Friday, November 22, 2024

Bacaan Injil Katolik dan Teks Misa Hari Minggu 11 Februari 2024-Hari Minggu Biasa VI, Hari Orang Sakit Sedunia

Must Read
3/5 - (4 votes)

Mari kita saksikan Teks Misa pada Hari Minggu, 11 Februari 2024.

Bapak/Ibu, Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Hari ini, pada 11 Februari 2024, saat kita merayakan Hari Orang Sakit Sedunia ke-32, mari kita mempersembahkan diri kita dengan iman yang teguh kepada Tuhan.

Mengutip Kejadian 2:18, Paus Fransiskus dalam pesannya untuk Hari Orang Sakit Sedunia tahun ini mengingatkan kita bahwa hidup seorang diri, terutama dalam masa kesakitan, bukanlah keadaan yang baik. Perawatan pertama yang diperlukan dalam setiap penyakit adalah kedekatan yang penuh belas kasih dari sesama.

Sejak kita dilahirkan ke dunia ini, kita selalu dinantikan oleh orang lain dan terhubung dalam persaudaraan kasih bersama keluarga dan saudara-saudara kita. Kita tidak pernah berjalan sendiri. Kita semua dipanggil untuk meniru Yesus yang penuh belas kasih. Marilah kita peduli terhadap mereka yang menderita dan terisolasi, memberikan perhatian kepada yang kesepian, mungkin terpinggirkan atau terasing.

Dengan kasih yang Kristus Tuhan limpahkan kepada kita, terutama melalui doa dan Ekaristi, mari kita merawat luka-luka kesendirian dan keterasingan. Dengan demikian, kita bersama-sama melawan budaya individualisme dan ketidakpedulian, memupuk budaya kelembutan dan kasih sayang.

Mari bersiap dalam hati untuk mengikuti perayaan Ekaristi suci ini, dengan tekad untuk membawa cinta dan kepedulian kepada semua yang kita temui.

Selanjutnya, mari bersama-sama menyanyikan LAGU PEMBUKA.

TERKAIT: Bacaan Injil Katolik Hari Ini Minggu 11 Februari 2024 Lengkap Renungan Harian, Bacaan Pertama, Mazmur Tanggapan, Bait Pengantar Injil, Doa Penutup

BACA JUGA: TERLENGKAP! Jadwal Misa Rabu Abu 2024 Gereja Katolik di Semua Paroki Keuskupan Agung Jakarta, Total 68 Paroki

ANTIFON PEMBUKAAN – Mzm 31:3-4

Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Oleh karena nama-Mu, Engkau akan menunutun dan membimbing aku.

01. TANDA SALIB DAN SALAM

P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.

02. KATA PEMBUKA

P : Bapak/Ibu, Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Pada Hari Orang Sakit Sedunia ke-32 ini, mari kita merenungkan kembali peran kita dalam memberi dukungan kepada sesama yang sedang mengalami penderitaan, stres, kesepian, dan keterasingan. Apakah kita telah membuktikan kepedulian kita, ataukah kita hanya terfokus pada keamanan diri tanpa memperhatikan kebutuhan saudara-saudara kita?

Sebagaimana diungkapkan dalam Kitab Kejadian 2:18, Paus Fransiskus mengingatkan bahwa Tuhan menciptakan kita untuk hidup bersama-sama, “tidak baik manusia itu hidup seorang diri.” Kita diajak untuk meneladani kasih Kristus dengan memperhatikan mereka yang menderita, sendirian, terpinggirkan, dan terasing.

Kisah penyembuhan orang yang sakit kusta dalam bacaan Injil hari ini mengajarkan kita untuk berseru kepada Tuhan dalam masa kesakitan dan kesepian, sehingga kita dapat mendengar panggilan-Nya, “Aku mau, jadilah engkau sembuh.”

Pada hari yang khusus ini, marilah kita bersatu dalam doa bersama dengan mereka yang sakit. Semoga kasih dan belas kasihan Allah terpancar melalui sapaan, doa, kekuatan, dan penghiburan yang kita bagikan kepada mereka.

[hening sejenak]

03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN

P : Marilah menyesali dan mengakui bahwa kita telah berdosa, supaya kita siap mendengarkan Sabda Allah, Terang dan Pedoman hidup kita.

