Teks misa disiapkan untuk Hari Biasa XI tahun B, lengkap dengan Renungan Harian Katolik.
Mari ikuti misa hari Minggu ini dengan penuh iman.
Para Petugas Liturgi berkumpul di sakristi. Pada meja perayaan disiapkan lilin bernyala yang mengapit salib. Untuk bacaan, siapkan Alkitab. Untuk nyanyian, bisa disiapkan buku nyanyian. Agar suasana khusyuk, matikan alat-alat komunikasi.
Saat memulai, Pemimpin (P) berkata: P: “Penolong kita ialah Tuhan.” U: “Yang menjadikan langit dan bumi.” Kemudian dinyanyikan lagu pembuka untuk Masa Biasa.
01. TANDA SALIB DAN SALAM
P: Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin. P: Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita. U: Sekarang dan selama-lamanya.
02. KATA PEMBUKA
P: Hari ini kita merayakan Minggu Kesebelas dalam Masa Biasa. Kita akan merenungkan tema tentang pertumbuhan iman kita. Kita diharapkan memupuk iman kita agar tumbuh kokoh. Dalam bacaan pertama, kita akan mendengar firman Tuhan yang mengatakan bahwa Ia sendiri yang menanam iman itu dalam hati kita. Tuhan berkuasa atas segalanya. Sama seperti pohon yang tidak berbuah ditebang, orang yang tidak berbuah juga akan binasa. Dalam bacaan kedua, Rasul Paulus mengajak jemaat di Korintus dan kita semua untuk bertahan dalam iman kita. Pada akhirnya, kita semua akan menghadap takhta Tuhan dan mempertanggungjawabkan perbuatan kita. Orang yang beriman akan melakukan perbuatan baik. Itulah yang diharapkan Paulus. Dalam bacaan Injil, Yesus menunjukkan bagaimana iman kita harus bertumbuh. Iman itu harus seperti benih yang ditaburkan. Ia akan tumbuh dan menghasilkan bulir yang berguna bagi yang lain. Iman kita mendorong kita untuk berbuat baik dan melakukan yang benar. Itulah buah iman yang berguna bagi kita dan sesama. [hening sejenak]
03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN
P: Marilah kita mengakui bahwa kita berdosa terutama karena kita meragukan kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Kita mohon pengampunan agar hati kita layak untuk perayaan Sabda ini. U: Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu, saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus, dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita. P: (dengan tangan terkatup) Semoga Allah memandang dan memperhatikan kita. Semoga Ia menunjukkan kerelaan hati-Nya serta memberikan pengampunan dosa dan damai sejahtera kepada kita. U: Amin.
04. MENYANYIKAN LAGU KEMULIAAN
P: Kemuliaan kepada Allah di surga. U: Dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya. P: Kami memuji Dikau, U: Kami meluhurkan Dikau. P: Kami menyembah Dikau, U: Kami memuliakan Dikau. P: Kami bersyukur kepada-Mu, karena kemuliaan-Mu yang besar. U: Ya Tuhan Allah, raja surgawi, Allah Bapa yang Mahakuasa. P: Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal. U: Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa. P: Engkau yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami. U: Engkau yang menghapus dosa dunia, kabulkanlah doa kami. P: Engkau yang duduk di sisi Bapa, kasihanilah kami. U: Karena hanya Engkaulah kudus. P: Hanya Engkaulah Tuhan. U: Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus. P: Bersama dengan Roh Kudus, U: Dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
05. DOA PEMBUKA
P: Marilah kita berdoa, [hening sejenak] Ya Tuhan, kami bersyukur atas rahmat iman yang Engkau tanamkan dalam hati kami melalui orangtua dan orang-orang dekat kami. Yesus Putra-Mu mengajarkan kami untuk membina iman kami dengan tekun, sehingga kami dapat bertumbuh dengan iman yang hidup. Semoga kami selalu berusaha memelihara iman kami dengan tekun, agar kami dapat dihantar kepada keselamatan kekal. Demi Kristus, Tuhan kami dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. U: Amin.
06. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN
P: Marilah kita membuka hati kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat penuntun jalan hidup kita.
07. BACAAN PERTAMA (Yeh. 17:22-24)
L: Bacaan dari Kitab Yehezkiel. Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan mengambil sebuah carang dari puncak pohon aras yang tinggi dan menanamnya; Aku mematahkannya dari pucuk yang paling ujung dan yang masih muda dan Aku sendiri akan menanamnya di atas sebuah gunung yang menjulang tinggi ke atas; di atas gunung Israel yang tinggi akan Kutanam dia, agar ia bercabang-cabang dan berbuah dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan yang berbulu bersayap tinggal di bawahnya, mereka bernaung di bawah cabang-cabangnya. Maka segala pohon di ladang akan mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu kering dan membuat pohon yang layu kering bertaruk kembali. Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan akan membuatnya.” Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah.
