Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral.
Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam. Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita bahas Injil Katolik buat Hari Jumat, 19 Januari 2024.
Kalender Liturgi hari Jumat, 19 Januari 2024, merupakan Hari Jumat Pekan Biasa II, Hari ke-2 Pekan Doa Sedunia, Santo Marius, Martir, Santo Gerlakus, pengaku Iman, Santo Gottfried atau Geoffrey, pengaku Iman dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak susunan lengkap Bacaan Injil dan Renungan Katolik hari ini, tanggal 19 Januari 2024:
Bacaan Pertama 1 Samuel 24:3-21
“Aku tidak akan menjamah Saul sebab dialah orang yang diurapi Tuhan.”
Pada suatu hari Saul mengambil 3000 orang pilihan dari seluruh orang Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu Kambing Hutan. Maka sampailah Saul ke kandang-kandang domba di tepi jalan.
Di sana ada gua, dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian dalam gua itu.
Lalu berkatalah orang-orang itu kepada Daud, “Telah tiba hari yang dikatakan Tuhan kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu.
Maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik!” Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena telah memotong punca jubah Saul.
Lalu ia berkata kepada orang-orangnya, “Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi Tuhan; dijauhkanlah aku dari menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan.”
Maka bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru kepada Saul dari belakang, katanya, “Tuanku Raja!” Saul menoleh ke belakang.
Maka Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah. Lalu berkatalah ia kepada Saul, “Mengapa engkau percaya akan perkataan orang-orang yang mengatakan:
Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu? Ketahuilah, pada hari ini Tuanku sendiri melihat, bahwa hari ini Allah menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu.
Ada orang yang menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan. Lihatlah ini, Bapaku! Lihatlah punca jubahmu ada dalam tanganku.
Dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari kejahatan dan pengkhianatan,
dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
Tuhan kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau! Tuhan kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau; seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasiklah timbul kefasikan. Sungguh, tanganku tidak akan memukul engkau!
Terhadap siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing mati! Seekor kutu saja! Sebab itu Tuhan kiranya menjadi hakim yang memutuskan perkara kita!
Kiranya Dia memperhatikan dan memperjuangkan perkaraku! Kiranya Ia memberi keadilan kepadaku dengan melepaskan aku dari tanganmu.”
Setelah Daud selesai menyampaikan perkataan itu, berkatalah saul, “Suaramukah itu, ya anakku Daud?” Sesudah itu dengan suara nyaring menangislah Saul.
Katanya kepada Daud, “Engkau lebih besar daripada aku, sebab engkau telah melaukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu.
Telah kautunjukkan pada hari ini, betapa engkau telah melakukan yang baik kepadaku: Walaupun Tuhan telah menyerahkan aku ke dalam tanganmu, engkau tidak membunuh aku.
Apabila seseorang menangkap musuh, masakan dilepaskannya dia pergi dengan selamat? Tuhan kiranya membalaskan dengan kebaikan apa yang kaulakukan kepadaku pada hari ini.
Dari ini semua, sesungguhnya aku tahu, bahwa engkau pasti menjadi raja dan jabatan raja Israel akan tetap kokoh dalam tanganmu.”
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 57:2.3-4.6.11
Ref. Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku.
Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; di bawah sayap-Mu aku akan bernaung sampai berlalulah malapetaka ini.
Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah yang mengerjakan segalanya bagiku: Kiranya Ia mengirim utusan dari surga dan menyelamatkan daku, mencegah orang-orang yang menganiaya aku; semoga Allah mengirimkan kasih setia dan kebenaran-Nya.
Bangkitlah mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu meliputi seluruh bumi! Sebab, kasih setia-Mu menjulang setinggi langit, dan kebenaran-Mu setinggi awan-gemawan.
Bait Pengantar Injil 2 Korintus 5:19
Ref. Alleluya
Dalam diri Kristus Allah mendamaikan dunia dengan Diri-Nya dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita
Bacaan Injil Markus 3:13-19
“Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk menyertai Dia.”
Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia, untuk diutus-Nya memberitakan Injil, dan untuk menerima dari Dia kuasa mengusir setan.
Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, yang keduanya Ia beri nama Boanerges,
yang berarti anak-anak guruh; selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik Hari Ini
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, dalam bacaan Injil Markus 3:13-19 hari ini, kita diberikan kisah tentang “Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk menyertai Dia.”
Dalam panggilan-Nya, Yesus tidak mengenal batasan atau kriteria tertentu. Bahkan, mungkin mereka yang dipanggil-Nya tidak dianggap layak menjadi murid-Murid-Nya. Tetapi, Yesus melakukan sesuatu yang istimewa ketika memanggil mereka. Ia naik ke atas bukit dan berdoa sebelum membuat keputusan yang sangat penting. Inilah bukti bahwa dalam panggilan-Nya, Yesus selalu bersama dengan Bapa-Nya.
Panggilan Yesus kepada dua belas murid-Nya menunjukkan bahwa Tuhan bekerja dengan cara yang penuh rahasia dan kadang-kadang sulit dipahami oleh akal manusia. Pikiran Tuhan seringkali berbeda dengan pikiran manusia. Sehingga, saat kita merenungkan panggilan ini, mari kita membuka hati dan pikiran kita untuk menerima kehendak Tuhan yang misterius ini.
Injil hari ini mengajarkan bahwa panggilan Yesus tidak hanya ditujukan kepada kalangan religius atau mereka yang memilih hidup biara. Sebaliknya, panggilan ini adalah panggilan umum, melibatkan setiap orang yang telah menerima Sakramen Pembaptisan. Setiap dari kita, karena kita telah memperoleh Sakramen Pembaptisan, telah mendengar panggilan-Nya dan datang kepada-Nya.
Panggilan ini mencerminkan bahwa setiap orang memiliki peran dan tugas unik dalam melayani Kerajaan Allah. Sebagai umat Katolik, kita dipanggil untuk menyertai Yesus dalam misi penyelamatan-Nya dengan penuh kasih dan pertimbangan.
Datanglah kepada-Nya dengan hati yang tulus, seperti orang-orang yang dikehendaki-Nya datang kepada Yesus. Panggilan ini bukanlah panggilan yang terbatas pada zamannya saja, tetapi berlangsung hingga hari ini. Kita diminta untuk merespons panggilan-Nya dengan sukacita dan ketaatan.
Pelajaran lain yang bisa diambil dari para murid yang dipilih adalah bahwa setiap orang memiliki peran penting dalam menyebarkan Injil dan mengusir kegelapan. Sebagai umat Katolik, kita dipanggil untuk menjadi saksi kasih Kristus di dunia ini melalui berbagai bentuk pelayanan, baik dalam keluarga, lingkungan kerja, maupun komunitas kita.
Namun, kita harus menyadari bahwa panggilan ini tidak selalu mudah. Seperti Yudas Iskariot yang kelak mengkhianati Yesus, kita bisa menghadapi cobaan dan godaan. Oleh karena itu, mari berdoa agar Tuhan senantiasa memperkuat iman kita dan memberikan kemampuan untuk setia dalam panggilan-Nya.
Dengan merenungkan panggilan ini, semoga kita dapat menjalani kehidupan dengan kesadaran akan tugas kita dalam menyebarkan kasih Allah. Mari kita bersama-sama mengikuti jejak para murid, mengabdi dengan setulus hati, dan menjadi saksi cahaya Kristus di dunia ini.
Doa Penutup
Tuhan yang Maha Kudus, dalam cahaya panggilan-Mu, semoga hati kami tulus menerima dan menjalani peran unik dalam kasih-Mu. Bimbinglah kami menjadi saksi setia, menyebarkan sinar kasih-Mu.
Amin.