Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral.
Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam. Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita bahas Injil Katolik buat Senin 4 Maret 2024.
Kalender Liturgi hari ini Senin 4 Maret 2024 merupakan Hari Senin Prapaskah III, Peringatan fakultatif Santo Kasimirus, Pengaku Iman, Santo Lusius, Paus dan Martir, dengan Warna Liturgi Ungu.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 4 Maret 2024:
Bacaan Pertama 2 Raj 5:1-15a
Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia Tuhan telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi pahlawan tentara itu sakit kusta.
Sekali peristiwa orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel.
Anak itu menjadi pelayan pada isteri Naaman. Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya, “Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.”
Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya, “Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu.” Maka jawab raja Aram, “Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel.”
Lalu berangkatlah Naaman. Sebagai persembahan ia membawa sepuluh talenta perak, enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian.
Ia menyampaikan surat raja Aram itu kepada raja Israel, yang berbunyi, “Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya.”
Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata, “Allahkah aku ini, yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku.”
Segera sesudah didengar oleh Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya, “Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah orang itu datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel.”
Kemudian datanglah Naaman dengan kuda dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan, “Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir.” Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata,
“Aku sangka, setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama Tuhan, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu, dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?”
Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya, “Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir.”
Maka turunlah Naaman membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak, dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah Naaman dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu.
Sesampai di sana majulah ia ke depan Elisa dan berkata, “Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 42:2.3;43:3.4
Ref : Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
Seperti rusa yang merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!
Bacaan Injil Luk 4:24-30
Ketika Yesus datang ke Nazaret, Ia berkata kepada umat di rumah ibadat, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.
Tetapi Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak janda di Israel, ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan, dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang janda di Sarfat, di tanah Sidon.
Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel, tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.”
Mendengar itu, sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 4 Maret 2024
Dalam bacaan Injil Lukas hari ini, kita mendengar tentang bagaimana Yesus tidak dihargai di tempat asalnya, Nazaret. Meskipun Ia datang sebagai nabi dan pembawa berita baik, orang-orang di sana tidak menerima-Nya.
Yesus kemudian mengingatkan mereka tentang bagaimana Allah memilih untuk memberkati orang-orang dari luar bangsa Israel pada zaman nabi Elia dan Elisa, ketika banyak orang Israel sendiri tidak mendapat berkat tersebut.
Hal ini mengajarkan kita bahwa kadang-kadang, berkat dan kasih karunia Allah tidak terbatas pada lingkungan atau kelompok tertentu.
Allah dapat memberkati siapa pun yang bersedia menerima-Nya dengan hati terbuka, bahkan jika itu berarti orang-orang dari luar komunitas kita atau orang yang mungkin dianggap tidak layak oleh standar manusiawi.
Sementara itu, dalam Bacaan Pertama, kita belajar tentang kisah penyembuhan Naaman, panglima raja Aram yang sakit kusta. Meskipun Naaman awalnya ragu dengan perintah Elisa untuk mandi tujuh kali dalam Sungai Yordan, ia akhirnya patuh dan disembuhkan.
Kisah dalam Bacaan Pertama mengingatkan kita akan pentingnya iman dan ketaatan kepada kehendak Tuhan, bahkan ketika itu mungkin terasa tidak masuk akal bagi akal manusia.
Nah, dari Bacaan Injil dan Bacaan Pertama hari Senin ini, mengajarkan kita tentang kerendahan hati dan kepatuhan. Kita dapat menjadi saluran berkat bagi orang-orang di sekitar kita, tanpa memandang suku, agama, atau status sosial mereka. Allah memanggil kita untuk membawa sukacita dan harapan kepada semua orang, sama seperti yang dilakukan oleh Yesus, meskipun tidak semua orang menerima-Nya dengan baik.
Semoga kita dapat meneladani sikap-Nya dalam menghadapi penolakan dan tetap setia dalam memberikan kasih kepada semua orang. Kita perlu membuka hati dan pikiran kita untuk menerima kebenaran dan berkat yang Tuhan sediakan, terlepas dari bagaimana itu datang kepada kita.
Marilah kita memahami pentingnya kerendahan hati, kepatuhan terhadap kehendak Tuhan, dan keyakinan bahwa Tuhan dapat melakukan mujizat dalam kehidupan kita. Dalam kehidupan ini marilah bersikap terbuka terhadap cara Tuhan bekerja dalam hidup kita, menerima kasih dan rencana-Nya dengan hati yang rendah dan patuh.
Tuhan seringkali bekerja melalui cara yang tidak terduga dan orang-orang yang tidak kita duga, dan kita perlu percaya bahwa setiap tindakan kepatuhan dan kerendahan hati kita dapat membawa berkat dan mujizat dalam hidup kita dan orang lain. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang Maha Pengasih, dalam kesederhanaan Firman-Mu, Engkau mengajarkan kami tentang pentingnya kerendahan hati dan kepatuhan. Tunjukkanlah kepada kami jalan yang benar, agar kami dapat menjadi saluran berkat bagi semua orang di sekitar kami. Semoga kami senantiasa bersikap terbuka terhadap rencana-Mu, menerima dengan sukacita setiap kehendak-Mu, dan menjadi saksi kasih-Mu bagi dunia ini. Amin.