Kabar duka menyelimuti warga Kalimantan Selatan atas meninggalnya seorang ulama terkemuka, Tuan Guru H. Saifuddin Zuhri, atau yang akrab disapa Abah Guru Banjar Indah.
Beliau menghembuskan napas terakhir pada hari Minggu, 27 Rajab 1445 H, atau 7 April 2024, pada usia 71 tahun. Kepergian beliau meninggalkan duka yang mendalam bagi seluruh umat Islam, khususnya di Kalimantan Selatan.
Abah Guru Banjar Indah tutup usia di rumah Sakit Islam Sultan Agung, komplek Citra km. 17, Banjarmasin, pada pukul 10.30 Wita. Beliau dikenal sebagai pendiri Majelis Ta’lim Bani Isma’il yang berlokasi di Banjar Indah, Banjarmasin. Majelis ini rutin diadakan setiap malam Jumat setelah Sholat Isya, serta Sabtu pagi untuk jamaah perempuan.
Abah Guru Banjar Indah lahir pada 20 Oktober 1952, di Dalam Pagar, Martapura. Beliau merupakan murid dari Abah Guru Sekumpul (K.H. Zaini Abdul Ghani) serta Guru Bangil (K.H. Muhammad Syarwani Abdan Al-Banjary).
Pendidikan terakhir beliau adalah berkuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Banjarbaru. Sebelum wafat, beliau pernah mengabdi dan mengajar di Pondok Pesantren Darussalam Martapura serta bersepupu dengan Almarhum Guru Irsyad Zien (Abu Daudi) Dalam Pagar dan Tuan Guru Anang Djazouly Seman Martapura.
Ganjar Pranowo Punya Kesan Mendalam
Kepergiannya juga meninggalkan kesan mendalam bagi sejumlah tokoh, seperti Ganjar Pranowo, mantan Gubernur Jawa Tengah.
Saat berkunjung ke rumahnya pada 12 Oktober 2022, Ganjar Pranowo merasakan kehangatan dan kedamaian dari ulama ini. Mereka berbincang tentang sejarah nenek moyang Abah Guru Banjar Indah dan banyak hal lainnya.
BACA JUGA: Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 2024 Penuh Makna dan Menyentuh Hati Rekomendasi Banget Nih
Dalam pertemuan itu, Abah Guru Banjar Indah memberikan banyak wejangan dan penghormatan kepada Ganjar Pranowo, termasuk memperkenalkan camilan khas Banjar seperti Soto Banjar dan Gogodoh.
Ganjar Pranowo juga diizinkan memegang tongkat warisan turun-temurun milik Abah Guru Banjar Indah.
Tongkat berwarna coklat itu dipegang dan dicium Ganjar.
“Ini tongkat dari abah saya, abah saya dari abahnya dan seterusnya. Ini warisan turun temurun, pak,” kata Tuan Guru Banjar Indah.
Setelah ngobrol bersama, Tuan Guru Banjar Indah kemudian mendoakan Ganjar.
Ia juga sempat mengusap punggung Ganjar setelah doa selesai.
Ganjar kemudian berpamitan sambil kembali mencium tangan Tuan Guru.
“Iya tadi beliau lebih banyak cerita soal sejarah, cerita banyak hal yang sifatnya lucu sehingga memberikan nilai-nilai kesejukan dalam relasi sosial, keagamaan, membawa sejarah yang sangat panjang sekali.”
“Dan ternyata bapaknya tentara, jadi ada disiplin yang sangat luar biasa,” katanya.
Ganjar juga mengagumi Tuan Guru Banjar Indah ini.
Menurutnya, Tuan Guru Banjar Indah adalah sosok ulama yang berilmu dan selalu memberikan kesejukan.
“Beliau ini berilmu, jadi ngajinya juga di banyak tempat, menjadi santri di banyak tempat.”
Kharisma dan ilmu Abah Guru Banjar Indah memang tak terbantahkan. Pengajarannya yang menyentuh hati serta keilmuannya yang dalam telah meninggalkan jejak yang tak terlupakan bagi banyak orang.
Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT dan beliau mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya.