Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral.
Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam. Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita bahas Injil Katolik buat Senin, 12 Februari 2024.
Kalender Liturgi hari ini Senin, 12 Februari 2024 merupakan Hari Senin Pekan Biasa VI, Santo Gaudensius, Uskup dan Pengaku Iman, Santo Benediktus dari Anaine, Abbas, Santa Marina, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak susunan lengkap Bacaan Injil dan Renungan Harian Katolik Senin, 12 Februari 2024:
Bacaan Pertama Yak. 1:1-11
Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan.
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat,
hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit?, maka hal itu akan diberikan kepadanya.
Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi, dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput.
Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya.
Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm: 119:67.68.71.72.75.76
Reff: Semoga rahmat-Mu sampai kepadaku, ya Tuhan, supaya aku hidup.
Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu.
Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.
Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih dari pada ribuan keping emas dan perak.
Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan bahwa Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan.
Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.
Bait Pengantar Injil Yoh 14:6
Reff: Alleluya
Aku ini jalan, kebenaran dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku.
Bacaan Injil Mrk. 8:11-13
“Mengapa angkatan ini meminta tanda?”
Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari surga.
Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberikan tanda.”
Lalu Yesus meninggalkan mereka. Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin, 12 Februari 2024
Saudara-saudaraku yang dikasihi dalam Kristus,
Dalam perjalanan hidup ini, seringkali kita merindukan tanda-tanda jelas dari Tuhan untuk meyakinkan hati dan pikiran kita. Seperti halnya orang-orang Farisi yang mendatangi Yesus, kita juga seringkali mencari bukti yang nyata untuk menguatkan iman kita. Namun, Tuhan Yesus dengan hikmat-Nya mengajarkan kepada kita bahwa iman yang sejati tidak selalu bergantung pada tanda-tanda yang mencolok.
Allah memang sering memberikan tanda-tanda kepada manusia, agar kita bisa percaya kepada-Nya. Namun, kita tidak seharusnya menuntut tanda dari-Nya, karena iman yang sejati tidak tergantung pada tanda-tanda yang diminta manusia kepada Allah.
Istilah “melihat adalah percaya” bukanlah fondasi iman yang kokoh. Yesus menegur pegawai istana yang memohon kesembuhan bagi anaknya hanya setelah melihat tanda-tanda, serta Rasul Tomas yang percaya setelah melihat Yesus. Namun, iman yang ideal adalah percaya meskipun tidak melihat, seperti yang dinyatakan oleh St. Paulus. Kita hidup ribuan tahun setelah Yesus, tanpa melihat-Nya secara langsung, namun kita percaya kepada-Nya melalui kesaksian para rasul dan pengganti mereka.
Dalam injil, kita melihat Yesus menolak memberikan tanda-tanda kepada mereka yang memintanya. Ini bukan karena Dia tidak mampu memberikan tanda, melainkan karena iman yang sejati tidak selalu bergantung pada tanda-tanda yang terlihat. Iman yang benar adalah iman yang teguh dalam hati, bahkan tanpa melihat tanda-tanda yang mencolok.
Saudara-saudari, seperti yang dikisahkan dalam surat Yakobus pada Bacaan Pertama, hidup ini penuh dengan berbagai pencobaan dan ujian. Namun, janganlah kita terpuruk dalam putus asa ketika menghadapi cobaan tersebut. Sebaliknya, anggaplah sebagai kebahagiaan ketika diuji, karena ujian akan menghasilkan ketekunan dalam iman kita.
Tetapi ingatlah, ketekunan dalam iman akan membawa kita kepada kedewasaan rohani. Seperti pohon yang bertekun dalam tumbuh, iman yang bertekun akan menghasilkan buah yang matang dalam kehidupan kita. Dan jika kita merasa kekurangan hikmat, marilah kita meminta kepada Allah, yang dengan murah hati memberikannya kepada kita.
Namun, dalam meminta, hendaklah kita meminta dengan iman yang teguh, tanpa keragu-raguan. Sebab, orang yang ragu dalam imannya ibarat ombak yang diombang-ambingkan oleh angin, tidak akan menerima apa pun dari Tuhan. Oleh karena itu, marilah kita percaya sepenuhnya kepada Tuhan dan tidak terombang-ambing dalam iman kita.
Saudara-saudari yang terkasih, janganlah kita bergantung pada kedudukan sosial atau kekayaan dalam hidup ini. Semua hal duniawi akan lenyap seperti bunga rumput yang layu di bawah terik matahari. Lebih baik kita membanggakan diri dalam kedudukan yang tinggi di hadapan Tuhan dan hidup dalam kesederhanaan, karena hanya iman yang teguh dalam Kristus yang akan membawa kita ke kehidupan yang kekal.
Oleh karena itu, marilah kita memperkuat iman kita setiap hari melalui doa, Firman Tuhan, dan persekutuan dengan sesama umat Katolik. Dan ketika kita diuji dan dicobai dalam hidup ini, marilah kita teguh dalam iman, percaya bahwa Tuhan selalu bersama kita, menguatkan dan membimbing kita melalui setiap cobaan.
Semoga Tuhan memberkati dan memperkokoh iman kita semua.
Amin.
Doa Penutup
Ya Tuhan yang Maha Pengasih,
Kami bersyukur atas pengajaran akan iman yang teguh dalam-Mu, bahkan tanpa tanda-tanda yang nyata. Tunjukkanlah kami jalan untuk percaya, meskipun tanpa melihat, seperti yang Engkau kehendaki. Bantu kami menguatkan iman dalam setiap cobaan.
Amin.