U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.

P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.

U : Amin.

04. KEMULIAAN

[Dianjurkan untuk memakai Madah Kemuliaan di bawah ini.]
P : Kemuliaan kepada Allah di surga
U : dan damai di bumikepada orang yang berkenan pada-Nya.
P : Kami memuji Dikau,
U : Kami meluhurkan Dikau.
P : Kami menyembah Dikau,
U : Kami memuliakan Dikau.
P : Kami bersyukur kepada-Mu,karena kemuliaan-Mu yang besar.
U : Ya Tuhan Allah, raja surgawi,Allah Bapa yang Mahakuasa.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal.
U : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa.
P : Engkau yang menghapus dosa dunia,kasihanilah kami.
U : Engkau yang menghapus dosa dunia,kabulkanlah doa kami.
P : Engkau yang duduk di sisi Bapa,kasihanilah kami.
U : Karena hanya Engkaulah kudus.
P : Hanya Engkaulah Tuhan.
U : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus.
P : bersama dengan Roh Kudus,
U : dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.

05. DOA PEMBUKA

P : Marilah kita bersama-sama berdoa (hening sejenak):

Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa dan Kekal, Engkau yang mengasihi semua orang tanpa kecuali, terutama mereka yang menderita dan terpinggirkan. Buka hati kami untuk menerima Sabda-Mu yang penuh sukacita, dan ajarkan kami untuk mengamalkannya dalam kehidupan kami.

Pada Hari Orang Sakit Sedunia ini, kami memohon, berikanlah penghiburan, ketabahan, dan kekuatan kepada mereka yang sedang mengalami sakit, kesepian, dan terlupakan, sehingga mereka dapat menyatukan penderitaan mereka dengan penderitaan Putra-Mu di kayu salib. Melalui perantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu yang Hidup dan Berkuasa, bersama dengan Engkau dalam kesatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang masa. Amin.

U : Amin.

06. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN

P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat penuntun jalan hidup kita. [Bacaan dibacakan dari Alkitab]

07. BACAAN PERTAMA

L : Bacaan dari Kitab Imamat 13:1-2.44-46

“Orang yang sakit kusta harus tinggal terasing di luar perkemahan.”

Tuhan Allah berfirman kepada Musa dan Harun, “Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada Imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, yang adalah imam. Karena orang itu sakit kusta, maka ia najis, dan imam harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. Orang yang sakit kusta harus berpakaian cabik-cabik, dan rambutnya terurai. Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahanlah tempat kediamannya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U : Syukur kepada Allah.

08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN

Mazmur 32:1-2.5.11

Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.

  1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi. Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
  2. Dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau mengampuni kesalahanku.
  3. Bersukacitalah dalam Tuhan! Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar; bersorak-gembiralah, hai orang-orang jujur!

09. BACAAN KEDUA 

L: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 10:31-11:1

“Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.”

Saudara-saudara, jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

10. ALLELUYA

U : Alleluya, Alleluya

S : (Lukas 7:16) Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita dan Allah telah melawat umat-Nya.

11. BACAAN INJIL 

P : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 1:40-45

“Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir.”

Sekali peristiwa seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus ia memohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

12. HOMILI (RENUNGAN)

Saudara-saudari terkasih, Dalam bacaan Injil Markus 1:40-45 hari ini, kita mengikuti kisah seorang yang menderita kusta yang datang kepada Yesus.

Kita menyaksikan keajaiban penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus kepada orang yang menderita penyakit yang merusak ini. Penyakit kusta bukan hanya menyebabkan penderitaan fisik, tetapi juga sosial dan spiritual. Orang yang menderita kusta sering kali diasingkan, diabaikan, bahkan dihina oleh masyarakat.

Namun, bagaimana perlakuan Yesus terhadap orang yang menderita penyakit yang sama? Yesus tidak menjauh atau mengusir orang yang menderita penyakit kusta. Dia menerima kedatangan mereka dengan belas kasihan yang tiada tara.

