Kulit ketiak yang gelap dapat disebabkan oleh faktor genetika dan fluktuasi hormon.
Menurut dokter kulit Roby Gmyrek, hal itu juga bisa disebabkan oleh hiperpigmentasi pasca-inflamasi akibat waxing, rambut yang tumbuh ke dalam, atau reaksi alergi terhadap deterjen atau produk tubuh.
Kadang-kadang, kegelisahan berlebihan yang terjadi pada area ketiak harus disalahkan. “Kelebihan keringat membuat area ketiak sensitif terhadap keringatnya sendiri. Ini disebut dermatitis kontak iritan,” kata dokter kulit Kseniya Kobets.
Seperti halnya hiperpigmentasi pada bagian tubuh lainnya, kulit ketiak yang gelap umumnya tidak berbahaya.
Bahkan jika masalah ini baru muncul dan tidak terlalu parah, hiperpigmentasi mungkin akan hilang dengan sendirinya,” kata Dr. Kobets.
Lebih baik menunggu karena kulit ketiak lebih halus dan tipis dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya, sehingga lebih mudah terpengaruh oleh produk topikal.
Namun, jika Anda ingin mempercepat proses mencerahkan ketiak, Dr. Gmyrek mengatakan penting untuk bekerja sama dengan dokter kulit.
Dokter Kulit mampu menangani penyebab mendasar ketiak hitam dan mengesampingkan kondisi medis seperti kehamilan, eksim, psoriasis, atau diabetes.
Perhatikan kebiasaan-kebiasaan yang tanpa Anda sadari, membuat ketiak menghitam:
- Cara Mencukur
Jika Anda memilih untuk memiliki ketiak yang tidak berbulu, “gosokan dan gesekan fisik dapat menyebabkan iritasi dan kemerahan yang akhirnya berubah menjadi perubahan warna menjadi cokelat seiring waktu,” kata Dr. Kobets.
Jangan mengambil risiko mencukur dalam keadaan kering atau hanya menggunakan air, karena itu dapat menyebabkan gesekan.
“Pastikan untuk menggunakan krim cukur agar pisau cukur meluncur dengan lancar tanpa merusak kulit,” katanya.
2. Menggunakan Eksfoliasi
Dalam hal mengelupaskan kulit ketiak dengan eksfoliasi, ternyata mempunyai efek baik dan efek negatif bila caranya tidak tepat.
“Eksfoliator bisa berguna, tetapi akan lebih efektif untuk hiperpigmentasi yang hanya bersifat permukaan dan tidak akan sepenuhnya menghilangkan hiperpigmentasi yang lebih dalam,” kata Dr. Gmyrek.
Jika hiperpigmentasi Anda hanya dangkal, eksfoliator kimia adalah pilihan terbaik.
“Mungkin jika eksfoliatornya sangat lembut. Cari produk yang dirancang khusus untuk kulit sensitif dan kurangi frekuensi penggunaannya menjadi satu kali seminggu untuk melihat bagaimana ketiak Anda bereaksi,” kata Dr. Gmyrek.
Jika Anda mengalami reaksi alergi, kemungkinan besar Anda akan mengalami lebih banyak hiperpigmentasi pasca inflamasi.
Untuk keamanan, cobalah produk yang dirancang dan diuji khusus untuk area ketiak Anda.
3. Perawatan Topikal
Karena kulit ketiak terlipat secara alami, “hal ini menyebabkan peningkatan kelembapan dan suhu di area tersebut, yang juga dapat meningkatkan penyerapan obat topikal,” kata Dr. Gmyrek.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan produk dan bahan yang Anda gunakan di area tersebut.
Mulailah dengan perlahan dan gunakan jumlah yang sangat sedikit.
“Saat Anda mengoleskan produk di area tersebut, pastikan semua produk deodoran sebelumnya telah dihilangkan, kulit telah benar-benar bersih, dan area tersebut benar-benar kering,” tambah Dr. Kobets.
4. Deodoran
Dunia deodoran dan antiperspiran bisa sangat rumit ketika berurusan dengan ketiak yang gelap.
Bagi banyak orang, wewangian dalam deodoran dapat menyebabkan iritasi dan hiperpigmentasi.
“Berhati-hatilah dengan produk yang berlabel ‘alami’ – wewangian dari minyak esensial dan wewangian yang berasal dari laboratorium dapat menyebabkan reaksi negatif pada kulit Anda,” kata Dr. Gmyrek.
Terkadang, aluminium dapat menjadi penyebab hiperpigmentasi ketiak.
“Deodoran biasa tanpa wewangian asli mengandung natrium bikarbonat, yang juga dikenal sebagai soda kue, dan tidak mengandung aluminium yang terlalu mengiritasi,” kata Dr. Kobets.
5. Penggunaan tabir surya
Kulit ketiak sangat halus dan lebih sensitif terhadap kerusakan akibat sinar matahari dan paparan sinar UV.
Oleh karena itu penting untuk melindungi kulit ketiak Anda dengan tabir surya jika Anda berencana berada di luar ruangan.
