Beberapa waktu terakhir, warganet pada heboh deh, terutama setelah aksi Gus Miftah yang jadi viral karena ucapan kasar ke tukang es teh. Nah, kejadian ini bikin orang jadi penasaran, sebenarnya asal-usul nama Gus yang disematkan ke beliau itu dari mana sih? Apakah ada gelar atau sertifikat khusus yang bisa bikin orang dipanggil Gus?
Gus Miftah dan Ucapan yang Bikin Kontroversi
Buat yang belum tahu, Gus Miftah adalah seorang ustadz yang juga menjabat sebagai utusan khusus Presiden Prabowo Subianto. Belum lama ini, ada video viral di mana Gus Miftah bercanda dengan seorang penjual es teh di Magelang.
Di situ, Gus Miftah berkata kasar ke pedagang itu, bahkan bilang kalau es tehnya banyak banget dan kalau enggak laku, ya udah itu takdir.
Ucapan ini bikin heboh banyak orang, karena meskipun maksudnya bercanda, beberapa orang merasa hal itu kurang pantas, terutama di hadapan umum.
Lalu, Apa Sih Asal-Usul Nama “Gus”?
Nah, sekarang kita balik ke soal “Gus” ya, gengs. Sebetulnya, sebutan Gus bukan hal baru di Indonesia, apalagi di kalangan masyarakat Jawa. Kata Gus itu sebenarnya berasal dari bahasa Jawa yang dulunya digunakan untuk menyebut anak-anak keturunan raja atau keluarga keraton.
Pada masa itu, panggilan ini lebih sering kita dengar sebagai Raden Bagus atau Den Bagus. Seiring waktu, panggilan ini mulai dipakai oleh keluarga-keluarga priyayi, bukan hanya keturunan raja, dan akhirnya singkat jadi Gus.
Gus, Gelar Untuk Anak Kiai
Setelah itu, seiring perkembangan zaman, sebutan Gus mulai digunakan di pesantren, terutama di kalangan kiai-kiai dan anak-anaknya. Jadi, kalau ada yang dipanggil Gus, itu seringkali merujuk pada anak seorang kiai yang punya ilmu agama yang mumpuni.
Gus ini juga kemudian dikenal sebagai gelar yang sangat identik dengan orang-orang yang aktif di dunia dakwah, terutama dalam lingkungan Nahdlatul Ulama (NU).
Gus Miftah dan Pesan Untuk Yang Dipanggil Gus
Namun, ada satu pesan menarik nih dari Gus Kautsar, yang juga disebut Gus. Dia bilang, bagi yang dipanggil Gus, jangan malah sombong atau bangga berlebihan.
Karena sebenarnya, gelar Gus itu bukan soal kebanggaan pribadi, tapi lebih kepada menjaga nama baik orang tua yang berjuang di dunia dakwah. Jadi, kalau kalian dipanggil Gus, jangan cuma bangga, tapi juga harus berusaha jadi pribadi yang lebih baik.
Jadi, Kenapa Nama “Gus” Terkait Dengan Gus Miftah?
Mengenai Gus Miftah, sebutan Gus itu memang sudah melekat karena dia adalah anak dari seorang kiai yang berperan dalam dunia dakwah.
Tapi, setelah kejadian dia berkata kasar ke tukang es teh, banyak orang jadi bertanya-tanya dan komentar tentang sikap dan cara berdakwah yang dipakai Gus Miftah seperti berikut ini.
“Gus? Penamaan gus ini bisa di dapet darimana sih? Penamaan sendiri? Sekolah agama dulu? Sertifikat? Ijasah? Atau gimana?” tanya akun Twitter @/escargot.
“Hei Mas, Anda itu anaknya orang hebat. Sekarang berusahalah untuk kemudian memantaskan diri menjadi orang yang lumayan. Tidak usah seperti bapaknya, setidaknya lumayan,” pesan Gus Kautsar kepada orang-orang yang sombong lantaran dipanggil ‘gus’.
“Rasulullah gak pernah mengajarkan kita utk menghina, membully apalg ngatain org goblok dll berdakwah. Becandamu gak lucu miftah. Keterlaluan mulutmu menghina org gak mampu. Apa pendapat kalian ges sm miftah ini?,” tulis Umar di akun X @UmarHasibuan__, dikutip Selasa (3/12/2024).
Banyak yang merasa kalau cara Gus Miftah berdakwah dengan guyonan yang terkesan menghina itu kurang tepat, bahkan ada yang sampai mengkritiknya.
Jadi, Gus itu bukan hanya sekadar panggilan, tapi punya sejarah dan makna yang cukup dalam, terutama dalam konteks budaya Jawa dan pesantren. Nah, sekarang gimana menurut kalian tentang tindakan Gus Miftah yang viral itu? Apakah bercanda dengan cara begitu seharusnya jadi bagian dari cara berdakwah, atau malah sebaiknya dipertimbangkan lagi?