Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 19 Juni 2024.
Kalender Liturgi hari ini Rabu 19 Juni 2024 merupakan Hari Rabu Biasa XI, Peringatan fakultatif Santo Romualdus Biarawan, Santo Gervasius dan Protasius, Martir, Santa Yuliana Falconieri, Biarawati, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 19 Juni 2024:
Bacaan Pertama 2Raj. 2:1,6-14
Pada waktu itu Elia dan Elisa sedang berjalan dari Gilgal, dan ketika mereka ada di kota Yerikho, berkatalah Elia kepada Elisa, “Baiklah engkau tinggal di sini, sebab Tuhan menyuruh aku ke Sungai Yordan.”
Jawab Elisa, “Demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan dikau.” Lalu berjalanlah keduanya. Lima puluh orang dari rombongan nabi di Yerikho ikut berjalan dengan mereka.
Tetapi mereka memandang dari jauh, ketika Elia dan Elisa berdiri di tepi Sungai Yordan. Lalu Elia mengambil jubahnya, digulungnya dan dipukulkannya ke atas air. Maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan sebelah sana.
Lalu keduanya menyeberang dengan berjalan di tanah yang kering. Sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa, “Mintalah apa yang hendak kulakukan bagimu, sebelum aku terangkat dari padamu.”
Jawab Elisa, “Semoga aku mewarisi dua bagian dari rohmu.” Berkatalah Elia, “Apa yang kauminta itu sukar! Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah bagimu seperti yang kauminta.
Jika tidak, ya tidak akan terjadi.” Sedang mereka berjalan terus sambil bercakap-cakap, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya. Lalu naiklah Elia ke surga dalam angin badai.
Melihat itu berteriaklah Elisa, “Bapaku! Bapaku! Kereta Israel dan orang-orang yang berkuda!” Kemudian Elia tidak kelihatan lagi oleh Elisa. Maka Elisa merenggut pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua.
Sesudah itu ia memungut jubah Elia yang telah terjatuh. Lalu Elisa berjalan hendak pulang dan berdiri di tepi Sungai Yordan.
Dipukulkannya jubah Elia yang terjatuh itu ke atas air sambil berseru, “Di manakah Tuhan, Allah Elia?” Maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana. Lalu Elisa menyeberang.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 31:20,21,24
Ref. Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai kalian semua yang berharap kepada Tuhan.
Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kaulakukan di hadapan manusia bagi orang yang berlindung pada-Mu.
Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang; Engkau melindungi mereka dalam pondok terhadap perbantahan lidah.
Kasihilah Tuhan, hai semua orang yang dikasihi-Nya! Tuhan menjaga orang-orang yang setiawan, tetapi orang yang congkak diganjar-Nya dengan tidak tanggung-tanggung.
Bait Pengantar Injil Yoh 14:23
Ref. Alleluya, alleluya.
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.
Bacaan Injil Mat. 6:1-6,16-18
Dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di depan orang supaya dilihat. Sebab jika demikian, kalian takkan memperoleh upah dari Bapamu yang di surga.
Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang-orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya dipuji orang.
Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” “Dan apabila kalian berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan di tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang.
Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya.’ Tetapi jikalau engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” “Dan apabila kalian berpuasa, janganlah muram mukamu, seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa.
Aku berkata kepadamu, ‘Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.’ Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Rabu 19 Juni 2024
Kedua bacaan ini mengajarkan kita tentang ketulusan, kesetiaan, dan iman yang sejati. Yesus dalam Injil mengingatkan kita untuk menjalankan ibadah dengan hati yang tulus, tanpa mencari pengakuan atau pujian dari orang lain. Kita diajak untuk hidup dengan integritas dan ketulusan hati, baik dalam memberi sedekah, berdoa, maupun berpuasa. Bacaan pertama menunjukkan contoh konkret dari kesetiaan dan iman Elisa kepada Elia dan kepada Tuhan. Kesetiaan Elisa tidak goyah meskipun ia tahu bahwa Elia akan diambil dari padanya. Dengan iman yang teguh, Elisa dapat melanjutkan karya besar yang telah dimulai oleh Elia.
Sebagai umat Katolik, kita diajak untuk menghidupi nilai-nilai ketulusan, kesetiaan, dan iman dalam kehidupan sehari-hari. Ketulusan hati dalam beribadah kepada Tuhan harus menjadi dasar dari setiap tindakan kita. Memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa bukanlah untuk mendapat pujian dari sesama, melainkan untuk menyenangkan hati Tuhan yang melihat yang tersembunyi. Dalam menjalankan setiap tindakan baik, kita harus menjaga keikhlasan hati, karena hanya dengan hati yang tulus kita akan menerima berkat dari Tuhan.
Selain itu, dari kisah Elia dan Elisa, kita diajak untuk setia dan beriman dalam menjalani tugas dan panggilan hidup kita. Meskipun tantangan dan cobaan mungkin menghadang, dengan iman yang teguh, kita dapat mengatasi segala rintangan dan melanjutkan karya-karya baik yang telah dimulai. Kesetiaan Elisa yang tidak meninggalkan Elia hingga akhir menunjukkan betapa pentingnya kesetiaan dalam hubungan kita dengan Tuhan dan sesama.
Marilah kita selalu menjaga ketulusan hati dalam setiap perbuatan kita, setia dalam menjalani panggilan hidup, dan beriman teguh kepada Tuhan. Dengan demikian, kita akan menerima berkat dan upah dari Bapa di surga yang melihat segala sesuatu yang tersembunyi. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang Maha Kasih, tuntunlah kami untuk hidup dengan ketulusan, kesetiaan, dan iman yang sejati. Bantulah kami untuk beribadah dengan hati yang tulus dan ikhlas, tanpa mencari pujian dunia. Semoga kami selalu setia pada panggilan-Mu. Amin.