Ratu sinetron yang telah lama tak terdengar kabarnya, Lulu Tobing, baru-baru ini muncul dalam sebuah video di kanal Youtube milik Melaney Ricardo.
Dalam video tersebut, ia berbicara tentang gaya hidup slow living.
Lulu Tobing mengungkapkan bahwa ia menikmati kehidupannya saat ini tanpa terbebani oleh banyak pekerjaan.
Ia bahkan menyatakan bahwa dirinya tidak iri dengan orang-orang yang masih sibuk mendapat pujian dari orang lain.
“Kalau saya tidak memiliki pekerjaan, saya benar-benar menikmati kehidupan saya sekarang. Akhirnya, saya tidak iri dengan orang-orang yang terus dipuji,” ungkap Lulu Tobing.
Dalam menjalani hidup, aktris yang populer di era 90-an ini mengakui bahwa ia tidak memiliki ambisi dan tidak tertarik untuk berkompetisi.
Ia memilih untuk hidup santai dan menikmati setiap momen dengan perasaan yang tenang.
“Gaya hidup saya sangatlah lambat. Saya bukanlah orang yang kompetitif dan tidak ambisius. Saya hidup dengan sangat lambat. Seumur hidup, saya tidak pernah memiliki ambisi besar, saya hanya mengikuti alur hidup dengan apa adanya,” katanya.
Gaya hidup slow living, seperti yang dijelaskan oleh psikolog klinis Anastasia Sari Dewi, berkaitan dengan penerimaan diri terhadap kehidupan yang sedang dijalani.
Orang yang mengadopsi gaya hidup ini cenderung lebih fokus pada proses alam dan lingkungan sekitar, mengurangi ketergantungan pada teknologi, serta berusaha memastikan fungsi hidupnya tetap berjalan harmonis.
Meskipun gaya hidup slow living memiliki manfaat positif bagi kesehatan mental, namun terkadang sulit diterapkan, terutama jika seseorang masih berada dalam fase akumulasi kekayaan atau tuntutan hidup yang padat.
Karena Lulu Tobing telah lama berkarier di dunia hiburan, ia tentu saja mampu menerapkan gaya hidup ini karena telah memiliki pondasi finansial yang kokoh.
Namun, bagaimana dengan orang lain yang mungkin ingin mengadopsi gaya hidup ini di masa depan?
Jika Anda berambisi menerapkan gaya hidup slow living di masa pensiun atau saat mencapai kebebasan finansial, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan mulai dari sekarang.
- Rencanakan untuk Hidup di Kota Kecil
Meskipun gaya hidup slow living dapat diterapkan di kota besar, namun biaya hidup yang tinggi dan tekanan lingkungan di sekitar mungkin dapat mempengaruhi Anda untuk tetap terjebak dalam rutinitas yang sibuk.
Untuk mewujudkan gaya hidup ini, pertimbangkan untuk hidup di kota kecil ketika Anda pensiun atau saat kondisi finansial telah mencukupi.
Lakukan riset mengenai harga properti dan biaya hidup di kota tersebut, sehingga Anda dapat merencanakan kapan tepatnya Anda akan pindah dan menetap di sana.
2. Bangun Pondasi Finansial yang Kokoh
Sebelum Anda dapat menerapkan gaya hidup slow living, pastikan Anda telah bekerja keras untuk menciptakan pondasi finansial yang baik.
Hal ini termasuk memiliki dana darurat dan jaminan kesehatan yang memadai.
Pondasi finansial ini penting untuk melindungi kekayaan Anda dari risiko dan ketidakpastian di masa depan.
3. Lakukan Investasi Secara Rutin
Agar Anda bisa menerapkan gaya hidup slow living lebih cepat, mulailah berinvestasi sejak dini setelah pondasi finansial terbentuk.
Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan jangka waktu investasi Anda.
Semakin lama jangka waktu investasi Anda, semakin banyak pilihan instrumen yang fleksibel.
Namun, jika jangka waktu investasi Anda lebih pendek, lebih disarankan untuk memilih instrumen dengan risiko yang rendah.
Dengan merencanakan secara matang dan membangun pondasi finansial yang kokoh, Anda dapat mewujudkan gaya hidup slow living di masa depan.
Hidup dengan lebih santai, menikmati setiap momen, dan fokus pada hal-hal yang lebih bermakna akan menjadi pilihan yang lebih memuaskan bagi banyak orang di era modern yang serba cepat dan sibuk.