08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN
Refren (Mzm. 92:2): Betapa baiknya menyanyi dan memuji-Mu ya Tuhan. Mzm. 92:2-3,13-14,15-16:
- Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi, untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiaan-Mu di waktu malam. (Refren)
- Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. (Refren)
- Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya. (Refren)
09. BACAAN KEDUA (2 Kor. 5:6-10)
L: Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Umat di Korintus. Saudara-saudari, hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan, sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan. Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya. Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah.
10. ALLELUIA (Mrk 4:31-32)
P: Alleluia. U: Alleluia. P: Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi. Apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dan menghasilkan buah berlimpah. U: Alleluia.
11. INJIL (Mrk. 4:26-34)
P: Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Markus. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil. Lalu kata Yesus: “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” Kata-Nya lagi: “Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri. P: Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus.
12. RENUNGAN SINGKAT
Bacaan Injil tadi berbicara tentang Kerajaan Allah. Kita tidak bisa membayangkan Kerajaan Allah itu berada di sebuah tempat tertentu, dengan struktur pengurus tertentu pula. Kerajaan Allah itu lebih berurusan dengan situasi atau suasana. Di mana Allah hadir atau di mana Sabda Allah itu bertumbuh, di situlah Kerajaan Allah berada. Ketika kita menghidupi Sabda Allah, kita menghadirkan Allah dan kerajaan-Nya ke tengah-tengah kita. Di situlah Kerajaan Allah berada, dengan Allah sebagai Raja. Ketika Sabda-Nya didengarkan dan dihidupi, di situlah Allah merajai kita. Dalam bacaan Injil tadi, Yesus memakai dua perumpamaan untuk menggambarkan Kerajaan Allah. Keduanya memakai benih yang ditaburkan lalu bertumbuh dan menghasilkan. Benih pertama menghasilkan bulir yang kemudian dipanen, dan benih kedua menghasilkan tempat tinggal atau tempat perlindungan bagi yang lain. Perumpamaan ini mengajak kita untuk melakukan dua hal, sehubungan dengan iman kita. Pertama, kita mesti memelihara iman kita sehingga kita bisa bertumbuh dengan baik. Orang yang menanamkan benih pasti akan memperhatikan benih tersebut. Namun, benih juga harus kokoh sehingga ia dapat bertumbuh dan kemudian menghasilkan buah yang diharapkan. Iman yang kokoh hanya dapat diperoleh dengan pemeliharaan yang baik. Kedua, iman itu harus berguna bagi sesama. Benih itu tidak bisa hanya bertumbuh dan menjadi besar. Ia harus menghasilkan bulir atau cabang yang berguna bagi yang lain. Kita hidup bersama orang lain. Iman yang hidup akan nyata dalam perbuatan atau relasi kita dengan sesama. Kita tidak bisa hanya berdoa lalu tidak peduli dengan sesama atau menjauhi, memusuhi sesama. Sama seperti Yesus yang berkorban bagi kita, iman kita kepada Tuhan mesti membuat kita berguna bagi sesama kita. Selamat membangun iman yang kokoh dan saling menolong sebagai perwujudan iman kita.
13. HENING
14. SYAHADAT
P: Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
15. DOA UMAT
P: Saudara-saudari yang terkasih, iman hanya dapat bertumbuh jika kita selalu mendekatkan diri kepada Tuhan. Tuhan akan membuka jalan ketika kita menemui tantangan dan putus asa. Marilah kita menyampaikan doa-doa kita kepada-Nya. P: Bagi para pelayanan dan petugas Gereja di paroki dan stasi kita. Semoga mereka selalu dikarunia kesehatan dan semoga Roh Kudus mendorong mereka supaya senantiasa menjalankan tugasnya dengan semangat cinta kasih dan pengabdian yang ikhlas. Marilah kita mohon…. P: Bagi panggilan kaum muda. Kita berdoa semoga semakin banyak kaum muda yang berani menjawab panggilan Tuhan dan membaktikan diri secara total bagi karya Tuhan, dalam tugas sebagai imam, biarawan, biarawati. Semoga kita berusaha mendorong anak-anak kita menjawab panggilan ini. Marilah kita mohon…. P: Bagi keluarga-keluarga yang mengalami masalah berat. Marilah kita berdoa bagi keluarga-keluarga yang mengalami masalah berat, yang mengancam keutuhan keluarga. Semoga Tuhan menunjukkan jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah mereka, dan memulihkan kembali keutuhan keluarga mereka. Marilah kita mohon…. P: Bagi kita semua. Semoga kita selalu berusaha untuk mempertahankan dan memelihara iman kita dengan setia, agar kita bisa menjadi seperti pohon yang menghasilkan buah yang baik bagi sesama. Marilah kita mohon…. P: Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing. [hening sejenak lalu lanjut]. P: Ya Bapa, masih banyak yang ingin kami sampaikan ke hadirat-Mu, namun kami yakin, Engkau sudah mengetahui semuanya. Semoga Engkau berkenan mengabulkan doa-doa kami ini, sebab semua ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. U: Amin
16. KOLEKTE
[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan cinta kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang berkekurangan, diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan lalu dihantar dan diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu persembahan yang bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan Berbagi.
