Membaca Injil harian dan merenung memegang peranan penting bagi umat Katolik. Ini membantu mendekatkan diri pada Tuhan, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani. Renungan harian memberikan ketenangan dalam kehidupan sibuk dan panduan moral.
Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam. Ini mendorong kesadaran akan panggilan misioner dan memperdalam hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita merenungkan Injil Katolik untuk Minggu 24 Maret 2024.
Dalam Kalender Liturgi, hari ini adalah Minggu Palma, mengenang Sengsara Tuhan, Santa Katarina dari Swedia, Pengaku Iman, dengan warna liturgi Merah.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 24 Maret 2024:
Bacaan Perarakan Markus 11:1-10
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya
dengan pesan: “Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari.
Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini.”
Merekapun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya.
Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: “Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?”
Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu membiarkan mereka.
Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya.
Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang.
Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,
diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bacaan Pertama Yesaya 50:4-7
Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu.
Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.
Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.
Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 22:8-9.17-18a.19-20.23-24 R:2a
Ref. Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku?
Semua yang melihat aku mengolok-olok;mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala! Mereka bilang “Ia pasrah kepada Allah! Biarlah Allah yang meluputkannya,biarlah Allah melepaskannya! Bukankah Allah berkenan kepadanya?”
Sekawanan anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku,mereka menusuk tangan dan kakiku.Segala tulangku dapat kuhitung.
Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan membuang undi atas jubahku. Tetapi Engkau, Tuhan, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!
Maka aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat; Hai kamu yang takut akan Tuhan, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia! Gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel!
Bacaan Kedua Filipi 2:6-11
Saudara-saudara, walaupun dalam rupa Allah, Kristus Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan.
Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan Menganugerahi-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk-lututlah segala yang ada di langit, yang ada di atas dan di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa semua lidah mengakui, “Yesus Kristus adalah Tuhan”.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bacaan Injil Markus 15:1-39
1 Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tuatua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mufakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkanNya kepada Pilatus. 2 Pilatus bertanya kepada-Nya: “Engkaukah raja orang Yahudi?” Jawab Yesus: “Engkau sendiri mengatakannya.” 3 Lalu imamimam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia. 4 Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya: “Tidakkah Engkau memberi jawab?
Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!” 5 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran. 6 Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu
orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. 7 Dan pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan. 8 Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang kebiasaan itu diikuti juga. 9 Pilatus menjawab mereka dan bertanya: “Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?” 10 Ia memang mengetahui, bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki. 11 Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka. 12 Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka: “Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi
ini?” 13 Maka mereka berteriak lagi, katanya: “Salibkanlah Dia!” 14 Lalu Pilatus berkata kepada mereka: “Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?” Namun mereka makin keras
berteriak: “Salibkanlah Dia!” 15 Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. 16 Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. 17 Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota
duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. 18 Kemudian mereka mulai memberi hormat kepadaNya, katanya: “Salam, hai raja orang Yahudi!” 19 Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. 20 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. 21 Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. 22 Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. 23 Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepadaNya, tetapi Ia menolaknya. 24 Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaianNya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. 25 Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan. 26 Dan alasan mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ: “Raja orang Yahudi”. 27 Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. 28 (Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: “Ia akan terhitung di antara
orang-orang durhaka.”) 29 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan
kepala mereka berkata: “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya
kembali dalam tiga hari, 30 turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!” 31 Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata: “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! 32 Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya.” Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama
dengan Dia mencela Dia juga. 33 Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. 34 Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? 35 Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: “Lihat, Ia memanggil Elia.” 36 Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata: “Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia.” 37 Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. [Semua diajak berlutut dan hening sejenak, dengan ajakan oleh Pemimpin: “Kita semua diminta untuk berlutut”. Sesudah itu, semua berdiri dan
mendengarkan lanjutan pembacaan Injil] 38 Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas
sampai ke bawah. 39 Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Misa Minggu Palma 24 Maret 2024
Renungan dari Bacaan Injil pada Minggu Palma memberikan kita refleksi yang mendalam tentang dua sisi manusia: kesetiaan dan pengkhianatan, kegembiraan dan penderitaan, penghormatan dan penolakan. Namun, di balik semua ini, terdapat pesan-pesan yang sangat penting bagi umat Katolik saat ini.
Pertama-tama, kita memahami bahwa respons manusia bisa sangat berubah-ubah. Hari ini, mereka bisa bersorak-sorai menyambut kedatangan Yesus dengan sukacita dan penghormatan, tetapi tidak lama kemudian, mereka berbalik melawan-Nya dan memilih untuk menyalibkan-Nya. Hal ini mengajarkan kepada kita pentingnya untuk tidak bergantung pada pujian atau opini manusia, karena manusia cenderung mudah terpengaruh oleh arus pendapat dan keadaan.
Kedua, kita dipanggil untuk mempertahankan identitas kita sebagai murid-murid Kristus di tengah-tengah tekanan dan pengaruh lingkungan. Ketika kita tergoda untuk mengikuti arus pendapat mayoritas atau ketika kita merasa terisolasi karena berpegang pada prinsip-prinsip iman kita, kita harus mengingat bahwa sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk menjadi saksi kebenaran dan kasih.
Ketiga, kita diajak untuk memahami makna pengosongan diri yang diajarkan oleh Yesus. Pengosongan diri bukanlah tanda kelemahan, tetapi kekuatan. Ketika kita mampu mengosongkan diri dari keegoisan dan ambisi pribadi, kita dapat lebih memprioritaskan kedamaian, kerukunan, dan kebaikan sesama di atas segalanya. Ini adalah panggilan untuk hidup dalam kasih yang tulus dan pengabdian kepada sesama manusia.
Dalam konteks Pekan Suci, kita juga mengenang bagaimana Yesus, meskipun Dia adalah Raja, memilih untuk datang dalam damai dan kesederhanaan, bukan dalam kekuasaan dan kemegahan duniawi. Dia mengajarkan kepada kita arti sejati dari kedamaian yang datang melalui pengorbanan-Nya.
Kisah sengsara Yesus mengingatkan kita untuk tidak menghakimi orang lain, tetapi untuk hidup dalam kasih dan keadilan. Kita dipanggil untuk membantu mereka yang kesulitan, baik secara spiritual maupun fisik, serta untuk mendoakan mereka yang melakukan kesalahan agar mereka dapat memperbaiki diri dan kembali kepada jalan kebenaran.
Maka, dalam menjalani kehidupan sebagai umat Katolik saat ini, mari kita mengambil hikmah dari Minggu Palma ini: untuk tetap teguh dalam iman dan kasih, untuk hidup dalam pengosongan diri dan kedamaian, serta untuk menjadi saksi kebenaran dan pengharapan bagi dunia yang membutuhkan cahaya Kristus.
Doa Penutup
Ya Tuhan yang Maha Penyayang,
Di tengah keberagaman hidup, Teguhkanlah iman kami di jalan-Mu. Penuhilah hati kami dengan cinta-Mu yang suci, Agar kami menjadi terang bagi dunia yang kelam.
Kami berserah pada-Mu, oh Tuhan, Biarkanlah hidup kami tercermin dalam kasih-Mu. Di setiap langkah, kami mau mengikuti jejak-Mu, Menyebarkan damai dan kebenaran.
Dalam kesetiaan dan pengorbanan, Hadirkanlah kami sebagai saksi kebesaran-Mu. Di Pekan Suci ini, kami memohon, Semoga hidup kami menjadi berkat bagi sesama.
Amin.