Mari kita saksikan Teks Misa pada Hari Minggu, 4 Februari 2024.
Hari minggu ini merupakan Hari Minggu Pekan Biasa V, Peringatan fakultatif kepada Santo Yohanes de Britto, Martir, Santo Isodorus dari Mesir, Pengaku Iman, Santa Katarina Dei Ricci, Perawan, Santa Yoana Valois, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.
Selanjutnya, mari bersama-sama menyanyikan LAGU PEMBUKA.
ANTIFON PEMBUKAAN – Mzm. 95:6-7
Marilah kita bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita, sebab Dialah Allah kita.
01. TANDA SALIB DAN SALAM
P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
02. KATA PEMBUKA
P : Dalam realitas penuh penderitaan, Gereja Katolik muncul sebagai harapan bagi mereka yang terjerat dalam cobaan hidup. Bencana alam, kemiskinan, dan kekerasan semakin merajalela, menyulitkan banyak orang. Gereja tidak boleh bersikap acuh; sebaliknya, kita dipanggil untuk menjadi teman setia di saat paling sulit.
Sebagai umat Katolik, tanggung jawab kita tak hanya sebatas ritual keagamaan, melainkan menjadi saluran berkat dan cahaya di tengah kegelapan. Gereja harus menjadi panggung di mana ajaran Injil diterjemahkan menjadi tindakan nyata kasih dan kepedulian.
Ini adalah panggilan untuk menjadi rumah bagi mereka yang terluka oleh badai kehidupan, memberikan harapan dan kekuatan. Dengan bersatu, kita membentuk komunitas kasih Kristus di dunia ini. Setiap langkah kita harus menjadi terang, sehingga Injil bukan hanya kata-kata, tetapi pula kehidupan dalam tindakan kita sehari-hari.
[hening sejenak]
P : Marilah menyesali dan mengakui bahwa kita telah berdosa, supaya kita siap mendengarkan Sabda Allah, Terang dan Pedoman hidup kita.
04. MENYANYIKAN LAGU KEMULIAAN
[Dianjurkan untuk memakai Madah Kemuliaan di bawah ini.]
P : Kemuliaan kepada Allah di surga
U : dan damai di bumikepada orang yang berkenan pada-Nya.
P : Kami memuji Dikau,
U : Kami meluhurkan Dikau.
P : Kami menyembah Dikau,
U : Kami memuliakan Dikau.
P : Kami bersyukur kepada-Mu,karena kemuliaan-Mu yang besar.
U : Ya Tuhan Allah, raja surgawi,Allah Bapa yang Mahakuasa.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal.
U : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa.
P : Engkau yang menghapus dosa dunia,kasihanilah kami.
U : Engkau yang menghapus dosa dunia,kabulkanlah doa kami.
P : Engkau yang duduk di sisi Bapa,kasihanilah kami.
U : Karena hanya Engkaulah kudus.
P : Hanya Engkaulah Tuhan.
U : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus.
P : bersama dengan Roh Kudus,
U : dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
05. DOA PEMBUKA
P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak]
Ya Allah, yang penuh dengan belas kasih, Engkau dengan penuh kasih telah mengutus Putra-Mu, Yesus Kristus, untuk membawa Kabar Gembira kepada seluruh dunia. Kami bersujud dan berdoa agar hati kami senantiasa terbuka untuk menerima kehadiran-Nya dengan penuh sukacita. Berilah kami kekuatan dan semangat untuk turut serta dalam pelayanan mewartakan Injil-Nya. Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin
U : Amin.
06. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN
P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat penuntun jalan hidup kita. [Bacaan dibacakan dari Alkitab]
07. BACAAN PERTAMA
L : Bacaan dari Kitab Ayub 7:1-4.6-7
“Aku dicekam kegelisahan sampai dini hari.”
Di dalam keprihatinannya Ayub berbicara kepada sahabatnya, “Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan? Seperti seorang budak yang merindukan naungan, seperti orang upahan yang menanti-nantikan upahnya, demikianlah aku diberi bulan-bulan yang sia-sia, dan kepadaku ditentukan malam-malam yang penuh kesusahan. Bila aku pergi tidur, maka yang kupikirkan ‘Bilakah aku akan bangun’. Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh kegelisahan sampai dinihari. Hari-hariku berlalu lebih cepat daripada torak, dan berakhir tanpa harapan. Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas. Mataku tidak akan lagi melihat yang baik.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN
Mazmur 147:1-2.3-4.5-6
Ref. Tuhan menyembuhkan orang yang patah hati.
- Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji Dia. Tuhan membangun Yerusalem, Ia menghimpun orang-orang Israel yang tercerai-berai.
- Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka; Ia menentukan jumlah bintang-bintang, masing-masing dipanggil dengan menyebut namanya.
- Besarlah Tuhan kita dan berlimpahlah kekuatan-Nya, kebijaksanaan-Nya tidak terhingga. Tuhan menegakkan kembali orang-orang yang tertindas, tetapi orang-orang fasik direndahkan-Nya ke tanah.
09. BACAAN KEDUA
L: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus 9:16-19.22-23
“Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.”
Saudara-saudara, memberitakan Injil bukanlah suatu alasan bagiku untuk memegahkan diri. Sebab hal itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil. Andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, maka pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Sebab sekalipun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku dapat memenangkan sebanyak mungkin orang. Bagi orang-orang lemah aku menjadi seperti orang lemah supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku menjadi segala-galanya, supaya sedapat mungkin aku memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala-galanya itu aku lakukan demi Injil, agar aku mendapat bagian di dalamnya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
10. ALLELUYA
U : Alleluya, alleluya, alleluya
S : Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.
11. BACAAN INJIL
P : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 1:29-39
“Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit.”
Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapernaum, Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Yesus pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Yesus membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit, dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Keesokan harinya, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Yesus. Waktu menemukan Yesus, mereka berkata, “Semua orang mencari Engkau.” Jawab Yesus, “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” Lalu pergilah Yesus ke seluruh Galilea, memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
12. HOMILI (RENUNGAN)
Hari ini, kita merenung tentang panggilan kita sebagai umat Katolik dalam mewartakan kasih Kristus di tengah kehidupan yang penuh tantangan dan penderitaan. Pesan Yesus tentang membawa warta Kerajaan Allah dan damai (syaloom) tidak hanya bersifat fisik tetapi juga holistik, merangkum pemulihan dalam segala aspek kehidupan seseorang.
Kisah penyembuhan penderita penyakit kusta dan orang buta oleh Yesus tidak hanya mengembalikan kesehatan fisik mereka, tetapi juga menyentuh dimensi psikis, spiritual, dan sosial. Mereka tidak hanya sembuh dari penyakit, tetapi juga diterima kembali di masyarakat dengan status sosial yang pulih. Seorang kusta di terima kembali hidup di masyarakat, orang buta akhirnya mampu hidup mandiri dan bekerja seperti manusia pada umumnya.
Demikian pula, kasih penyembuhan-Nya melibatkan Ibu mertua Petrus, yang tidak hanya sembuh dari sakit demam, tetapi perannya sebagai ibu rumah tangga juga dipulihkan. Ini mengajarkan kita bahwa penyembuhan Kristus melibatkan pemulihan dalam segala aspek kehidupan, tidak hanya tubuh, tetapi juga peran sosial dan pelayanan.
Namun, kita melihat bahwa Yesus meninggalkan rumah Petrus meskipun masih banyak orang lain yang membutuhkan pertolongan dan menyaksikan mukjizat. Mengapa? Karena panggilan Yesus pertama-tama bukan sebagai dokter yang menyembuhkan penyakit fisik, melainkan sebagai pemberita Injil di seluruh dunia. Ini mengajarkan kita bahwa misi utama kita sebagai umat Katolik adalah mewartakan sabda Tuhan di tengah dunia yang membutuhkan damai dan kasih.
Ayub dalam Bacaan Pertama menjadi contoh penderitaan yang tetap memelihara empati. Meskipun merasakan kehidupan yang sulit, Ayub mampu merajut empati kepada sesama. Kita, sebagai umat Katolik, dipanggil untuk merajut empati kepada yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel.
Pentingnya mengabdi dan memberitakan kasih Kristus di segala tempat juga ditekankan. Yesus mengajak Simon dan kawan-kawan-Nya untuk pergi ke tempat lain, mengingatkan kita akan pentingnya mengabdi dan memberitakan kasih Kristus di segala tempat, bukan hanya di tempat yang nyaman.
Sebagai umat Katolik, kehidupan rohani menjadi fondasi utama. Tanpa kehidupan rohani yang baik, kegiatan studi, pelayanan sosial, dan pekerjaan kita menjadi tidak berbeda dengan mereka yang tidak mengenal Allah. Oleh karena itu, kita dipanggil pertama-tama untuk menjalin relasi dengan Allah dan selanjutnya mewujudkan iman dalam semangat belajar, semangat bekerja, serta semangat melayani sesuai dengan kehendak Allah.
