Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 14 Juni 2024.
Kalender Liturgi hari ini Jumat 14 Juni 2024 merupakan Hari Jumat Biasa X, Santo Metodius, Uskup, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 14 Juni 2024:
Bacaan Pertama 1Raj. 19:9a.11-16
Sekali peristiwa tibalah Elia di Gunung Horeb, gunung Allah. Maka bersabdalah Tuhan kepadanya, “Hai Elia, keluarlah dan berdirilah di atas gunung, di hadapan Tuhan.” Lalu Tuhan lewat.
Angin besar dan kuat membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu mendahului Tuhan. Namun Tuhan tidak berada dalam angin itu. Sesudah angin itu datanglah gempa.
Namun dalam gempa pun Tuhan tak ada. Sesudah gempa menyusullah api. Namun Tuhan juga tidak berada dalam api itu. Api disusul bunyi angin sepoi-sepoi biasa. Mendengar itu segeralah Elia menyelubungi wajahnya dengan jubah, lalu keluar dan berdiri di depan pintu gua.
Maka terdengarlah suara yang berbunyi, “Apakah kerjamu di sini, Elia?”Jawabnya, “Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, Allah semesta alam, karena orang Israel telah meninggalkan perjanjian-Mu; mereka telah meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu, dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang.
Hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku. Maka bersabdalah Tuhan kepadanya, “Pergilah, kembalilah ke jalan yang sama, melalui padang gurun ke Damsyik.
Sesampai di sana, engkau harus mengurapi Hazzel menjadi raja atas Aram. Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 27:7-8.8b-9abc.13-14
Ref. Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku.
Tuhan, pada-Mu ‘ku berserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Wajah-Mu kucari seturut firman-Mu, “Carilah wajah-Ku!
Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku.
Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.
Bait Pengantar Injil Alleluya
Ref. Alleluya.
Perintah baru Kuberikan kepada kamu, sabda Tuhan, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sebagaimana Aku telah mengasihi kamu.
Bacaan Injil Mat 5:27-32
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar sabda, ‘Jangan berzinah!’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Barangsiapa memandang seorang wanita dengan menginginkannya dia sudah berbuat zinah dalam hatinya.
Maka jika matamu yang kanan menyesatkan dikau, cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada badanmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka.
Dan jika tangan kananmu menyesatkan dikau, penggallah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada dengan badanmu seutuhnya masuk neraka.
Tetapi disabdakan juga, ‘Barangsiapa menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, dia membuat isterinya berzinah. Dan barangsiapa kawin dengan wanita yang diceraikan, dia pun berbuat zinah.’”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Jumat 14 Juni 2024
Dalam Injil Matius 5:27-32, Yesus berbicara tentang pentingnya kemurnian hati dan kesetiaan dalam hubungan pernikahan. “Jangan berzinah,” adalah perintah yang telah didengar oleh para pendengar-Nya. Namun, Yesus mengajarkan bahwa dosa zinah bukan hanya dalam tindakan fisik, melainkan juga dalam pandangan dan niat hati. Melihat seorang wanita dengan keinginan yang tidak murni sudah dianggap sebagai perzinahan dalam hati. Ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesucian pikiran dan hati kita.
Yesus menggunakan perumpamaan yang keras tentang mencungkil mata atau memotong tangan jika mereka menyesatkan kita. Ini bukan berarti kita secara harfiah harus melukai diri sendiri, tetapi menunjukkan betapa seriusnya kita harus menghindari dosa. Kita harus siap mengorbankan apa pun yang dapat membawa kita pada dosa, bahkan jika itu berarti meninggalkan sesuatu yang berharga bagi kita.
Yesus juga menekankan pentingnya kesetiaan dalam pernikahan. Perceraian, kecuali karena perzinahan, menyebabkan dosa lebih lanjut baik bagi pihak yang menceraikan maupun bagi pihak yang diceraikan. Dengan demikian, Yesus mengajarkan betapa sakralnya ikatan pernikahan dan betapa kita harus berusaha sekuat tenaga untuk memeliharanya dengan setia.
Dalam Bacaan Pertama 1 Raja-Raja 19:9a.11-16, kita mendapati kisah Nabi Elia di Gunung Horeb. Dalam pencariannya akan Tuhan, Elia mengalami angin besar, gempa, dan api, tetapi Tuhan tidak ada dalam semua itu. Tuhan hadir dalam angin sepoi-sepoi biasa. Ini mengajarkan kita bahwa Tuhan sering kali hadir dalam ketenangan dan kesederhanaan, bukan dalam kegemparan atau kekuatan yang menggegerkan.
Elia, yang merasa sendirian dan terancam, diberi tugas oleh Tuhan untuk mengurapi Hazael sebagai raja atas Aram, Yehu sebagai raja atas Israel, dan Elisa sebagai nabi penggantinya. Tuhan memberikan Elia arahan dan tujuan baru, menunjukkan bahwa Tuhan selalu memiliki rencana meskipun kita merasa putus asa dan sendirian.
Tujuan dari kedua bacaan ini adalah untuk mengingatkan kita akan pentingnya kesucian hati, kesetiaan, dan ketaatan kepada Tuhan. Dari Injil, kita belajar untuk menjaga pikiran dan hati kita tetap murni, serta mempertahankan kesetiaan dalam hubungan pernikahan. Dari kisah Elia, kita belajar bahwa Tuhan hadir dalam kesederhanaan dan bahwa Dia selalu memberikan kita petunjuk dan tujuan, meskipun dalam situasi yang tampak tanpa harapan.
Pesan dari bacaan ini yang dapat kita terapkan dalam kehidupan nyata adalah:
- Jaga Kesucian Hati: Hindarilah pikiran dan keinginan yang tidak murni. Sebisa mungkin, jauhkan diri dari hal-hal yang dapat menjerumuskan kita dalam dosa.
- Pelihara Kesetiaan: Hargailah dan peliharalah kesetiaan dalam hubungan pernikahan. Ketika masalah muncul, hadapi dengan kasih dan pengertian, bukan dengan mencari jalan keluar yang mudah seperti perceraian.
- Cari Tuhan dalam Kesederhanaan: Sering kali kita mencari Tuhan dalam hal-hal yang besar dan luar biasa, padahal Tuhan juga hadir dalam keheningan dan kesederhanaan. Luangkan waktu untuk berdoa dan mendengarkan suara-Nya dalam keheningan.
- Percaya pada Rencana Tuhan: Saat merasa putus asa atau sendirian, ingatlah bahwa Tuhan selalu memiliki rencana bagi kita. Dia memberikan kita arahan dan tujuan baru yang mungkin tidak kita sadari.
Marilah kita sebagai umat Katolik, mengamalkan ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjaga hati yang murni, memelihara kesetiaan, mencari Tuhan dalam kesederhanaan, dan percaya pada rencana-Nya, kita dapat menjalani hidup yang lebih dekat dengan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang Maha Kasih, bantu kami menjaga kemurnian hati dan kesetiaan dalam pernikahan. Hadirlah dalam kesederhanaan hidup kami. Berikan kami kekuatan menghindari dosa dan percaya pada rencana-Mu. Amin.