17. DOA PUJIAN
[Sesudah Kolekte, Pemimpin membawakan Doa Pujian sambil berdiri di depan umat, menghadap ke altar dan umat berdiri dan P: Saudara-saudari yang terkasih, setelah menyadari karya keselamatan Allah bagi hidup kita, marilah kita memuji Dia: Terpujilah Engkau di Surga. U: Terpujilah Engkau di Surga. P: Allah Bapa yang maharahim, kami memuji namaMu, karena Engkau telah mengangkat kami menjadi putra-putri-Mu. Maka kami memuji Engkau: U: Terpujilah Engkau di Surga. P: Ya Bapa, terdorong oleh cinta kasih, Engkau memelihara kami dengan menyediakan segala yang kami perlukan untuk hidup. Maka kami memuji Engkau: U: Terpujilah Engkau di Surga. P: Ketika kami berdosa dan karenanya menjauhkan diri dari-Mu, Engkau tidak membiarkan kami binasa. Sebaliknya, Engkau mendekati kami dalam diri Yesus, Putra-Mu. Melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya, Engkau membebaskan kami dari kuasa dosa dan maut. Maka kami memuji Engkau: U: Terpujilah Engkau di Surga. P: Engkau telah mengutus Roh Kudus untuk membimbing dan mendampingi hidup kami, dan menjadikan kami anak-anak terang. Maka kami memuji Engkau: U: Terpujilah Engkau di Surga. P: Maka, ya Bapa, bersama seluruh umat beriman, dan dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu dengan bernyanyi: [menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur]
18A. Cara A: DENGAN KOMUNI
Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri. P: Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari separoki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
19A. BAPA KAMI Berdiri
P: Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa. U: Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.
20A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI
Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya sebagai berikut: P: Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata: P: Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat: Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya. Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama. U: Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh. Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut komuni, seraya setiap kali berkata: P: Tubuh Kristus. U: Amin. Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.
18B. Cara B. TANPA KOMUNI
P: Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati kita masing-masing.
19B. BAPA KAMI Berdiri
P: Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri. U: Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Dapat dilaksanakan Salam Damai. P: Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat saja.
20B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri
Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai berikut: P: Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Tuhan di dalam hati kita. P: Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4). [hening sejenak] P: Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi, datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak] P: Dalam keheningan, marilah kita masing-masing menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di sini bersama kita. Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan mengatakan: P: Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu. U: Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu. Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali. Lalu diberi saat hening secukupnya. Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu SYUKUR.
21. MENDARASKAN MAZMUR 96:1-9
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan yang ajaib di antara segala suku bangsa. Sebab TUHAN maha besar dan terpuji sangat, Ia lebih dahsyat dari pada segala allah. Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah hampa, tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit. Keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan kehormatan ada di tempat kudus-Nya. Kepada TUHAN, hai suku-suku bangsa, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataranNya! Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi! Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.
22. AMANAT PENGUTUSAN
P: Saudara-saudari, Tuhan mengharapkan agar kita bertumbuh dengan iman yang kokoh. Sebagai pengikut Kristus, mari kita hidupi Sabda-Nya dalam hidup kita setiap hari. Dengan cara seperti ini, kita turut membangun Kerajaan Surga di dunia ini.
23. DOA PENUTUP
P: Marilah kita berdoa, Ya Tuhan, bantulah kami untuk selalu menjadi benih yang bertumbuh dengan baik. Kuatkanlah kami ketika kami merasa lemah dan putus asa, terutama di masa sulit karena wabah corona sekarang ini. Semoga berkat kekuatan iman kami kepada-Mu, kami dapat saling menolong mengatasi kesulitan hidup kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U: Amin
24. MOHON BERKAT TUHAN
P: Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan. [hening sejenak] P: Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang kekal. [sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri] P: Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. U: Amin. P: Perayaan Sabda kita ini sudah selesai. U: Syukur kepada Allah
25. PENGUTUSAN
P: Marilah pergi, kita diutus. U: Amin.