Dengan penuh kasih, Yesus menyentuh orang tersebut dan berkata, “Aku mau, jadilah engkau tahir” (Markus 1:41). Sentuhan kasih-Nya tidak hanya menyembuhkan penyakitnya, tetapi juga mengembalikan martabat dan harga diri orang yang menderita.

Dalam situasi di mana orang kusta dianggap sebagai najis dan terpinggirkan dari masyarakat, Yesus memberikan teladan tentang bagaimana kita seharusnya memperlakukan sesama. Dia tidak takut untuk menjamah mereka, mengunjungi mereka, dan menyembuhkan mereka dengan kasih.

Hal ini mengajarkan kepada kita untuk tidak hanya melihat kelemahan atau penyakit fisik seseorang, tetapi untuk melihat martabat dan kebutuhan spiritual mereka.

Kisah Injil hari ini juga mengingatkan kita akan panggilan untuk peduli terhadap orang yang sakit di sekitar kita. Paus Fransiskus mengatakan, “Orang-orang yang sakit, pada kenyataannya, berada di tengah-tengah umat Allah, dan Gereja maju bersama mereka sebagai tanda kemanusiaan di mana setiap orang berharga dan tidak ada yang harus dibuang atau ditinggalkan.”

Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mendukung, mendoakan, dan menyembuhkan sesama yang menderita.

Tetapi pertanyaannya, apakah kita bersedia untuk menjadi tangan Yesus bagi sesama yang membutuhkan? Apakah kita bersedia untuk memberikan sentuhan kasih kepada mereka yang terpinggirkan dan menderita?

Kita dipanggil untuk meneladani sikap terbuka dan penuh kasih Yesus terhadap semua orang.

Saudara-saudari, mari kita memperhatikan hati kita sendiri dan menemukan “kekustaan kita” masing-masing.

Marilah kita terbuka untuk menerima uluran tangan Yesus dalam hidup kita, dan juga menjadi saluran berkat bagi orang lain. Mari kita tidak pernah takut untuk berbuat baik dan memberikan kasih kepada semua orang, terutama kepada mereka yang paling membutuhkannya.

Berkat Allah Yang Maha Kuasa bagi kita semua, dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Amin.

13. HENING SEJENAK

14. SYAHADAT

P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..

15. DOA UMAT

P : Sabda Allah yang telah kita dengar memperkuat pengharapan kita akan belas kasih Allah. Karena itu, dengan penuh kepercayaan, kita sampaikan permohonan kepada-Nya.

L : Bagi Paus Fransiskus, Para Uskup dan Para Imam Semoga Paus Fransiskus, para Uskup, dan para Imam selalu memiliki semangat melayani tanpa pilih kasih, sehingga seluruh umat, terutama mereka yang sakit, menderita, dan tersingkir, mengalami kasih Kristus. Marilah kita mohon …

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Bagi semua pemimpin Bangsa Semoga mereka selalu memperjuangkan kesejahteraan rakyat seluruhnya dan menjauhkan ketidakadilan akibat perbedaan suku, agama, golongan, dan aliran politik. Marilah kita mohon …

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Bagi tenaga medis, para dokter, perawat, asisten orang sakit dan sukarelawan Semoga para dokter, perawat, asisten orang sakit dan sukarelawan yang mengabdikan diri dalam pelayanan setiap hati, diberi roh kebijaksanaan, roh kelemah-lembutan dan Kesehatan. Semoga mereka mampu bekerjasama dan berjalan bersama dalam membangun dan mengembangkan kehidupan yang lebih insani, sesuai dngan kehendak Tuhan yaitu kedekatan, kasih sayang dan kelembutan. Marilah kita mohon…

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Bagi semua korban bencana Kita berdoa juga agar mereka mendapat perhatian dan pertolongan yang wajar dan memadai, sehingga mereka tetap merasa diri sebagai manusia yang berharga dan bermartabat. Marilah kita mohon …

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Bagi kita di sekitar altar ini Marilah kita berdoa supaya Sabda Allah yang telah kita dengar dan renungkan hari ini menggerakkan kita untuk memberi perhatian kepada orang yang disingkirkan dan mengajak kita untuk menghargai martabat mereka. Marilah kita mohon …

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Untuk ujud-ujud pribadi Marilah kita hening sejenak, untuk memanjatkan ujud permohonan pribadi kita masingmasing…. (hening sesaat) Marilah kita mohon……

U :  Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

P :  Ya Bapa, dengarkanlah doa-doa yang kami sampaikan ke hadirat-Mu. Semoga Engkau berkenan mengabulkan permohonan kami di hari orang sakit sedunia ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.

