita. Apakah kita lebih mementingkan harta duniawi yang bisa hilang kapan saja, ataukah kita fokus pada harta di surga yang abadi? Yesus mengajak kita untuk mengumpulkan harta di surga dengan melakukan perbuatan baik, hidup dalam kasih, dan setia kepada Tuhan.
Mata kita sebagai pelita tubuh menggambarkan perspektif dan pandangan hidup kita. Jika kita memiliki pandangan yang baik dan positif, hidup kita akan penuh dengan terang dan kebenaran. Sebaliknya, jika kita memiliki pandangan yang negatif dan jahat, hidup kita akan penuh dengan kegelapan.
Dari Bacaan Pertama, kita belajar tentang keberanian Yoseba dan imam Yoyada dalam menjaga keturunan raja dan memulihkan perjanjian dengan Tuhan. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya iman dan kesetiaan dalam menghadapi tantangan hidup. Kita diajak untuk selalu setia pada Tuhan dan tidak takut untuk melakukan yang benar, meskipun menghadapi risiko besar.
Dalam kehidupan kita sekarang, pesan ini sangat relevan. Di tengah godaan materialisme dan kekayaan duniawi, kita diingatkan untuk selalu fokus pada hal-hal rohani dan abadi. Kita juga diingatkan untuk memiliki keberanian dan kesetiaan dalam menjaga iman kita dan melakukan yang benar, meskipun menghadapi tantangan dan risiko. Dengan menempatkan Tuhan dan kehendak-Nya sebagai pusat hidup kita, kita akan menemukan terang dan kedamaian sejati dalam kehidupan kita.
Tujuan dari kedua bacaan ini adalah untuk mengajak kita merenungkan nilai dan prioritas hidup kita. Injil Matius mengajak kita untuk fokus pada hal-hal yang abadi dan rohani, daripada mengejar harta duniawi yang fana. Sedangkan Bacaan Pertama mengingatkan kita tentang pentingnya kesetiaan dan keberanian dalam menjaga iman kita dan perjanjian dengan Tuhan.
Mari kita berdoa agar Tuhan memberikan kita kekuatan untuk selalu memilih harta surgawi daripada harta duniawi, dan keberanian untuk setia kepada-Nya dalam setiap langkah hidup kita. Semoga terang Tuhan selalu menerangi jalan kita dan membawa kita kepada kehidupan yang abadi bersama-Nya. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, bantu kami mengutamakan harta surgawi dan hidup dalam kasih-Mu. Berikan kami keberanian dan kesetiaan dalam menghadapi godaan duniawi. Jadikan mata kami terang, agar hidup kami penuh kebenaran dan damai. Amin.