Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral.
Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam. Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita bahas Injil Katolik buat Rabu, 21 Februari 2024.
Kalender Liturgi hari ini Rabu, 21 Februari 2024 merupakan Hari Rabu Prapaskah I, Peringatan fakultatif Santo Petrus Damianus, Uskup dan Pujangga Gereja, Santa Irene, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Ungu.
Yuk, kita simak susunan lengkap Bacaan Injil dan Renungan Harian Katolik Rabu, 21 Februari 2024:
Bacaan Pertama Yun. 3:1-10
Tuhan berfirman kepada Yunus, “Bangunlah, dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu.”
Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya.
Mulailah Yunus masuk ke dalam kota sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, “Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggang-balikkan.”
Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa; baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.
Setelah kabar sampai pada raja kota Niniwe, turunlah raja dari singgasananya; ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu.
Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, “Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air.
Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya.
Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.”
Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka; dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 51:3-4.12-13.18-19
Ref. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Bacaan Injil Luk 11:29-32
“Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus.”
Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia, “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus.
Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka.
Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih besar daripada Salomo! Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya.
Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih besar daripada Yunus!”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Rabu, 21 Februari 2024
Dalam renungan hari ini, kita diajak untuk merenungkan tentang tanda-tanda zaman dan panggilan untuk bertobat. Yesus menegaskan bahwa angkatan yang jahat selalu menuntut tanda, tetapi tanda yang sebenarnya adalah kehadiran dan ajaran-Nya. Seperti Yunus menjadi tanda bagi orang Niniwe, Yesus juga akan menjadi tanda bagi kita. Namun, apakah kita bersedia menerima dan mengikutinya?
Kisah Yunus yang awalnya menolak untuk pergi ke Niniwe namun akhirnya melakukannya setelah teguran Allah mengingatkan kita akan pentingnya taat kepada panggilan Tuhan. Yunus memberitakan kehendak Tuhan kepada orang Niniwe, dan mereka bertobat dengan sungguh-sungguh, bahkan raja dan seluruh penduduknya.
Dari kedua bacaan ini, kita dipanggil untuk merenungkan tanda-tanda yang Tuhan berikan dalam hidup kita. Kadang-kadang, tanda itu tidaklah besar dan dramatis, tetapi mungkin terletak pada panggilan untuk bertobat, mengubah cara hidup, dan kembali kepada Allah. Apakah kita siap untuk mendengarkan panggilan-Nya? Apakah kita bersedia untuk bertobat dan mengubah hidup kita?
Secara terus-menerus orang diajak untuk bertobat agar orang senantiasa ingat bahwa Kristus telah membebaskan manusia dari kuk perhambaan. Artinya, orang sudah merdeka, tidak terbelenggu dosa lagi. Menjadi sangat ironis kalau orang yang sudah dibebaskan, malah kemudian mau menjadi terbelenggu lagi.
Maka, ajakan pertobatan sebenarnya juga berisi ajakan untuk tidak kembali lagi kepada belenggu dosa itu. Tetapi, andai kemudian tetap jatuh dalam dosa yang sama, orang akan selalu ditarik lagi dari lubang dosa itu.
Justru karena itulah, ajakan pertobatan itu selalu terus menerus dikumandangkan. Meskipun begitu, kadang orang berpura-pura tidak mendengarkan ajakan itu dan sulit bertobat.
Memang bertobat bukanlah perkara mudah. Yang paling dibutuhkan dalam proses ini adalah kehendak yang kuat untuk berubah. Selain itu, juga perlu kesadaran bahwa pertobatan sejati tidak membutuhkan syarat-syarat atau tanda-tanda tertentu.
Misalnya, ”Saya mau bertobat kalau…..” Yang pokok dan terpenting adalah orang tersebut mau bertobat. Kalau orang mau, entah ada tanda atau tidak, orang akan tetap bertobat.
Tetapi, meskipun ada banyak tanda, kalau orang tidak ada kemauan bertobat, pertobatan itu juga tidak akan pernah terjadi.
Bahkan boleh dikatakan, jika ada orang yang menuntut tanda untuk pertobatannya, yang sebenarnya terjadi adalah ia hanya mencari dalih agar tidak perlu bertobat.
Maka, marilah kita terbuka dan peka terhadap tanda-tanda yang Tuhan berikan dalam hidup kita. Kita harus siap untuk bertobat dan kembali kepada Allah. Allah senantiasa memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri dan hidup lebih baik. Amin.
Doa Penutup
Ya Tuhan yang Mahabaik, ampunilah dosa-dosa kami dan bimbinglah kami untuk senantiasa mengikuti kehendak-Mu. Berilah kami kekuatan untuk selalu siap bertobat dan kembali kepada-Mu dalam segala hal. Kami percaya Engkau senantiasa memberikan kesempatan bagi kami untuk memperbaiki diri dan hidup lebih baik.
Amin.