U : Amin.

16. KOLEKTE, PERSIAPAN PERSEMBAHAN

  • KOLEKTE
  • PERSIAPAN PERSEMBAHAN

P : Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami persembahkan kepada-Mu, Hasil bumi dan usaha manusia yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.

U :  Terpujilah Allah selama-lamanya.

P :  Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima anggur yang kami persembahkan kepada-Mu, hasil pokok anggur dan usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.

U : Terpujilah Allah selama-lamanya.

P : Berdoalah, saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang Mahakuasa.

U : Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang Kudus

17. DOA PERSEMBAHAN

[Sesudah Kolekte, Pemimpin membawakan Doa Pujian sambil berdiri di depan umat, menghadap ke altar dan umat berdiri dan setiap kali mendaraskan aklamasi bersama.]

P : Tuhan kami mohon, semoga persembahan ini menyucikan dan membarui kami, agar kami yang taat kepada kehendak-Mu dapat memperoleh anugerah hidup abadi. Melalui perantaraan Kristus, Tuhan kami.

U: Amin.⁣

18. PREFASI, LAGU KUDUS, DOA SYUKUR AGUNG

  • PREFASI

P :  Tuhan bersamamu.

U : Dan bersama rohmu.

P : Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan.

U : Sudah kami arahkan.

P : Marilah bersyukur kepada Tuhan, Allah kita.

U : Sudah layak dan sepantasnya.

P : Sungguh pantas dan benar, layak dan menyelamatkan, bahwa kami selalu dan di mana pun bersyukur kepada-Mu, Tuhan, Bapa yang Kudus, Allah yang Mahakuasa dan Kekal. Sungguh tak terhingga kemuliaan-Mu: Engkau menopang makhluk yang fana dengan keallahan-Mu; dengan mengubah kodrat yang menyebabkan kami jatuh menjadi sarana keselamatan kami, Engkau menyembuhkan kami yang fana ini, dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.

Dengan pengantaraan Kristus itu, Bala Malaikat, yang bersukacita di hadapan-Mu dalam keabadian, menyembah keagungan-Mu. Kami mohon, perkenankanlah kami memadukan suara dengan mereka dalam sukacita bersama sambil berseru (dilanjutkan KUDUS).

  • KUDUS
  • DOA SYUKUR AGUNG II (umat berlutut)

19. BAPA KAMI (Berdiri)

P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.

U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.

20. SALAM DAMAI, ANAK DOMBA ALLAH, KOMUNI

P : Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah bersabda kepada para Rasul-Mu: Damai-Ku Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu: janganlah memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu; dan berilah kami damai dan kesatuan sesuai dengan kehendak-Mu. Engkau yang hidup dan meraja sepanjang segala masa.

U : Amin.

I : Semoga damai Tuhan selalu bersamamu

U : Dan bersama rohmu

  • SALAM DAMAI
  • ANAK DOMBA ALLAH
  • KOMUNI

Lanjut Pastor berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu berdiri menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:

P : Lihatlah Anak Domba Allah. Lihatlah Dia yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah saudara-saudari yang diundang ke perjamuan Anak Domba.

U : Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh

Dengan khidmat, Pastor menyambut Tubuh Kristus terlebih dulu, lalu Prodiakon. Sesudah itu, Pastor melayani umat yang menyambut komuni, dibantu Prodiakon seraya setiap kali berkata:

P : Tubuh Kristus.

U : Amin.

PENYAMBUTAN KOMUNI diiringi dengan nyanyian koor.

21. DOA SESUDAH KOMUNI

P: Marilah kita bersama-sama berdoa (hening sejenak): Ya Allah Bapa Maharahim, Kami bersyukur karena Engkau senantiasa menemani umat-Mu dalam setiap langkah perziarahan hidup ini. Di Hari Orang Sakit Sedunia ini, semoga kami semakin bertumbuh menjadi individu yang peduli dan penuh kasih, seperti orang Samaria yang baik hati. Kiranya kami dapat berjalan bersama dengan memperhatikan saudara-saudari kami yang sakit, terlupakan, dan sendirian. Melalui perantaraan Kristus, Tuhan kami.

