Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral.
Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam. Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita bahas Injil Katolik buat Sabtu 16 Maret 2024.
Kalender Liturgi hari ini Sabtu 16 Maret 2024 merupakan Hari Sabtu Prapaskah IV, Santo Heribertus dari Cologne, Uskup, Beato Torello, Pertapa, dengan Warna Liturgi Ungu.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Sabtu 16 Maret 2024:
Bacaan Pertama Yer 11:18-20
Nabi berkata: Tuhan memberitahukan hal itu kepadaku, maka aku mengetahuinya; pada waktu itu Engkau, Tuhan, memperlihatkan perbuatan mereka kepadaku.
Tetapi aku dulu seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih, aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat terhadap aku:
“Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak diingat orang lagi!”
Tetapi, Tuhan semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 7:2-3.9bc-10.11-12
Ref. Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung.
Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku, dan lepaskanlah aku, supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan.
Hakimilah aku, Tuhan, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas. Biarlah berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau, yang menguji hati dan batin orang, ya Allah yang adil.
Perisaiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati; Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat.
Bacaan Injil Yoh 7:40-53
Sekali peristiwa Yesus mengajar di Yerusalem. Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkata itu, berkata: “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang.”
Yang lain berkata: “Ia ini Mesias.” Tetapi yang lain lagi berkata: “Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.”
Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia. Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang berani menyentuh-Nya.
Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak membawa-Nya?”
Jawab penjaga-penjaga itu: “Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!” Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: “Adakah kamu juga disesatkan? Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya,
atau seorang di antara orang-orang Farisi? Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!”
Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka: “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?” Jawab mereka: “Apakah engkau juga orang Galilea?
Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.” Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Sabtu 16 Maret 2024
Renungan Katolik: Keberanian dalam Kebenaran dan Kepercayaan kepada Allah
Bacaan Injil dari Yohanes dan Bacaan Pertama dari Yeremia membawa kita pada refleksi mendalam tentang pengalaman pertentangan, kesaksian, dan keberanian dalam mempertahankan kebenaran serta kepercayaan kepada Allah.
Kisah dalam Injil Yohanes menggambarkan situasi yang rumit di mana orang-orang memiliki pandangan yang berbeda mengenai Yesus Kristus. Sebagian mengakui-Nya sebagai nabi yang akan datang atau bahkan sebagai Mesias, sementara yang lain ragu karena keyakinan bahwa Mesias tidak dapat berasal dari Galilea. Pertentangan muncul di antara mereka, tetapi bahkan para penjaga yang dikirim untuk menangkap Yesus pun terkesan oleh ajaran-Nya yang luar biasa. Di tengah pertentangan ini, Nikodemus muncul sebagai suara yang berani, menuntut agar hukum dipatuhi sebelum membuat keputusan. Dia mengingatkan bahwa setiap orang harus didengar sebelum dihukum.
Dari bacaan Injil, para penjaga yang dikirim untuk menangkap Yesus tidak berani menyentuh-Nya. Mengapa? Karena mereka terkesan oleh ajaran dan kata-kata-Nya yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Mereka, meskipun tidak sepenuhnya memahami siapa Yesus sebenarnya, mereka memiliki keteguhan hati untuk tidak terpengaruh oleh kebingungan dan perpecahan di sekitar mereka.
Sama seperti penjaga-penjaga tersebut, kita juga harus mempertahankan integritas (Integritas menunjukkan konsistensi antara ucapan dan keyakinan yang tercermin dalam perbuatan sehari-hari) dan keberanian dalam menghadapi tekanan-tekanan dari dunia yang seringkali bertentangan dengan iman kita. Kita harus memahami bahwa kadang-kadang, kebenaran dan keberanian berdiri di pihak minoritas, dan itu bukanlah alasan untuk menyerah.
Misalnya, dalam lingkungan kerja atau sekolah, kita mungkin merasa tergoda untuk mengikuti arus mayoritas meskipun itu berarti menyalahi prinsip-prinsip iman kita. Namun, seperti penjaga-penjaga itu, kita harus memiliki keberanian untuk tidak mengikuti arus dan mempertahankan integritas kita dalam kasih dan kebenaran.
Dari bacaan pertama Yeremia 11:18-20, kita mendengar seruan nabi kepada Tuhan untuk menegakkan keadilan atas penindasan yang dialami oleh umat-Nya. Ini mengajarkan kita untuk memiliki keberanian untuk berbicara dalam kebenaran dan memercayakan segala keadilan kepada Tuhan, meskipun kita mungkin merasa seperti “domba yang akan disembelih”. Seperti Yeremia, kita harus berani menghadapi ketidakadilan dan menyerahkan segala permasalahan kita kepada Tuhan yang adil.
Hari ini kita diajarkan untuk menghadapi pertentangan dengan keberanian dan kesetiaan kepada kebenaran, serta untuk mempercayakan segala permasalahan kepada Tuhan yang adil. Kita harus tetap teguh pada iman kita dalam menghadapi tekanan-tekanan dari dunia, dan percaya bahwa Tuhan akan memperlihatkan keadilan-Nya pada waktunya. Semoga kita semua mampu menjalani kehidupan dengan keberanian dan kesetiaan yang sama seperti penjaga-penjaga dan Nikodemus, serta berserah sepenuhnya kepada Tuhan yang adil dalam setiap aspek kehidupan kita. Amin.
Doa Penutup
Ya Tuhan yang adil dan penyayang, kami datang kepada-Mu dengan hati yang penuh iman. Berilah kami keberanian dan kesetiaan dalam mempertahankan kebenaran, serta kepercayaan kepada-Mu di tengah segala tekanan dan pertentangan hidup. Bimbinglah kami untuk tetap teguh dalam integritas dan berbicara dalam kasih dan kebenaran. Amin.
