Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral.
Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam. Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita bahas Injil Katolik buat hari Jumat, 02 Februari 2024.
Kalender Liturgi hari ini Jumat, 02 Februari 2024 merupakan Hari jumat Pekan Biasa IV, Pesta Yesus dipersembahkan di Kenizah, Beata Eugenia de Smet, Perawan, Santa Yoana Lestonac, Janda, Beato Theofanus Venard, Martir, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak susunan lengkap Bacaan Injil dan Renungan Katolik hari ini, tanggal 02 Februari 2024:
Bacaan Pertama Maleakhi 3:1-4
“Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya.”
Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya. Malaikat perjanjian yang kamu kehendaki itu sesungguhnya, Ia datang.
Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.
Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan.
Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 24:7.8.9.10
Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.
Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!
Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan.
Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!
Bait Pengantar Injil Lukas 2:32
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel. Alleluya.
Bacaan Injil Lukas 2:22-40
“Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu.”
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.”
Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon.
Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah.
Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.”
Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel,
dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang. Ada juga di situ seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana.
Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.
Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik Hari Ini
Dalam perjalanan hidup ini, kita seperti Maria dan Yusuf, membawa Anak Yesus ke tempat yang telah ditentukan oleh hukum Tuhan. Seperti yang tertulis dalam Taurat Musa, setiap anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah. Melalui ketaatan kepada hukum Tuhan, kita menemukan jalan untuk menyembah-Nya.
Saat kita berada di Yerusalem kehidupan kita, seperti Simeon yang penuh rindu akan penghiburan bagi Israel, kita juga menantikan kehadiran Tuhan dalam setiap langkah kita. Roh Kudus hadir dalam hidup kita, membimbing dan memimpin kita pada setiap detik. Sebagaimana Simeon, kita diajak untuk datang ke Bait Allah, tempat di mana kehadiran-Nya nyata dan mendalam.
Simeon, seorang yang benar dan saleh, menangkap momen yang penuh keajaiban saat Anak Yesus dibawa masuk ke Bait Allah. Begitu juga dalam hidup kita, kita diundang untuk merenungi setiap detik kehadiran Tuhan. Melalui kepatuhan dan kerinduan yang tulus, kita dapat menyaksikan anugerah-Nya dalam kehidupan kita.
Simeon, dengan mata yang penuh keimanan, bersyukur karena melihat keselamatan yang datang dari Tuhan. Dalam keseharian kita, mari membuka mata hati kita untuk menyadari kehadiran kasih dan penyelamatan yang terus-menerus Tuhan berikan. Terang itu bukan hanya bagi satu bangsa, tetapi untuk semua bangsa, menyinari jalan hidup kita.
Sebagaimana Yusuf dan Maria yang merasa heran akan semua yang dikatakan tentang Anak Yesus, kita sering kali bingung dengan rencana Tuhan dalam hidup kita. Namun, mari kita percayai bahwa setiap langkah yang diambil-Nya memiliki tujuan-Nya sendiri.
Simeon memberkati mereka, mengingatkan bahwa Anak ini akan menjadi tanda perbantahan. Dalam hidup Kristen kita, kita mungkin mengalami perbantahan dan ujian, tetapi Anak Yesus tetap menjadi sumber kekuatan dan damai sejahtera. Melalui penderitaan, kita dapat menjumpai kebenaran dan memperkuat iman kita.
Hana, seorang nabi perempuan yang setia beribadah, memberikan teladan kepada kita. Dalam segala fase kehidupan, mari kita tetap teguh dalam beribadah, berpuasa, dan berdoa. Ketenangan Hana dalam pengabdian selama delapan puluh empat tahun menunjukkan kesetiaan yang luar biasa, mengajarkan kita untuk hidup dengan tekun dalam kasih Tuhan.
Melalui kisah ini, kita diajak untuk merenung tentang pengharapan, pengorbanan, dan kehidupan doa. Bagaimana kita, seperti Simeon dan Hana, dapat mengenali kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita? Bagaimana kita menyambut terang keselamatan dalam setiap langkah hidup kita?
Mari kita belajar dari Maria dan Yusuf yang menerima segala keheranan dengan hati yang tunduk dan taat. Kiranya kita dapat mengambil inspirasi dari kegigihan Hana dalam beribadah, bahkan dalam segala keterbatasan.
Semoga kita menjadi saksi terang keselamatan bagi sesama, membawa damai dan kasih karunia Allah kepada dunia yang membutuhkannya. “Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu” – itulah doa dan pengharapan kita dalam setiap langkah hidup, pada zaman ini. Amin.
DOA PENUTUP
Tuhan yang Maha Kasih, bukalah mata hati kami pada terang-Mu. Ajarkan kami ketaatan, rindu akan kehadiran-Mu. Bimbinglah dalam kesetiaan dan beri damai sejahtera di setiap langkah hidup. “Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu.
Amin.