Bank Indonesia baru aja naikin BI rate, yang artinya suku bunga acuan, nih, guys. Jadi, sekarang BI rate-nya jadi 6,25%. Selain itu, suku bunga deposit facility juga naik jadi 5,5%, dan suku bunga lending facility naik jadi 7%.
Nah, ini kenaikan pertama BI rate tahun ini loh, setelah terakhir kali naik bulan Oktober 2023. Kenapa mereka naikin? Gubernur BI, Perry Warjiyo, bilang kenaikan ini buat nguat-in nilai tukar rupiah, terutama menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang lagi kacau.
Perry juga bilang, langkah ini buat jaga inflasi tetap stabil, dengan target di kisaran 2,5% plus minus 1% tahun ini. Dia juga mau pastiin inflasi tetap terkontrol sampai 2025, sesuai kebijakan BI yang mau stabilin ekonomi.
Meski naikin suku bunga, BI juga pastiin kebijakan yang lain tetap berjalan. Mereka juga mau tingkatkan digitalisasi sistem pembayaran buat memperkuat infrastruktur dan industri pembayaran digital.
Jadi, intinya, langkah ini diambil buat dukung pertumbuhan ekonomi yang lebih baik ke depannya, ya guys!
BACA JUGA: Viral! Kasus Korupsi Rp 3.000 Triliun, Apakah Ini Benar atau Hoax, Cek Fakta Sebenarnya
Dampak Kenaikan BI Rate Sama Indonesia
Kabar Bank Indonesia BI yang baru aja naikin suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin jadi 6,25 persen ditanggapi Hans Kwee, seorang ahli keuangan dan pasar modal, kenaikan BI-Rate ini sebenarnya bakal berdampak positif buat pasar modal Indonesia, loh!
“Kenaikan BI- Rate positif bagi pasar karena berpotensi memperkuat rupiah,” kata Hans dikutip dari ANTARA, Jakarta, Rabu 24 April 2024.
Dia bilang, kenaikan BI-Rate bisa memperkuat nilai tukar rupiah kita. Dengan naiknya suku bunga BI, diharapkan juga akan ada perbedaan suku bunga yang tinggi, jadi semoga dana asing bisa masuk ke pasar modal kita.
Selain itu, menurutnya, sentimen terhadap sektor perbankan di pasar modal Indonesia juga diharapkan tetap stabil karena kinerja fundamental perbankan di tanah air lagi bagus.
Jadi, melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 23-24 April 2024, BI memutuskan untuk naikin suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin jadi 6,25 persen, sebagai langkah memperkuat stabilitas nilai tukar dan mencegah pertumbuhan ekonomi dari dampak negatif global.
BI juga menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 25 basis poin jadi 5,5 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 25 basis poin jadi 7 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo juga mengatakan keputusan tersebut diambil untuk memastikan inflasi tetap sesuai target 2,5 persen plus minus satu persen pada 2024 dan 2025 sejalan dengan kebijakan moneter yang mendukung stabilitas.
“Kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari risiko global yang mungkin memburuk serta sebagai langkah pencegahan dan antisipasi untuk memastikan inflasi tetap sesuai target,” kata Perry.