Melalui doa dan pelayanan yang tulus, kita dapat mengikuti jejak Yesus, membawa kasih-Nya kepada mereka yang membutuhkan, dan menjadi pewarta Injil masa kini yang hidup dan kontekstual. Berkat Tuhan menyertai kita: Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Amin.
13. HENING SEJENAK
14. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
15. DOA UMAT
P : Kristus datang ke dunia untuk mewartakan Kerajaan Allah demi keselamatan kita. Menyadari kebaikan hati Allah yang telah berkenan memanggil kita untuk tinggal dalam Kerajaan-Nya, marilah kita panjatkan doa-doa kepada Allah Bapa kita.
L : Bagi Bapa Suci, para Uskup, para Imam, Misionaris, dan Rasul awam:
Bapa, teguhkanlah kiranya iman Bapa Suci, para Uskup, para Imam, Misionaris, dan Rasul awam agar mereka selalu bersedia meninggalkan segala-galanya demi pewartaan kasih-Mu dan penyelamatan jiwa-jiwa. Kami mohon.
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
L : Bagi para pejabat pemerintahan:
Bapa, dampingilah para pejabat pemerintahan, agar dengan tekun dan ulet memperjuangkan damai sejahtera bagi rakyat. Kami mohon.
U : Kabulkanlalh doa kami, ya Tuhan.
L : Bagi para penderita sakit yang tak dapat sembuh:
Bapa, dampingilah dan teguhkanlah harapan para penderita sakit yang tak dapat sembuh agar mereka tidak merasa berjalan sendirian dan tetap bertekun menjalani hidup mereka dengan penuh makna. Kami mohon.
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
L : Bagi kita sekalian:
Bapa, teguhkanlah iman kami dan mantapkanlah harapan kami agar tetap tekun dan setia kepada-Mu meski sering kali mengalami kegagalan dan kesusahan. Kami mohon.
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
I : Allah Bapa Mahabaik, Engkau mengenal kami satu persatu dan memahami segala persoalan kami. Bantulah kami yang berdoa dengan mantap kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U : Amin.
16. KOLEKTE
[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan cinta kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang berkekurangan, diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan lalu dihantar dan diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu persembahan yang bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan Berbagi.
17. DOA PERSEMBAHAN
[Sesudah Kolekte, Pemimpin membawakan Doa Pujian sambil berdiri di depan umat, menghadap ke altar dan umat berdiri dan setiap kali mendaraskan aklamasi bersama.]
P : Allah Bapa Yang Mahakudus, terimalah persembahan kami ini sebagai tanda kesediaan kami untuk ikut serta mewartakan Injil Putra-Mu. Dialah Tuhan dan Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin
U: Amin.
18. PREFASI, LAGU KUDUS, DOA SYUKUR AGUNG
Sesudah Doa Persembahan, Pastor menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni.
– KUDUS
– Dilanjutkan DOA SYUKUR AGUNG (umat berlutut)
19. BAPA KAMI (Berdiri)
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.
20. SALAM DAMAI, ANAK DOMBA ALLAH, KOMUNI
Pastor mengajak Umat.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat.
– ANAK DOMBA ALLAH
– KOMUNI
Lanjut Pastor berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu berdiri menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Hosti dan Sibori ditunjukkan kepada umat: Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanNya. Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.
Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Kristus terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut komuni, dibantu Prodiakon seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
PENYAMBUTAN KOMUNI diiringi dengan nyanyian komuni.
21. DOA SESUDAH KOMUNI
P: Marilah berdoa: Ya Allah, kami bersyukur karena Kauperkenankan untuk menyambut tubuh Putra-Mu. Semoga kami dikuatkan untuk melaksanakan tugas perutusan kami, yakni ikut serta mewujudkan Kabar Gembira keselamatan-Mu di tengah masyarakat sampai kami mengalaminya secara penuh di surga. Demi Kristus, Tuhan kami.
U: Amin.
22. PENGUMUMAN
23. BERKAT DAN PERUTUSAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang kekal. [sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri] Dalam Nama Bapa, Dan Putra, dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
P : Marilah pergi, kita diutus.
U : Amin.
24. LAGU PENUTUP