Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral.
Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam. Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita bahas Injil Katolik buat Rabu, 14 Februari 2024.
Kalender Liturgi hari ini Rabu, 14 Februari 2024 merupakan Hari Rabu Abu, Pantang dan Puasa, Santo Valentinus, Martir, Santo Maro, Abbas, Santo Syrilius dan Metodius, Uskup dan Rahib, Beato Yohanes dari Aldomovar, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Ungu.
Yuk, kita simak susunan lengkap Bacaan Injil dan Renungan Harian Katolik Rabu, 14 Februari 2024:
Bacaan Pertama Yoel 2:12-18
“Sekarang,” beginilah sabda Tuhan, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh.”
Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.
Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi Tuhan, Allahmu.
Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia,
kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya.
Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, “Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka.
Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa: “Di mana Allah mereka?” Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 51:3-6a.12-14-17
Ref. Mohon ampun kami orang berdosa.
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu, hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku dan tahirkanlah aku dari dosaku!
Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari padaku!
Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!
Bacaan Kedua 2 Korintus 5:20-6:2
Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Sebab teman-teman sekerja, kami menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima.
Sebab Allah berfirman, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah hari penyelamatan itu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil Mzm 95:8ab
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
S : Jangan kautegarkan hatimu; dengarkanlah suara Tuhan pada hari ini.
Bacaan Injil Matius 6:1-6.16-18
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat”.
Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang.
Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang.
Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa janganlah muram mukamu seperti orang munafik.
Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’.
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Rabu, 14 Februari 2024
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, dalam bacaan Injil Matius 6:1-6.16-18 hari ini, kita diajak untuk merenungkan tentang pentingnya melakukan kewajiban agama kita dengan tulus dan ikhlas, tanpa mencari pujian dari manusia. Pesan ini sangat relevan dalam menghadapi peristiwa Hari Rabu Abu menjelang masa PraPaskah dan Pemilu yang berlangsung di Indonesia pada hari ini.
Yesus Kristus mengajarkan kepada kita agar hati-hati dan tidak melakukan kewajiban agama di depan orang supaya dilihat oleh mereka. Ini adalah panggilan untuk menjaga hubungan batin kita dengan Allah, bukan sekadar penampilan di mata manusia.
Tradisi Rabu Abu, meski tidak secara langsung disinggung dalam bacaan hari ini, merupakan bagian dari perayaan masa Prapaskah yang penuh rahmat.
Meskipun demikian, penting bagi kita untuk merenungkan makna simbolis dari penggunaan abu atau debu. Abu yang sering dianggap hina dan tidak berguna, mengingatkan kita akan keterbatasan dan akhir dari kehidupan kita di dunia ini.
Hari ini Yesus mengingatkan kita akan bahaya kedangkalan spiritual yang mungkin terjadi jika kita hanya mencari pujian dari manusia. Saat kita memberi sedekah, berdoa, atau berpuasa, marilah kita lakukan dengan tulus ikhlas dan tidak mencari perhatian manusia.
Pemilu yang berlangsung pada hari ini juga menjadi momen yang tepat bagi kita untuk merenungkan ajaran Yesus ini.
Dalam konteks Pemilu yang berlangsung pada hari ini, kita diingatkan untuk tidak menjadikan keagamaan sebagai sekadar tampilan di depan orang lain. Mungkin tergoda untuk menunjukkan dukungan agamawi kita dengan mencanangkan kebaikan di depan publik, melakukan kebaikan bukan dari hati tapi semata-mata ingin mencapai suatu tujuan.
Ketika kita memberi sedekah, berdoa, atau berpuasa, marilah kita lakukan dengan tulus dan ikhlas, tanpa mencari pujian dari manusia. Allah yang melihat segala sesuatu, termasuk yang tersembunyi, akan membalasnya dengan berkat-Nya. Hal ini mengajarkan kita untuk tetap merendahkan hati, bahkan dalam kebaikan yang kita lakukan.
Di tengah keramaian politik, kita diingatkan untuk tetap teguh dalam iman dan tidak terbawa arus dunia yang serba material. Berdoa dengan tulus kepada Allah untuk memberikan kebijaksanaan kepada para pemimpin yang akan dipilih adalah langkah yang bijaksana.
Puasa, yang juga disebut dalam bacaan hari ini, bukan hanya menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga menahan diri dari keinginan duniawi yang menghalangi kita dalam mencapai kesucian. Melakukan puasa dengan tulus dan tanpa memamerkannya kepada orang lain akan mendatangkan berkat berlimpah dari Allah.
Pertobatan dan kasih kepada sesama harus menjadi motivasi utama kita dalam menjalankan kewajiban agama. Seperti abu atau debu yang tampak hina namun memiliki makna yang dalam, demikian pula tindakan kita selama masa Prapaskah ini haruslah penuh dengan makna dan kerendahan hati.
Marilah kita jadikan setiap tindakan kita sebagai wujud cinta, kesetiaan, pengabdian yang tulus dan tersembunyi kepada-Nya, sehingga kita akan menerima berkat-Nya bukan hanya dalam kehidupan sekarang, tetapi juga dalam kehidupan yang akan datang.
Semoga kita senantiasa dijaga dan diberkati oleh Allah, serta mampu menjalani hidup dengan penuh kasih dan kesederhanaan, demi kemuliaan nama-Nya. Amin.
Doa Penutup
Ya Tuhan yang Maha Penyayang,
Ajarilah kami untuk menjalani hidup dengan penuh iman dan mengikuti jejak-Mu yang penuh kasih. Berilah kami kekuatan untuk tidak tergoda oleh pujian dunia, tetapi selalu melakukan segala sesuatu demi kemuliaan-Mu semata. Ya Tuhan, berkatilah perjalanan kami dan bimbinglah langkah-langkah kami dalam setiap pilihan yang kami ambil.
Amin.