GENDIS.ID – Orang tua berperan penting dalam kehidupan anak-anak. Selain ibu, ayah pun berperan membantu perkembangan diri anak seperti membangun kepercayaan diri dan harga diri, serta belajar bagaimana menjadi ayah yang suportif, penyayang, dan terhubung dengan anak mereka.
Hubungan ayah dan anak yang penuh kasih sayang akan berefek positif pada prestasi anak, popularitas di antara teman sebaya, dan penyesuaian pribadi. Ayah yang penuh kasih, memberi bimbingan yang masuk akal dan tegas tanpa memaksakan kehendak mereka akan membantu meningkatkan kompetensi pada anak. Jadi ayah yang sempurna memang sulit, tapi menjadi ayah yang baik dan hebat sangat mungkin, kok.
Baca Juga: Biaya Admin Untuk Jualan di Shopee dan Tokopedia
Dilansir dari parents.com, Scott Kelby, penulis buku The Book for Guys Who Don’t Want Kids, berikut ini 7 tips untuk menjadi ayah yang baik bagi anak:
1. Tidak Perlu Khawatir Menjadi Ayah yang Baik
Semua ayah tentu ingin menjadi ayah yang baik bagi anaknya. Bagi seorang ayah muda biasanya sering panik dan khawatir saat baru memiliki anak. Jangan panik, semua akan berjalan baik asalkan ayah mau terus belajar dan berusaha. Semua hal, termasuk menjadi ayah baru, membutuhkan ilmu dan pengalaman yang didapatkan secara bertahap dan paling manjur belajar menjadi seorang ayah adalah setelah memiliki buah hati. Menurut Scott, mejadi ayah yang baik itu harus berawal dari menjadi suami yang baik, dimulai bahkan sejak dalam proses mengandung dan persalinan. Pastikan juga pernikahan sudah kuat dan kompak karena dari situlah muncul sosok ayah yang baik.
2. Jalani Kehidupan Normal Anda
Banyak pria yang mengalami perubahan saat sudah memiliki anak. Memang ada kebiasaan yang berubah setelah memiliki anak seperti lebih protektif takut terjadi sesuatu yang buruk pada buah hati bahkan tidak meninggalkan rumah 24jam. Ini tidak boleh dibiarkan terlalu lama, karena malah dapat membuat ayah menjadi stress. Tenang saja ayah, setelah beberapa minggu si kecil lahir, ayah bisa mulai hidup normal seperti sedia kala. Ajaklah istri dan bayi ikut kegiatan yang biasa dilakukan seperti: sarapan di luar rumah, belanja atau bahkan bertemu teman. Karena ketika ayah melakukan kegiatan seperti biasanya, maka bisa membuang stress dan ayah ibu bisa mendapatkan waktu untuk hidup seperti pasangan lagi, bukan dua orang manusia yang dirantai seharian di dalam rumah mengurus anak.
3. Berikan Istirahat Untuk Istri (Me Time)
Pada fase-fase awal memiliki bayi, istri sering merasakan kelelahan yang luar biasa. Karena belum terlalu cukup pemulihan tubuh setelah melahirkan, tetapi tubuh harus siap mengurus bayi dan mengASIhi. Untuk itu berikanlah waktu kepada istri untuk merawat dirinya. Ayah bisa memberikan waktu istri beristirahat dengan cara mengambil alih merawat anak sementara waktu. Hal ini penting untuk menghindari stress pada istri setelah memiliki anak, juga bisa membangkitkan semangat dan kepercayaan diri pada istri kalau suaminya ternyata perduli dan membantu anak istrinya. Ayah juga bisa semakin dekat bonding dengan sang bayi lho.
4. Temani Istri di Saat-Saat Penting
Menemani istri adalah hal yang penting. Misalnya saat bayi kontrol ke dokter atau saat bayi sering bangun tengah malam karena haus atau karena tidak nyaman dengan popoknya. Temani istri saat mengurus bayi di tengah malam, jangan biarkan istri mengurus bayi sendirian sedangkan ayah tidur pulas. Memiliki anak adalah hal yang indah, tetapi bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, pastikan ayah menemani istri untuk memberi dukungan dan istri pun merasa tak sendirian dalam merawat anak.
5. Tunjukkan cinta dan kasih sayang pada anak
Seorang anak membutuhkan cinta dan kasih sayang dari orang tuanya. Anak belum mengerti dengan ucapan / perkataan “cinta”, tetapi si kecil memahami bentuk cinta dan kasih sayang dari sentuhan dan perhatian seperti pelukan, ciuman hangat, menemaninya tidur dan bermain, yang membuat mereka merasa diperhatikan dan disayang. Beberapa ayah mungkin merasa kaku dan aneh melakukannya, tetapi hanya itulah satu-satu cara agar si kecil mengetahui rasa cinta dan sayang dari ayahnya. Pernah melihat anak melompat ke pelukan ayahnya saat ayah pulang kerja? Nah, hal itu hanya dilakukan anak yang merasa dicintai oleh ayahnya.
6. Menempatkan diri sebagai anak
Untuk menjadi seorang ayah yang baik, anda harus menempatkan diri sebagai anak tersebut. Dengan menempatkan diri sebagai anak, maka Anda juga dapat berpikir apakah Anda akan suka jika diperlakukan seperti itu. Coba rasakan perlakuan terbaik yang anda sukai sewaktu kecil. Cara ini dapat menghindarkan anda dari sosok orang tua yang otoriter dan tidak disukai anak. Selain itu, seluruh anak terlahir berbeda sehingga anda tidak dapat memaksakan berbagai macam hal pada anak.
7. Jangan Pernah Menyakiti Keluarga
Dengan alasan apapun tidak ada yang akan membenarkan anda untuk menyakiti anak dan istri! Menyakiti anak atau ibunya dengan kekerasan fisik dan mental akan menanam benih yang tidak baik pada jiwa sang anak. Tanamkanlah benih yang baik kepada anak agar anak tumbuh menjadi anak yang tidak menyukai kekerasan. Jadi ketika anak sudah besar, ia akan bangga mengatakan kepada orang lain kalau ayahnya adalah sosok panutan yang baik dan penuh kasih sayang.