Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita bahas Injil Katolik buat Hari Selasa, 16 Januari 2024.
Kalender Liturgi hari Selasa, 16 Januari 2024, merupakan Hari Selasa Pekan Biasa II, juga hari peringatan kepada Santa Priscila, Santo Marsellus I, Paus dan Martir, Santo Honoratus, Uskup dan Pengaku Iman dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak susunan lengkap Bacaan Injil dan Renungan Katolik hari ini, tanggal 16 Januari 2024:
Bacaan Pertama 1 Samuel 16:1-13
“Samuel mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya dan berkuasalah Roh Tuhan atas Daud.”
Setelah Raja Saul ditolak, Tuhan bersabda kepada Samuel, “Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah.
Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.”
Tetapi Samuel berkata, “Bagaimana mungkin aku pergi? Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku.” Maka Tuhan bersabda, “Bawalah seekor lembu muda dan katakan:
Aku datang untuk mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Kemudian undanglah Isai ke upacara pengurbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat.
Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu.” Samuel berbuat seperti yang disabdakan Tuhan, dan tibalah ia di Kota Betlehem.
Kemudian Samuel menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki, dan mengundang mereka ke upacara pengurbanan itu.
Lalu mereka itu masuk. Ketika melihat Eliab, Samuel berpikir, “Sungguh, di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya.”
Tetapi bersabdalah Tuhan kepada Samuel, “Janganlah terpancang pada paras atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Allah melihat hati.”
Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel. Tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Dia ini tidak dipilih Allah!” Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata, “Orang ini pun tidak dipilih Tuhan!”
Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Semuanya ini tidak dipilih Tuhan.”
Lalu Samuel berkata kepada Isai, “Inikah semua anakmu?” Jawab Isai, “Masih tinggal yang bungsu, tetapi ia sedang menggembalakan domba.”
Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Kulitnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok.
Lalu Tuhan bersabda, “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu, dan mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya.
Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh Tuhan atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 89:20.21-22.27-28
Ref. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku.
Pernah Engkau berbicara dalam penglihatan kepada orang-orang yang Kaukasihi. Engkau berkata, “Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang pahlawan, telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu.
Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.”
Dia pun akan berseru kepada-Ku, “Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.” Aku pun akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi Yang Tertinggi di antara raja-raja bumi.
Bait Pengantar Injil Efesus 1:17-18
Ref. Alleluya
Bapa Tuhan kita Yesus Kristus akan menerangi mata budi kita, agar kita mengenal harapan panggilan kita. Alleluya.
Bacaan Injil Markus 2:23-28
“Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.”
Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?”
Jawab Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan?
Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?”
Lalu kata Yesus kepada mereka, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik Hari Ini
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada Renungan Harian Selasa, 16 Januari 2024, kita memasuki perenungan yang mendalam melalui bacaan Injil Markus 2:23-28. Kisah ini menggambarkan keistimewaan Hari Sabat dan pesan penting yang disampaikan oleh Yesus Kristus, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.”
Sabat, sebagai salah satu dari sepuluh perintah Allah, menjadi hari yang dihormati dengan aturan yang rinci. Dalam konteks ini, murid-murid Yesus menarik perhatian orang Farisi karena memetik gandum di hari Sabat, dianggap melanggar aturan.
Yesus memberikan solusi dengan merujuk pada Kitab Perjanjian Ibrani. Dia mengingatkan mereka tentang peristiwa ketika Raja Daud dan pengikutnya, dalam keadaan lapar, memasuki rumah Tuhan untuk mengambil roti persembahan, yang seharusnya hanya boleh dimakan oleh para imam.
Dari sini, Yesus memperkenalkan dua prinsip penting. Pertama, bahwa “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk Hari Sabat.” Kedua, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Tuan atas Hari Sabat. Dalam kata lain, Yesus menegaskan bahwa ada hukum yang lebih tinggi dari hukum tertulis, yaitu hukum yang ditempatkan oleh Sang Pencipta di dalam kodrat manusia, yaitu kebutuhan mendesak yang melampaui aturan tertulis.
Prinsip ini mengajarkan bahwa segala hukum, termasuk aturan agama, memiliki tujuan untuk kesejahteraan manusia. Ketaatan bukan hanya soal patuh pada kata-kata tertulis, tetapi lebih pada kebaikan dan kebutuhan manusia. Rasa lapar Daud dan pengikutnya mengungkapkan bahwa kebajikan sejati terletak dalam ketaatan yang membawa kebaikan bagi sesama, melebihi ketaatan literal terhadap aturan agama.
Buat kita umat Katolik, pesan ini menjadi panggilan untuk memahami bahwa ketaatan pada hukum Tuhan bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana untuk mencapai kebaikan bersama. Kita diajak untuk mengutamakan kasih, keadilan, dan kebutuhan sesama dalam setiap tindakan kita, sehingga ketaatan kita memiliki nilai sejati di mata Tuhan. Dalam keseharian kita, marilah kita merenungkan bagaimana kita dapat menghidupi prinsip bahwa segala hukum adalah untuk manusia, bukan sebaliknya.
Doa Penutup
Ya Tuhan yang Mahabijaksana, dalam setiap langkah kehidupan kami, ajarilah kami meneladani ajaran Yesus sebagai Tuan penguasa alam semesta. Bimbinglah kami agar dalam upaya menata hidup bersama, setiap tindakan kami membawa kebaikan bagi banyak orang.
Amin