GENDIS.ID – Bisnis Food and Beverage (F&B) saat ini sedang sangat marak. Meski pandemi melanda, bisnis ini sepertinya tidak akan kehabisan bahan bakar untuk tetap bertahan. Sayangnya, dari pertumbuhan bisnis makanan dan minuman yang semakin berkembang, terdapat persaingan yang sangat ketat. Dari persaingan yang sangat ketat ini, tidak jarang kita menemukan beberapa bisnis yang harus gulung tikar atau gulung tikar.
Konsep Bisnis Yang Berkelanjutan
Karena bisnis makanan dan minuman memiliki tingkat persaingan yang tinggi, setiap wirausahawan perlu mengupayakan kemampuannya agar dapat berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul konsep keberlanjutan yang harus selalu dipikirkan oleh setiap pengusaha. Menariknya, konsep sustainability itu sendiri bukan hanya soal profit, tapi ada beberapa hal lain yang membuat bisnis F&B menjadi sustainable.
3 Hal dalam Konsep Bisnis Yang Berkelanjutan
Menurut F&B Business Storyteller, Hartono Moe, menyatakan ada tiga hal yang ada dalam konsep bisnis yang berkelanjutan.
“Ada tiga poin bisnis yang masuk dalam kategori berkelanjutan,” kata Hartono.
Menurut Hartono, tiga hal dalam bisnis yang berkelanjutan adalah profit, kedua people dan ketiga adalah planet. Lebih lanjut Hartono menyatakan bahwa tiga hal dalam konsep bisnis berkelanjutan harus meningkat dari tahun ke tahun. Dari sinilah kemudian bisnis F&B harus memiliki tim yang bekerja untuk ketiga konsep tersebut.
Yang pertama adalah keuntungan jelas merupakan hal yang nyata dan tegas untuk dilakukan setiap bisnis, termasuk bisnis makanan dan minuman. Sedangkan konsep people berarti bagaimana perusahaan mempengaruhi dan merawat serta mendatangkan manfaat bagi pekerja, buruh, dan masyarakat.
Keberlanjutan Bumi
Hal yang tak kalah penting dari konsep bisnis berkelanjutan ini menurut Hartono adalah planet. Maksud dari planet ini adalah bahwa bisnis F&B seharusnya tidak hanya memikirkan bagaimana menghasilkan keuntungan, tetapi juga bagaimana memikirkan keberlanjutan bumi.
“Hal penting lainnya adalah planet ini. Berbisnis bukan hanya mencari untung, tetapi juga bagaimana bisnis memandang bumi,” kata Hartono.
Kini konsumen sendiri sudah mulai memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan ingin berperan membantu mengurangi sampah kemasan dalam hal pengiriman makanan.
“Berdasarkan riset bisnis, akan lebih baik jika mereka menerapkan konsep keberlanjutan dalam bisnis mereka. Dalam penelitian ini, satu dari dua konsumen ingin mengurangi sampah, terutama barang-barang seperti kantong plastik, tisu, atau kemasan saus,” kata Hartono.
Lebih lanjut Hartono mengatakan, saat ini dua dari lima orang bersedia membayar ekstra hingga Rp 4.500 untuk kemasan ramah lingkungan. Dari sini, para pelaku bisnis harus mulai berpikir untuk menerapkan bisnis yang berkelanjutan.
Cara Bisnis Yang Berkelanjutan
Untuk menerapkan konsep sustainability, khususnya pada poin ketiga ini, Hartono mengatakan, para pelaku bisnis perlu mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Contoh bahan ramah lingkungan yang dapat digunakan sebagai pengganti plastik adalah daun pisang.
“Sebelum menggunakan kantong plastik sekali pakai atau styrofoam, atau kertas plastik coklat. Sekarang banyak yang menggunakan bahan alternatif, seperti daun pisang,” jelas Hartono.
Tidak hanya menggunakan pengganti plastik, bisnis F&B juga perlu mengurangi limbah makanan untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan.
“Dalam bisnis F&B, kita harus mengurangi limbah makanan sebanyak mungkin. Kita harus menerapkan standar yang bisa mengurangi food waste,” kata Hartono.
Kehadiran DamaGo
Bagi Anda para pebisnis F&B yang ingin mendapatkan bahan untuk konsep berkelanjutan ini dengan mudah, kini Anda bisa memanfaatkan aplikasi DamaGo. Startup Indonesia-Korea ini hadir dengan menggabungkan teknologi dan kreativitas untuk membuat aplikasi smartphone bagi bisnis F&B untuk terhubung dengan pemasok.
Kehadiran DamaGo memang berusaha menyelesaikan masalah ini dengan memberikan layanan penghubung antara pemasok dan bisnis F&B di Yogyakarta melalui aplikasi smartphone. Sehingga dengan memanfaatkan aplikasi DamoGO, para pelaku usaha akan dapat menerapkan operasi bisnis yang berkelanjutan dan efisien, dengan memperpendek proses rantai pasok, mengurangi emisi dan biaya, serta mendukung kelangsungan usaha petani dan pemasok skala kecil dan menengah.