Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral.
Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam. Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita bahas Injil Katolik buat hari Selasa, 30 Januari 2024.
Kalender Liturgi hari ini Selasa, 30 Januari 2024 merupakan Hari Selasa Pekan Biasa IV, Santo Gerardus, Pengaku Iman, Santa Batildis, Pengaku Iman, Santa Maria Ward, Pangaku Iman, Beato Sebastianus, Imam, Santa Hyacintha Mariscotti, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak susunan lengkap Bacaan Injil dan Renungan Katolik hari ini, tanggal 30 Januari 2024:
Bacaan Pertama 2 Samuel 18:9-10.14b.24-25a.30-19:3
“Daud meratapi kematian Absalom.”
Waktu melarikan diri, Absalom bertemu dengan anak buah Daud. Saat itu Absalom sedang memacu bagalnya. Ketika bagal itu lewat di bawah jalinan dahan-dahan pohon tarbantin yang besar,
tersangkutlah rambut kepala Absalom pada pohon tarbantin itu, sehingga ia tergantung antara langit dan bumi, sedang bagal yang ditungganginya berlari terus.
Seseorang melihatnya, lalu memberitahu Yoab, katanya, “Aku melihat Absalom tergantung pada pohon tarbantin.” Lalu Yoab mengambil tiga lembing dalam tangannya,
dan ditikamnya ke dada Absalom! Waktu itu Daud sedang duduk di antara kedua pintu gerbang sementara penjaga naik ke sotoh pintu gerbang itu, di atas tembok.
Ketika ia melayangkan pandangnya, dilihatnyalah orang datang berlari, seorang diri saja. Berserulah penjaga memberitahu raja.
Lalu raja berkata kepada Ahimaas, “Pergilah ke samping, berdirilah di situ.” Ahimaas pergi ke samping dan berdiri di situ. Kemudian tibalah orang Etiopia itu.
Kata orang Etiopia itu, “Tuanku Raja mendapat kabar yang baik, sebab Tuhan telah memberi keadilan kepadamu pada hari ini! Tuhan melepaskan Tuanku dari tangan semua orang yang bangkit menentang Tuanku.”
Maka terkejutlah raja! Dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan, “Anakku Absalom, anakku! Ah, anakku Absalom,
sekiranya aku boleh mati menggantikan engkau! Absalom, Absalom, anakku!” Lalu diberitahukan oranglah kepada Yoab, “Ketahuilah, raja menangis dan berkabung karena Absalom.”
Pada hari itulah kemenangan menjadi perkabungan bagi seluruh tentara, sebab pada hari itu tentara mendengar orang berkata, “Raja bersusah hati karena anaknya.”
Maka pada hari itu tentara Israel masuk kota dengan diam-diam, seperti tentara yang kena malu karena melarikan diri dari pertempuran.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 86:1-2.3-4.5-6
Ref. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan jawablah aku.
Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan dan jawablah aku, sebab sengsara dan miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku ini orang yang Kaukasihi, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
Bait Pengantar Injil Matius 8:17
Ref. Alleluya
Yesus memikul kelemahan kita, dan menanggung penyakit kita.
Bacaan Injil Markus 5:21-43
“Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!”
Sekali peristiwa, sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus.
Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”
Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.
Murid-murid-Nya menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?”
Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.
Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”
Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?”
Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: “Jangan takut, percaya saja!”
Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.
Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring.
Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia.
Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!”
Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun.
Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik Hari Ini
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, marilah kita merenungkan kisah dalam bacaan Injil Markus 5:21-43.
Di tengah keramaian dan kegelisahan hidup, kita akan menyaksikan perjalanan tulus seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus dan perempuan yang menderita pendarahan selama dua belas tahun.
Kisah dimulai dengan Yairus, seorang ayah yang putrinya hampir mati. Dengan hati yang terpukul dan penuh keputusasaan, ia bersujud di depan Yesus, memohon pertolongan.
Sebagai orang tua, Yairus melambangkan setiap jiwa yang meratapi keadaan putranya atau putrinya yang berada dalam kesulitan. Di sinilah kita sebagai umat Katolik dapat merenung, apakah dalam keputusasaan hidup ini kita juga bersedia bersujud di hadapan Tuhan?
Ketika Yesus setuju untuk pergi bersama Yairus, datanglah perempuan yang menderita pendarahan selama dua belas tahun. Ia telah mencoba segala cara untuk sembuh, namun sia-sia.
Perempuan ini menciptakan lapisan kedua dalam kisah ini, mewakili kita yang sering merasa telah mencoba segala cara untuk mengatasi masalah, namun belum menemukan solusi.
Perjalanan perempuan ini mencapai puncak ketika ia mendekati Yesus dengan penuh iman. Dengan keyakinan bahwa satu sentuhan dari Yesus dapat menyembuhkan, ia meraih jubah-Nya.
Sejenak, kisahnya meminjamkan kita gambaran tentang bagaimana kita seharusnya mendekati Tuhan dalam setiap kesulitan. Perempuan ini adalah lambang iman yang gigih, yang tidak menyerah pada keadaan sulit.
Kisah kemudian berlanjut ke rumah Yairus, yang telah menerima kabar bahwa anaknya sudah meninggal. Tantangan terberat muncul di hadapan Yesus. Orang-orang di sekitarnya meragukan kekuatan-Nya, namun Yesus tetap teguh dalam iman. “Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” ucap-Nya.
Di sini, kita diajak untuk merenungkan bagaimana pandangan Tuhan yang melihat segala sesuatu melalui lensa iman-Nya. Kematian bukanlah akhir dari rencana-Nya.
Pesan yang dapat diambil dari alur kisah ini adalah bahwa dalam keputusasaan dan kegelapan hidup, kita perlu mempertahankan iman yang tulus seperti perempuan yang menderita dan Yairus.
Percayalah bahwa di tengah keadaan sulit, Tuhan masih mampu membawa kehidupan baru. Jadilah seperti mereka yang aktif mencari Yesus untuk meminta pertolongan, bukan tinggal diam menunggu belas kasih Allah.
Sebagai umat Katolik, renungkanlah kisah ini dalam kehidupan nyata kita. Di dalamnya terdapat pelajaran tentang kekuatan iman, ketekunan dalam mencari Tuhan, dan keyakinan bahwa Yesus adalah sumber segala kesembuhan.
Doa Penutup
Ya Tuhan yang penuh kasih dan berkuasa, hari ini kami bersujud di hadapan-Mu. Engkaulah sumber kehidupan dan kesembuhan. Berilah kami iman seperti Yairus dan perempuan yang menderita. Bimbinglah kami untuk selalu mencari-Mu dengan tulus.
Amin.