U: Amin.

22. PENGUMUMAN

23. BERKAT DAN PERUTUSAN

P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang kekal. [sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri] Dalam Nama Bapa, Dan Putra, dan Roh Kudus.
U : Amin.

P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.

P : Marilah pergi, kita diutus.
U : Amin.

24. LAGU PENUTUP

PESAN PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI ORANG SAKIT SEDUNIA KE-32

MINGGU, 11 Februari 2024

“Tidak baiklah kalau manusia itu sendirian”.
Penyembuhan Orang Sakit melalui Penyembuhan Relasi

“Tidak baiklah, kalau manusia sendirian” (lih. Kej 2:18). Sejak semula, Allah, yang adalah kasih, menciptakan kita untuk persekutuan; oleh karena itu kita sejak lahir kita dikarunia kemampuan untuk membangun relasi dengan sesama. Kehidupan kita, yang merupakan gambaran Trinitas, akan mencapai kepenuhannya melalui jalinan relasi, persahabatan dan cintakasih, baik dengan memberi maupun menerima. Kita diciptakan untuk hidup bersama, tidak seorang diri. Karena rancangan persekutuan ini berakar kuat di dalam hati manusia, maka pengalaman ditinggalkan dan sendirian sungguh akan dirasakan sebagai suatu pengalaman yang menakutkan, menyakitkan, dan bahkan tidak manusiawi. Hal ini terutama terjadi ketika kita berada dalam kerentanan, ketidakpastian dan ketidakamanan, yang seringkali disebabkan oleh penyakit yang serius.

Dalam hal ini, saya memikirkan semua orang yang merasa sangat sendirian selama pandemi Covid-19: para pasien yang tidak boleh dikunjungi, tetapi juga para perawat, dokter, dan tenaga pendukung yang kewalahan bekerja dan terkurung di ruang isolasi. Tentu saja, kita pasti ingat semua orang yang harus menghadapi saat kematiannya sendirian, yang hanya dibantu oleh petugas kesehatan, namun jauh dari keluarganya sendiri.

Saya juga ikut merasakan kepedihan, penderitaan dan keterasingan yang dirasakan oleh mereka yang, karena perang dan konsekuensi tragisnya, tidak memperoleh dukungan dan bantuan. Perang adalah penyakit sosial yang paling mengerikan dan menimbulkan korban paling besar pada kelompok yang paling rentan.

Pada saat yang sama, bahkan di negara-negara yang menikmati perdamaian dan sumber daya yang lebih besar, orang-orang yang lanjut usia dan sakit seringkali mengalami kesendirian dan, bahkan kadang-kadang ditinggalkan. Realitas yang suram ini terutama disebabkan oleh budaya individualisme yang dengan segala cara mengagung-agungkan produktivitas, memupuk mitos efisiensi, acuh tak acuh, bahkan tidak berperasaan, ketika individu tidak lagi memiliki kekuatan yang dibutuhkan untuk mengimbanginya. Individualisme yang demikian itu melahirkan budaya membuang, di mana “manusia tidak lagi dipandang sebagai nilai terpenting yang harus diperhatikan dan dihormati, terutama ketika mereka miskin atau cacat, ‘belum berguna’ – seperti bayi dalam kandungan, atau ‘tidak lagi diperlukan’. – seperti orang tua” (Fratelli Tutti, 18). Sungguh disayangkan bahwa cara berpikir seperti itu melatarbelakangi pengambilan keputusan politik tertentu yang tidak berpusat pada martabat manusia dan kebutuhannya, serta tidak selalu mendukung strategi dan sumber daya yang diperlukan untuk memastikan bahwa setiap manusia menikmati hak dasar atas kesehatan dan akses terhadap layanan kesehatan. Ketidakpedulian pada kelompok rentan dan isolasi terhadap mereka ini juga diperparah dengan pengurangan pelayanan kesehatan yang hanya sebatas penyediaan pelayanan, tidak ada “perjanjian terapeutik” antara dokter, pasien dan anggota keluarga.

Sebaiknya kita sekali lagi mendengarkan kata-kata dalam Alkitab, ”Tidak baik, kalau manusia itu sendirian!” Tuhan menyampaikan firman tersebut pada awal penciptaan dan dengan demikian mengungkapkan kepada kita makna mendalam dari rancangan-Nya bagi umat manusia, namun pada saat yang sama, luka dosa yang mematikan, yang menjalar dengan menimbulkan kecurigaan, keretakan, perpecahan yang mengakibatkan keterasingan. Dosa menyerang manusia dan seluruh relasi mereka: dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain, dan ciptaan. Keterasingan seperti ini menyebabkan kita kehilangan makna hidup kita; keterasingan  menghilangkan kegembiraan cinta dan membuat kita mengalami perasaan menyendiri yang menyesakkan di semua bagian penting kehidupan.

Saudara-Saudari, bentuk perawatan pertama yang diperlukan dalam penyakit apapun adalah kedekatan yang berbela-rasa dan penuh kasih sayang. Oleh karena itu, merawat orang sakit berarti merawat semua relasi: dengan Tuhan, dengan orang lain – anggota keluarga, teman, petugas kesehatan –, dengan ciptaan, dan dengan diri mereka sendiri. Dapatkah ini dilakukan? Ya, hal itu dapat dilakukan dan kita semua dipanggil untuk memastikan hal itu terjadi. Mari kita melihat gambaran Orang Samaria yang Baik Hati (bdk. Luk 10:25-37), pada kemampuannya untuk merendah dan mendekatkan diri pada orang lain, pada kasih lembut yang ia gunakan untuk merawat luka-luka saudaranya yang menderita.

Marilah kita ingat kebenaran utama dalam hidup ini: kita lahir ke dunia ini karena seseorang menyambut kita; kita diciptakan untuk cinta kasih; dan kita dipanggil untuk persekutuan dan persaudaraan. Aspek kehidupan kita inilah yang menopang kita, terutama pada saat sakit dan rentan. Ini juga merupakan terapi pertama yang harus kita terapkan untuk menyembuhkan penyakit masyarakat tempat kita tinggal.

Kepada kalian semua yang sedang mengalami penyakit, baik sementara maupun kronis, saya ingin mengatakan ini: Jangan malu dengan kerinduan Anda akan kedekatan dan kelembutan! Jangan menyembunyikan kerinduan itu, dan jangan pernah menganggap diri Anda menjadi beban orang lain. Kondisi orang sakit mendesak kita semua untuk mundur dari kesibukan hidup kita demi menemukan kembali diri kita sendiri.

Pada masa perubahan yang besar ini, kita, umat Kristiani khususnya, dipanggil untuk menjadi seperti Yesus yang penuh belas kasih. Mari kita peduli terhadap mereka yang menderita dan sendirian, mungkin terpinggirkan dan terasingkan. Dengan cinta terhadap sesama yang dilimpahkan Kristus Tuhan kepada kita dalam doa, khususnya dalam Ekaristi, marilah kita merawat luka kesendirian dan keterasingan. Dengan cara ini, kita akan bekerja sama dalam memerangi budaya individualisme, ketidakpedulian dan ‘budaya membuang’, serta memungkinkan tumbuhnya budaya kelembutan dan kasih sayang.

Orang sakit, kaum rentan dan orang miskin adalah inti dari Gereja; hal-hal tersebut juga harus menjadi pusat perhatian kemanusiaan dan pastoral kita. Semoga kita tidak pernah melupakan ini! Dan marilah kita membawa kepada Maria Yang Mahakudus, Kesehatan Orang Sakit, agar Bunda Maria berkenan menjadi perantara bagi kita dan membantu kita menjadi aktor dan aktris bagi relasi yang dekat dan bersaudara.

Roma, Santo Yohanes Lateran, 10 Januari 2024
FRANSISKUS

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Sabtu 23 November 2024 Lengkap Renungan Harian, Bacaan Pertama, Mazmur Tanggapan, Bait Pengantar Injil, Doa Penutup

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada...

More Articles Like This

Favorite Post